Tapi Chandra tak bisa diam, dia harus menyelesaikan apa yang belum di selesai kan oleh Elliot. Anak itu bisa bisanya tidur duluan, meninggalkannya yang harus menyelesaikan sisanya sendiri.
Rekaman dan bukti sudah ada di tangan, tinggal backingan.
"Saya Chandra, " Chandra menatap telepon nya yang sangat cepat di angkat, yang memiliki nomor seperti nya bukan tipikal berduka yang alay.
"Kenapa? " Sahutan dari sebrang membuat cakra menatap kembali bukti di tangannya. "Elliot, pengen saudaranya ikut nyelesein apa yang dia mulai. Maps udah gua kirim, buru! Nanti keburu adek lo jadi Ubi, " Chandra buru buru mematikan telpon alamat denger omelan kalau hpnya tetap hidup.
*****
Cakra mengedipkan matanya pelan, ah... Ada alasan kenapa ia bisa bangun dengan cepat. Yang di hajar tadi si Chandra, jadi sepertinya tidak terlalu berpengaruh kepadanya? Tapi jujur rasa sakit itu ada.
"El? Lu belum bangun? " Tak ada sahutan, sepertinya Elliot benar benar masih mengistirahatkan tubuhnya "beh kebo, tapi kok gua masih disini sih? Bukannya balik-" Cakra menghentikan ocehannya begitu matanya bertubrukan dengan mata bulat milik miya.
"Kak cakra, Aku... Mau ngobrol sama kakak sebentar boleh? Sambil liat sunset, " Senyum miya membuat cakra terdiam. Ia merasa, senyum itu memiliki arti tersembunyi.
Tapi bukan berarti itu buruk, tempat yang di tunjukkan oleh miya benar benar bagus. Tempat ia berada saat ini berada di lantai paling atas rumah sakit, pemandangan sunset memang paling indah dilihat dari tempat yang tinggi.
"Tenang ga kak? " Miya yang mendorong kursi roda cakra berdiri di samping kursi. Memandang sekeliling dengan penuh senyuman.
"Ehm, bagus. Btw lu mau ngomong apa? " Cakra menatap lurus mata miya.
"Daddy, dia stress pas tau kematian bunda. Bunda kak elli, " Miya mengalikan pandangan, menatap lurus ke arah matahari yang terbenam.
"Oma yang sayang banget sama anak satu satunya. maksa mama buat ngejalanin operasi plastik, tukar wajah. Oma bawa mama ke Bimantara dan bilang kalau dokter salah diagnosis, davina masih hidup. Itu yang oma bilang, " Cakra diam mendengar kan, entahlah saat ini Elliot sudah bangun dan sudah bisa ikut mendengar nya atau belum.
"Daddy stress banget pas itu, ga cuma daddy. Kak elli juga demam deh pas itu, aku... Aku juga sempet drop karena bunda sama mama ilang. Aku juga ga boleh ketemu sama ayah, " Miya beralih duduk di kursi yang dekat.
"Tapi, ngeliat kejadian sekarang. daddy udah bisa ngalahin sakitnya, daddy laporin mama. Dan di waktu yang sama, Chandra sama abang yang lain laporin oma, " Miya menghela nafasnya getir.
"Disini sakit ya kak? Padahal hidup kakak sebelumnya baik baik aja kan? Ngeliat kak Chandra se effort itu untuk bantu kak cakra balik, kakak di sayang banget ya di sana? Disini pasti shock banget hehe, " Miya tertawa getir, tapi itu terlihat tulus di mata cakra.
Tunggu! Kenapa arah pembicaraan miya seakan akan dia tau mengenai-
"Miya? Apa maksud kamu ngomong-" Miya bangkit mendorong kursi roda cakra kedalam. Memotong secara halus pertanyaan yang akan di lontarkan.
"Makasi udah bantu kak elli ya kak, " Miya berhenti di ujung anak tangga.
"Makasi buat ap-" Belum selesai cakra bertanya, tangannya di tarik oleh miya, gadis itu memeluk erat badannya yang jatuh berbarengan di tangga yang lumayan tinggi itu. Dia baru berfikir, tadi kan naik lewat lift ya? Kok sekarang tangga darurat.
"Dah kak, makasih udah buat mental kak elli baik baik aja. Makasih udah hadir, kakak bisa pulang sekarang, " Miya tentunya sempat mengatakan itu, mereka terjatuh di tangga yang lumayan panjang.
Yang terakhir cakra lihat adalah miya yang tersenyum ke arahnya dan gelap- "WAH! KENAPA NASIB GUA JATOH MULU SETAN! " Cakra bangkit dari tidurnya dengan cepat, sakit juga saat badannya menabrak ujung anak tangga. Anak itu nekat juga ternyata.
"Eh? Gua... Di rumah? "
*****
Chandra sudah menyelesaikan laporan, tapi tiba tiba mandala da gerhana yang berlari panik karena mendapat telpon dari pihak rumah sakit membuat jantungnya kembali terkejut. Apalagi yang di lakukan kembarannya itu sih?
Untungnya, saat mereka tiba di UGD ranjang yang membawa miya dan Elliot lewat. Penampilan mereka tidak bisa di bilang baik baik saja, terlebih Elliot yang sebelumnya terluka parah. Semua lukanya terbuka kembali.
Baru saja Chandra hendak memegang ujung ranjang, nada dering telpon berbunyi.
"Mami... Ya ampun anaknya lagi sekarat ini, " Chandra mengangkat panggilan mommynya dengan pandangan khawatir ke arah Elliot yang terus menjauh.
"Mami aku-"
"CHANDRA! CAKRA UDAH SADAR! ANAK MAMI SADAR! " Detik itu juga, Chandra memutar haluan. Menginjak pedal gas dengan tenaga penuh, adiknya sudah pulang.
END
Cihuyy udah end nih cin, untuk EXTRAPART kita lanjut besok ya 😚
Wkwkwk ga nyangka udah selesai aja kisahnya cakra sama Elliot.
udah pulang ni si anak manja, mau syukuran tujuh hari tujuh malem dulu yaa aku di undang soalnya wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
PULANG (END)
Teen FictionHATI HATI! ISINYA ORANG SAKIT JIWA SEMUA cakra si anak manja, anak kesayangan, dan anak emas tiba tiba pindah ke raga anak yang memiliki kelainan jiwa? ya culture shock dong! "CAKRA MAU PULANG MAMI!!! " "gilanya bertambah, padahal bunda tidak perna...