[6]

288 15 0
                                    

NOTE : CERITA INI HANYALAH CERITA FIKSI,ALIAS TIDAK NYATA! *lagi gak mood gambar btw

Author POV

Langit begitu cerah, begitu juga dengan perasaan dua pemuda yang sedang makan bersama di sebuah angkringan didekat sungai.

Memang makanannya sederhana, tapi itu jadi sangat mewah dan lezat kalau sambil saling memandang satu sama lain.

Dua pemuda itu tidak lain dan tidak bukan adalah Malik dan Azre, mereka tampak sedang tertawa riang sambil mengobrol santai dan memandangi pemandangan yang indah.

Azre: "Pemandangannya indah ya, Yang Mulia?"

Azre mengatakan itu sambil melihat sungai yang berkilauan, sungai itu sangat jernih, terlihat jelas ikan yang berenang kesana-kemari sambil sesekali melompat lompat keluar dari air, di sungai itu juga terpantul bayangan Azre dan Malik.

Malik: "Iya, indah"

Merasa diperhatikan, Azre menoleh ke arah Malik.
Azre sedikit tersentak kaget melihat Malik yang sedari tadi hanya menatap ke arah nya.

Azre: "Eehh.. kamu gak lihat pemandangannya!jangan bercanda dan jangan tatap aku begitu!!"

Malik mendekatkan kepalanya ke Azre, sangat dekat.
Malik menyatukan kening mereka dan berkata lembut.

Malik: "Aku serius, pemandangan nya indah sekali.. yaitu kamu Azre"

Setelah mengatakan itu, dengan lancangnya mengecup lembut bibir orang didepannya itu.

Ok, Azre tidak bisa menahannya lagi, semburat merah langsung menyerbu kulit pucatnya sampai ke telinga.
Azre juga menjauhkan kepala Malik menggunakan tangannya.

Azre sebenarnya sangat senang, tapi ia menyembunyikannya untuk menjaga image nya sebagai lelaki sejati.

Tanpa Azre dan Malik sadari, sebenarnya dari tadi ada yang mengintip kegiatan mereka dari balik pohon.

Siapa lagi kalau bukan Genah dan Rafel, mereka yang sedari tadi mengintip aktifitas Malik dan Azre hanya bisa menatapnya sinis.

Genah: "Kita.. terlambat ya Fel?"

Rafel: "Lu mah gitu, gampang menyerah Gen.."

Genah: "apa yang harus kita lakukan..?"

Rafel: "Merebut Azre"

Genah: "Caranya?"

Rafel berpikir, ia juga tidak tau apa yang harus dilakukan untuk menarik perhatian Azre.
Tidak bisa, Rafel tidak bisa berpikir kali ini.
Yang ada di pikirannya sekarang hanya Azre, Azre, dan Azre, ia tidak bisa berpikir kalau pikirannya dipenuhi sumber masalahnya.

Rafel: "Gimana kalau kita.."

Genah: "Ayo kita bunuh Malik!"

Rafel: "HEEE?!!"

Malik dan Azre yang tadinya adem ayem, damai, tidak ada gangguan, tiba-tiba kaget mendengar teriakan seseorang. Malik segera menoleh kesana-kesini mencari sumber suara tersebut, sementara Azre hanya menunjukkan ekspresi melongo karena sudah tau siapa yang berteriak itu.

Azre hanya harus menunggu Malik mengetahui sumber suara tersebut, setelah itu, Azre bisa langsung melempar batu kearah yang ditunjuk malik.

Malik: "Ha? Diatas pohon?"

Azre: "Ah? Masak sih ah?"

Seperti rencara Azre, Ia langsung melempar batu dengan cukup kuat karena dibantu dengan kekuatan dari sihirnya.

Spadia Family - Viva Fantasy (My AU¡!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang