"Haaii... gilrsss....." sapa Nadia yang baru saja masuk kedalam ruang kelas dan ikut gabung duduk bersama dengan kedua sahabat nya.
"Tumben kamu datang nya agak telat? Gak seperti bisa nya kok Nadia?" Tanya Putri yang duduk bersebelahan dengan Nadia.
"Biasa lah. Sopir aku ngantar papa dulu, baru setelah itu ngantar aku." Jawab Nadia menjelaskan kepada Putri.
"Ra!! Kantin yuukk???" Ajak Nadia pada Zahra yang dari tadi hanya berdiam tanpa berbicara.
"Gak deh. Bentar lagi kan kelas mau dimulaii." Ucap Zahra menolak ajakan Nadia.
"Iya niihhh.... Ngapain ke kantin. Bentar lagi kan ibu guru bakal masuk!! Sambung putri kepada Nadia.
"Iya deh gak jadi.." jawab Nadia pasrah kepada kedua sahabatnya.
Beberapa menit kemudian, guru pun masuk dan kelas pun kini menjadi senyap dan tertib untuk mengikuti pembelajaran.
Setelah pembelajaran selesai, semua siswa dan siswi pun keluar untuk beristirahat. Zahra dan kedua sahabat nya pun keluar berjalan menuju kantin.
Sesampai di kantin, Zahra dan kedua sahabat nya memesan makanan tak lupa juga dengan minuman nya. Setelah itu, mereka pun duduk sambil menunggu makanan datang.
"Zahra? Pulang sekolah nanti, kita nonton yukk!!" Ajak Nadia kepada Zahra.
"Iyaa Ra!! Kita kan udah lama enggak nonton bareng?" Mau lah yaa??" Sambung Putri pada Zahra.
Aku lihat dulu ya bisa apa enggak nya. Kan aku harus izin dulu sama papa dan mama?" Jawab Zahra kepada kedua sahabat nya itu.
"Pasti orang tua kamu ngizinin kok" ucap Putri sambil tersenyum.
"Iyaa.. benar tuh." Sambung Nadia pada Zahra.
"In Shaa Allah. Kalo diizinin nanti aku kabarin kalian di grup ya?" Jawab Zahra pada kedua sahabat nya itu.
"Okay" ucap Nadia dan juga Putri secara bersamaan.
Setelah selesai mengobrol bersama, makanan dan minuman yang dipesan nya tadi pun tiba. Kini Zahra dan kedua sahabatnya pun makan bersama dan setelah selesai mereke pun kembali ke kelas nya untuk mengikuti pembelajaran selanjutnya.
Kini semua pembelajaran pun telah selesai. Semua siswa dan siswi sudah dibolehkan untuk pulang. Zahra dan kedua sahabatnya itu pun menuju ke tempat pakiran.
Sesampainya disepan pakiran ternyata Zahra sudah ditunggu oleh papa nya yang datang untuk menjemput nya. Zahra pun berjalan menuju papa nya yang sedang berdiri di dekat pakiran.
"Nadia! Putri! Aku duluan yaa? Udah dijemput sama papa aku tuh?" Pamit zahra pada kedua sahabat nya sambil menunjuk ke arah papa nya yang sedang menunggunya.
"Iyaa Raa!" Jawab Nadia dan Putri secara bersamaan.
"Dadaahh!!" Ucap Zahra yang kini meninggalkan kedua sahabatnya dan menghampiri papa nya.
"Hai Papa!" Sapa Zahra dan kemudian menyalamin tangan Ryan.
"Hai sayang! Gimana hari ini disekolah? Apa anaknya Papa masih semangat?" Tanya Ryan sambil mengelus-elus pucuk kepala nya Zahra.
"Semangat dong Pa. Apalagi bentar lagi Zahra kan mau lulus." Jawab Zahra dengan sangat riang dan tersenyum pada Ryan.
"Smoga anak Papa yang gemas ini, lulus dengan nilai ya bagus." Sambung Ryan dengan mencubit gemas kedua pipi anak gadis nya itu.
"Iyaa Pa. Aamiin" jawab Zahra yang kemudian memeluk Ryan.
"Yasudah. Ayuk nak kita pulang. Mama pasti sudah nungguin tuh dirumah?" Ajak Ryan pada Zahra dan melepaskan pelukan nya Zahra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Bocil Gus Rasya
Teen FictionSeorang gadis yang bernama Zahra dipaksa menikah dengan seorang lelaki dari anak sahabat orang tua nya. Dan ternyata calon suaminya adalah seseorang yang selama ini dikagumi oleh sahabat nya yang bernama Annisa