Sudah dua hari berlalu sejak Rebecca masuk rumah sakit, keadaannya kini sudah sangat membaik, ia juga bisa berbicara panjang lebar.
Keluarga Armstrong berada diruangan, mereka menyambut Rebecca dengan suka cita.
Tuan Armstrong berdiri didepan putrinya ini, ia memandangnya lama dan benar benar baru menyadari bahwa dirinya sangat mirip dengan Becky.
"Ayah minta maaf sama kamu, maaf atas semua perlakuan tidak adil yang kamu terima, maaf untuk semua kata kata yang menyakiti kamu, maaf untuk semuanya sayang. Maafin ayah"
Rebecca tidak kuasa menahan tangis, ia terharu atas semua kejadian ini. Akhirnya, ayah kandungnya sendiri mengakui bahwa ia adalah anaknya. Hal yang selama ini Rebecca cari kini terwujud.
"Makasih ayah, maaf karena Rebecca sudah berani memukul ayah. Maaf Rebecca lancang."
Tuan Armstrong memeluk putrinya ini sambil mengusap punggung dan juga mencium kepalanya cukup lama.
"Gapapa, itu ga seberapa dibanding sakit hati kamu. Maafin ayah yah, ayah janji akan selalu memperlakukan kamu dengan baik"
Rebecca mengangguk, ibu Rebecca dan Richie tersenyum senang. Mereka berpelukan dengan erat. Akhirnya keluarga mereka utuh kembali setelah semua kekacauan kemarin.
"Apa tuan Jeon masuk penjara?" Tanya Rebecca begitu ingat kejadian kemarin.
"Iya, karena anak buah tuan Jeon mengakui semuanya, rencananya untuk mencelakakan Freen dan Jungkook bersaksi untuk kasusmu. Ia akan menuntut keadilan untuk kamu."
Senyum menyembang dibibir Rebecca, ia bisa tenang sekarang.
"Ngomong ngomong, apa kamu tau dimana Freen?" Tanya Richie kemudian.
Rebecca mengangguk yakin.
"Tentu saja, akulah yang nyembunyiin Freen" Senyum lebar Rebecca tanpa merasa bersalah.
"HAH?!"
Rebecca tertawa kecil.
"Jadi, sebenernya Freen ga bener bener ilang, akulah yang ngamanin dia. Aku tau Freen ga akan aman kalo aku tinggalin di apartemen sendirian, apalagi tuan Jeon punya kuasa. Dia pasti akan mengincar Freen untuk senjata agar aku mau menikahi Jungkook." Jelas Rebecca.
"Terus? Kenapa kamu ke kantor ayah?"
"Aku mau memastikan, apa ayah jujur akan hal ini atau tidak. Makanya aku ke kantor ayah deh. Hehe" Jawab Rebecca.
Ibu Rebecca mengusap kepala Rebecca pelan,
"Kamu ngambil resiko yang besar banget, kalo kami ga dateng kemarin. Kamu bisa aja kehilangan nyawa kamu." Ucapnya
"Engga dong bu, aku udah suruh anak buah sewaanku untuk membawa polisi ke kediaman tuan Jeon kalo aku ga nelpon dia 1 jam dari telpon terakhir. Aku ngelakuin ini biar tuan Jeon bisa masuk penjara dengan kasus penganiayaan."
Semua mengangguk dan tersenyum bangga, Rebecca sudah merencanakan ini dan beruntung semuanya berjalan dengan lancar.
Soal cctv pun Rebecca lah yang merusaknya, ia sengaja dan berperilaku panik agar semua orang percaya padanya. Padahal, ia tau pasti dimana Freen.
"Dasar yaa, ibu pikir Freen benar benar hilang"
"Hehehehe" Rebecca hanya tertawa kecil.
"Kalo boleh, Rebecca mau minta izin ke ayah sama ibu buat tinggal dinegara lain. Biar Rebecca sama Freen aman."
Ibu dan ayah Rebecca mengerutkan alisnya secara bersamaan.
"Kenapa ga disini aja? Kami akan menjaga kali-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Pluviophile (End)
Fanfichujan selalu menakutkan, membuat kita merasakan kekuatan alam yang sesungguhnya, hujan juga selalu membawa kenangan pahit, bahkan walau hanya rintik rintik. lalu, kamu datang. sejak itu aku tau bahwa hujan akan selalu indah jika bersamamu.