Senyum cakra menguar, tangannya menyisir rambut yang masih basah. Aura ketampanan yang diakui oleh semua orang termasuk dirinya, merekah di gerbang sekolah.
"Wohhh gua ngga nyangka banget dandan sampe setengah jam, berasa pengen ketemu sama doi aja gua, " Lagi lagi cakra menyisir rambut dengan tangan di jendela pos satpam.
"Tumben datengnya nambah siang? " Suara penjaga sekolah dari pintu pos membuat cakra lebih menunjukkan pesona nya.
"Gimana om? Gua udah bening belom? " Penjaga sekolah menatap penampilan cakra dari atas sampai bawah. Nambah berantakan dari sebelum sebelumnya!
"Mau nembak cewek? Ceweknya suka tipe badboy kah? Urakan bener, " Penjaga sekolah menilai. Soalnya rambut cakra masih tampak basah, pesona yang jarang bisa di tolak oleh wanita. Bahkan di bahunya masih tersampir jaket.
"Dih, gitu amat penampilan gua? " Cakra jadi tidak yakin dengan penampilannya. Perasaan dia sudah merasa makhluk paling tampan di bumi tadi.
"Iya, itu rambut basah gitu. pake minyak rambut seberapa banyak? " Penjaga sekolah menunjuk kepala cakra.
"Hah? Ngga pake minyak rambut, itu pake air kran, " Cakra menunjuk kran di dekat pos satpam.
"Memang tergantung orang ternyata, " Penjaga sekolah menggeleng prihatin sebelum berlalu menutup gerbang.
Meninggalkan cakra yang masih bingung dengan ke adaan. "Emang kenapa kalau pake air kran? Kalau gua basahin dari rumah nyerep di helm lah, "
Tak ambil pusing cakra lagsung berlari kecil menuju kelasnya. Senyumnya terlihat melihat iman yang datang dari arah berlawanan.
"si damar di mana? " Cakra menepuk pundak iman. Sedikit kagum dengan Aura anak alimnya yang sangat kentara dari air bekas wudhu, masih tersisa.
"Nyambut anak rajawali, mereka dateng dari jam tujuh tadi. Pas anak anak belum pada dateng," Jawaban iman membuat cakra mengangguk mengerti.
"Berarti hari ini lo ngga bareng damar? " Gelengan iman membuat cakra menaikkan alis bingung.
"Bareng, gua ke sekolah jam tujuh bareng dia. Mangkanya tadi mampir, " Iman menunjuk belakang, arah tempatnya berasal tadi. Arah mushala sekolah.
"Real temen, dah lah yok kesana! " Cakra menarik tangan iman ke arah lain. Padahal mereka baru saja tiba di depan pintu. Sengaja berlari cepat, soalnya guru sudah terlihat dan sempat menunjuk ke arahnya tadi.
"CAKRA! KALAU MAU BOLOS JANGAN BAWA ANAK KESAYANGAN SAYA! " Teriakan guru agama membuat cakra tertawa riang. Moodnya sedang bagus saat ini.
"Minjem bentar pak! " Balasan dari cakra membuat iman menatap tak enak pak guru. Nambah juga makhluk ngga ada adab di sekitarnya.
"Untung nak iman kuat, ngga cuma si damar, sekarang malah nempel si cakra,"
Guru itu menghela nafas sebelum memboloskan murid kesayangannya di absen. Agak tidak tega, tapi inilah peraturan.*****
Cakra tersenyum senang, akhirnya mereka sampai di ruangan indoor yang di gunakan untuk menyambut sekolah rajawali.
"Cakra, kita bisa bisa di catet bolos lho, " Iman menatap garang cakra yang nampak santai mencari tempat duduk.
"Ya pasti lah, ngga mungkin di catet dispen, " Cakra menepuk tempat duduk di sebelahnya. Ia memutuskan untuk duduk di area yang tidak begitu menonjol.
Bisa salah paham kalau orang orang melihatnya terus memperhatikan Chandra.
"Kalian sama, kenapa ngga daftar basket aja? Biar sekalian bantu, apa ngga minta tolong sama damar. Atau pas istirahat kan bisa? " Iman protes namun tetap mengambil tempat di samping cakra.
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG (END)
Novela JuvenilHATI HATI! ISINYA ORANG SAKIT JIWA SEMUA cakra si anak manja, anak kesayangan, dan anak emas tiba tiba pindah ke raga anak yang memiliki kelainan jiwa? ya culture shock dong! "CAKRA MAU PULANG MAMI!!! " "gilanya bertambah, padahal bunda tidak perna...