[4]

386 17 2
                                    

NOTE : CERITA INI HANYALAH CERITA FIKSI,ALIAS TIDAK NYATA! AUTHOR HANYA MEMINJAM NAMA SAJA!btw.. auth mau coba style yang berbeda kali ini.. muehehe

Author POV

"Temen-temen, gua mau kesana boleh?" Tanya Samsul, yang ingin meninggalkan kumpulan manusia minus akhlak itu.

"Ya terserah lu sih Sul, Lu nyasar juga gapapa" Jawab Genah, dengan nadanya yang menakutkan sekaligus membuat mental breakdown.

"Dih jahat banget lu pak" jawab Samsul kepada Genah yang memang sepertinya menginginkan Genah untuk terlenyap dari dunia ini.

Canda puh sepuh

"Kalau gua sama Via mau main ke sana boleh juga kan Pa?" Tanya Marvel sambil menggandeng Via, dan menunjuk ke arah yang ingin mereka tuju.

"Terserah! Sana hush hush" jawab Genah yang lagi-lagi dengan nada seperti bapak-bapak sedang marah, tetapi dikombinasikan dengan nada yang sedikit kalem.
Karena Genah tau, kalau duo itu mau ngebucin.

Marvel dan Via mulai berjalan meninggalkan Genah, Rafel, dan Azre.
Marvel ingin sekali mengajak Via berkeliling di kota itu.

Sekarang, hanya tersisa Genah, Rafel, dan Azre disana.
Genah merasa seperti mengasuh 2 bocil kematian utusan Windah Basudara, tepat disaat Rafel dengan tiba-tiba menarik lengan Azre, dan memaksanya berlari mengikuti Rafel.

"Woi Anj-! Gw jangan ditinggal!" Seru Genah, sambil berlari mengikuti duo bomadah (bocil kematian windah).

"Ya makanya jalan yang cepet!" Seru Rafel, sambil memperhentikan langkahnya.

"Heh! Jangan tarik-tarik dasar panglima pedang iron!" Ucap Azre marah kepada Rafel.

"Pftttt panglima pedang iron~" bisik Genah ke Rafel dengan nada menggoda, sambil menahan tawanya.

"Urusai baka" jawab Rafel ketus.

"Buset wibu" Ucap Azre mengejek Rafel, lagian orang Indo nih ada-ada aja.

"Diem lu npc" Balas Rafel kembali mengejek Azre, yang memang dari season 1 jarang banget nongol dia.

"He! Asal lo tau ya dek!" -Azre

"Bacot bet sih kalian!" Tegur Genah

"Waduh" Ucap Rafel panik (read: pura-pura)

"Kita jadi berkeliling gak sih!?" Tanya Azre yang mulai jengkel sekarang.

"Jadi kok Zre~" Ucap Genah dan Rafel bersaman, mereka berdua pun radak emosi satu sama lain.
'Dikira Azre punya dia apa?' Kompak sekali isi pikiran mereka berdua ini.

"Lu jangan tiru-tiru gua anjer" bisik Rafel ketus kepada Genah.

"Orang gua gak niru lu kok! Geer kali kau" jawab Genah dengan berbisik ke Rafel juga.

"Hihh! Jangan mancing emosi kau yah!" Seru Rafel dengan nada yang sudah tidak berbisik lagi, Azre yang mendengarnya langsung ikut bicara.

"Hah? Mancing es moci? Mana aku juga mau!!" Ucap Azre polos penuh harapan ke Rafel.

"Ayo ikut aku" jawab Rafel kepada Azre.

Lagi-lagi, Rafel menggandeng tangan Azre untuk berjalan disampingnya.
Tapi dengan lembut, dan jujur.. itu membuat Azre nyaman.

"He? Sejak kapan es moci bisa dipancing?" Tanya Genah kepada angin, dan mulai berjalan mengimbangi langkah kaki Rafel dan Azre.

Sekitar 10 menit perjalanan, Rafel menangkap bahwa ada tempat pemancingan yang cukup luas terletak di pinggiran Vermillion.
Tempat itu lumayan sepi, tapi itu mungkin karena banyak orang yang tidak suka memancing, karena tempat itu sangat indah, banyak pepohonan dan tanaman yang menghias sekeliling kolam ikan, dan lampu gantung yang menghiasi atap pemancingan.
Iya, kalau kamu membayangkan tempat pemancingan ini di pikiranmu, malah jatuhnya mirip kolam renang pesta bukan?

Spadia Family - Viva Fantasy (My AU¡!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang