01

32.1K 2.2K 33
                                    

-
--
---

Dipagi yang cerah entah ada setan apa yang merasuki Abi hingga dirinya terus tersenyum dari rumah hingga sekolah.

Tapi saat dikelas Abi terdiam mendengar pembicaraan teman sekelasnya yang meliriknya sembari berbicara keras.

"Gua ngerasa si Abi ini keknya jalang deh hihihi" Abi mengernyit bingung dan menatap perempuan perempuan itu yang seperti tak melihat tatapan nya.

"Huss jangan gede gede tuh jalangnya liat" Abi berdiri dan berjalan ke arah perempuan perempuan sialan itu.

"Apa apaan luh hah ngatain gua jalang?" Perempuan itu hanya diam tapi wajah nya seperti menahan tertawa.

"Lhoo? Bukannya lo bisa masuk dan deket itu karena caper ya?... Temen aja gak ada kok bisa masuk situ mudah banget sih, mana deket sama bang Daniel juga tuh??" Abi menatap perempuan di depannya ini, mencoba meredam amarah dengan mengepalkan tangannya.

"Kok gak jawab bener yaa? Hihihi" Perempuan itu cekikikan membuat Abi bertambah kesal.

"Bukannya yang caper itu elu ya? Kalo gak caper ke gua ke semua cowok ganteng tuh" Abi memilih mengalah sudah sering dirinya seperti ini tapi saat Abi menceritakan nya pada Daniel tak ada tanggapan dari crushnya itu.

"Gua cantik jadi gua di tanggepin, gak mungkin juga kak Daniel homo kek lo" Abi menatap perempuan itu tajam dan menggenggam tangan perempuan itu erat hingga perempuan itu meringis.

"Hee~, inget gua homo cuman buat Daniel tapi kalo Daniel gak tanggepin tinggal cari yang lebih" Perempuan itu menatap Abi jijik seperti Abi seorang jalang.

"Lagian masih mending gua gini daripada digantung, gak kayak luh yahahah" Perempuan itu menatap tak suka Abi.

"Huh... Gua banyak simpenan gak kayak lo ga laku" Abi menghela nafas jengah, bahkan mempunyai simpanan saja harus di umbar, perempuan itu tak tau saja kalau simpanan Abi seperti gunung mulai dari perempuan maupun laki-laki, setan pun ada yang naksir dengan nya.

"Terserah sih, gak peduli wlee" Dan Abi pun pergi dengan puas setelah melihat wajah marah perempuan itu.

-
--

Jam istirahat pun datang seperti biasa Abi akan ke kelas crush nya itu untuk mengganggunya.

"Danieel~" Daniel menghela nafas jengah dan menatap tajam Abi yang selalu menghampiri nya.

Abi duduk seperti tak melihat tatapan tajam dari Daniel dan tersenyum manis seperti biasa, orang orang akan merasa beruntung melihat wajah Abi yang full senyum tapi tak dengan lelaki itu yang merasa sial mendapati anggota seperti Abi.

"... Masa ya si Syila itu ngatain aku jalang, kurang adap banget" Tak ada tanggapan dari Daniel.

"..."

"Terus dia bilang aku caper, gak ada temen... Emm kalo yang katanya gak ada temen itu rill sih" Abi sumringah menampilkan wajah lucu nya.

"Gua mau belajar" Abi terdiam dan memaksa senyumnya, itu hanyalah cara halus untuk mengusirnya selalu dengan alasan belajar.

"... Gak mau aku temenin? Sekalian belajar bareng hehe" Daniel menatap datar pada Abi yang terdiam karena tatapannya.

"... Okee, bubay" Beranjak dari sana dengan wajah muram nya.

Abi menuju toilet berniat menumpahkan keluhan yang dari tadi dirinya tahan pada mata nya.

Memanyunkan bibirnya dengan sedih dan mencari dari mana alasannya salah mendekati sang ketua.

Diri nya sudah merasa pendekatan nya dengan ceria dan perhatian akan meluluhkan hati ketua nya, tapi seperti nya pemikiran itu benar benar salah.

Mungkin kah ketua nya menyukai seseorang yang lebih kalem?... Atau ketua nya menyukai perempuan...

Kok Malah Dapet Duda?? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang