Jam sudah menunjukan pukul 10 malam, Rebecca segera membereskan komputernya dan mematikan AC ruangan, dilihatnya Freen masih terlelap. Ia berjalan menghampiri Freen dan membangunkannya perlahan, ini sudah malam dan tidak mungkin untuk mereka menginap disini.
"Hei, bangun" Ucap Rebecca menggoyangkan badan Freen dengan pelan.
Freen menggeliat tapi belum membuka mata, beberapa detik kemudian baru ia membuka mata dan melihat sosok Rebecca.
"Eh? Maaf aku ketiduran" Sesal Freen, ia duduk dan merasa tidak enak terhadap Rebecca.
"Gapapa, kamu juga pasti cape, yuk pulang. Udah malem banget soalnya."
Freen mengucek matanya pelan sambil melakukan peregangan, tidurnya cukup nyenyak tapi rasa kantuk masih sangat mengusainya. Rebecca melihat itu dengan jelas.
"Aku aja yang nyetir, kunci mobil kamu mana? Kamu keliatan masih ngantuk banget."
Freen mengambil tas kecilnya dan memberikan kunci "emang gapapa? Nanti pulang kemana?"
Rebecca terdiam, apartemen Freen dan rumahnya berlawanan arah. Mau tidak mau harus memilih salah satunya. Lagi pula Rebecca membawa mobil sendiri ke kantor tapi ia juga tidak mungkin membiarkan Freen menyetir sendiri sedangkan keadaannya juga tidak memungkinkan. Saat ini saja Freen berdiri dengan mata yang tertutup lagi, benar benar terlihat sangat mengantuk.
'Apartemen Freen aja kali ya? Aku juga udah lama ga kesana' ujar Rebecca dalam hati.
Ia menggenggam tangan Freen dan keluar ruangan yang sudah dimatikan lampunya, sepanjang koridor Freen berjalan lambat tapi genggamannya sangat kuat.
"Freen, buka matanya dulu. Nanti kamu kesandung terus ja..."
Belum sempat Rebecca menyelesaikan perkataannya Freen sudah terjatuh dengan lutut yang membentur lantai. Freen merintih kesakitan.
"Aww sakit banget si, siapa yang naruh lantai disini" Omel Freen. Rebecca menggelengkan kepalanya tidak percaya.
Ia berjongkok didepan Freen."Dah, naik ke punggung aku"
"Hah?" Respon Freen heran
"Naik cepetan"
Freen menuruti keinginan Rebecca, ia naik dan mengalungkan tangannya dileher Rebecca.
'Untung lagi pake celana, jadi bisa gendong Freen kaya gini'
Tak lama Rebecca mendengar suara hembusan nafas yang teratur, ia menyangka bahwa Freen kembali terlelap.
Dengan waktu yang cukup lama akhirnya Rebecca sampai diparkiran, ia mencari mobil Freen dan ternyata tepat disamping mobil miliknya.
Rebecca menurunkan Freen perlahan, dibukakannya pintu mobil dan menyuruh Freen untuk masuk duluan. Sedangkan dia memutar untuk sampai ke kursi pengemudi.
Tak lupa memasangkan sabuk pengaman pada Freen, ia meninggalkan kantor dan ke apartemen milik Freen.
.
.
.Waktu berlalu cukup cepat, Rebecca baru saja selesai mandi karena dirinya menemukan baju yang sering dipakai Becky dilemari. Rebecca tau membuka lemari orang tanpa meminta izin itu tidak sopan makanya ia membangunkan Freen untuk meminta izin dan ternyata, masih banyak baju Becky disini.
"Becky bucin banget sama Freen ya? Sampe rela bawain baju dan tinggal disini"
Dilihatnya Freen yang masih saja terlelap,
"Ni anak hobinya tidur kali ya?, makanya Becky milih tinggal disini biar ga ovt kalo kalo Freen ga ada kabar" Ucapnya sambil terkekeh kecil.Ia naik dan tidur disamping Freen, seperti biasa ia mengamati setiap inci dari wajah Freen.
"Good night, sweet dream"
Rebecca menutup mata dan mengistirahatkan badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile (End)
Fanfictionhujan selalu menakutkan, membuat kita merasakan kekuatan alam yang sesungguhnya, hujan juga selalu membawa kenangan pahit, bahkan walau hanya rintik rintik. lalu, kamu datang. sejak itu aku tau bahwa hujan akan selalu indah jika bersamamu.