Bab 8

92 8 0
                                    

"Ini toh, yang Ummi ceritakan semalam nak." Jawab Ustadzah Diana yang duduk disamping Aisyah sambil berkedip mata pada putri nya itu.

"Iya Ummi." Ucap Aisyah singkat sambil tersenyum pada Ustadzah Diana.

Aisyah pun menyalami tangan Ryan, Safira dan juga Zahra. Dan Aisyah pun menukar posisi nya dengan duduk di dekat nya Zahra.

"Om! Tante! Kenalin saya Aisyah Nafisha." Ucap Aisyah memperkenalkan diri nya kepada Ryan dan juga Safira.

"Iya nak, saya Ryan. Jangan panggil Om nak? Kita ini juga orang tua kamu juga. Panggil saja saya Papa Ryan dan ini Mama Safira." Tutur Ryan saat memperkenalkan diri nya.

"Iya Om. Eh.. maksudnya Papa Ryan." Jawab Aisyah dengan salah kemudian membenarkan panggilan nya. Dan Ryan pun tersenyum mendengarkan ucapan dari Aisyah.

"Mashaa Allah Aisyah.. kamu cantik sekali nak." Sambung Safira saat pertama kalinya melihat Aisyah.

"Wafika barakallah." Jawab Aisyah sambil tersenyum.

"Oh, iya saya Safira. Kamu bisa panggil saya dengan sebutan Mama Safira ya nak." Ucap Safira kepada Aisyah.

"Iya, Mama Safira." Jawab Aisyah dengan nada malu.

"Ini pasti kak Zahra kan?" Tebak Aisyah saat duduk disebelah nya Zahra.

"Kok kamu tau nama aku." Jawab Zahra dengan nada bingung.

"Aisyah tau. Karna semalam Ummi bilang katanya ada sahabat nya abah yang akan ke sini dan dia juga membawa anak nya yang bernama Zahra. Dan itu pasti kakak kan?" Tanya Aisyah kepada Zahra.

"Iya." Jawab Zahra singkat dan tersenyum ke arah Aisyah.

"Kak Zahra. Kenalin aku Aisyah Nafisha. Panggil saja aku Aisyah." Ucap Aisyah sambil memperkenalkan diri nya kepada Zahra.

"Baik Aisyah." Jawab Zahra singkat dan kemudian tersenyum.

"Kak Zahra! Ikut aku yuk?" Ajak Aisyah kepada Zahra.

"Kemana?" Tanya Zahra dengan nada bingung dan juga melirik ke arah kedua orang tua nya.

"Ada deh. Ayuk kak." Jawab Aisyah singkat.

Zahra pun menoleh ke arah kedua orang tua nya. Ryan dan Safira yang mengerti dengan Zahra pun mengangguk dan tersenyum kepada anaknya itu. Zahra pun kemudian menyetujui ajakan nya Aisyah.

"Gimana kak? Mau?" Aisyah bertanya lagi kepada Zahra.

"Iya Aisyah. Kak Zahra mau." Jawab Zahra sambil tersenyum kepada Aisyah.

Aisyah dan Zahra pun bangkit meninggalkan orang tua mereka yang sedang duduk di ruang tamu itu. Aisyah mengajak Zahra untuk pergi ke kamar nya dan mereka pun mengobrol-ngobrol bersama disana.

"Kak Zahra! Kita di kamar aku aja ya. Soal nya gak enak kalo kita harus gabung dengan orang tua kita disana." Jelas Aisyah saat mereka bersua memasuki kamar nya Aisyah.

"Iya boleh kok." Ucap zahra sambil mengangguk setuju dengan Aisyah.

"Masha Allah Aisyah.. kamar kamu bagus dan sangat rapi sekali." Sambung zahra saat melihat kamar nya Aisyah.

"Jazakallahu khayran." Jawab Aisyah sambil tersenyum.

"Kak Zahra! Sini kak. Kita duduk di sofa ini saja."  Sambung Aisyah kepada Zahra yang sedang melihat-lihat sekeliling kamar nya Aisyah.

"Iya Aisyah." Jawab Zahra singkat dan kemudian berjalan menghampiri Aisyah.

Setelah menghampiri Aisyah yang sedang duduk di sofa, Zahra pun ikut duduk disamping nya Aisyah.

"Aisyah! Kamu sudah lama ya tinggal disini?" Tanya Zahra kepada Aisyah yang duduk disamping nya.

"Iya kak. Sudah lama. Ketika Abah dan Ummi menikah mereka sudah tinggal disini sampai sekarang." Aisyah menjawab sambil tersenyum ke arah nya Zahra.

"Berarti sudah puluhan tahun lah ya?" Tanya Zahra lagi.

"Iya kak Zahra." Jawab Aisyah singkat.

"Oh iya kapan-kapan kak Zahra main ke sini lagi ya? Aisyah disini sendiri gak ada teman. Kak Zahra mau kan kalo main-main ke sini?" Ucap Aisyah dengan nada memohon kepada Zahra.

"Iya bisa kok Aisyah. Tapi, kenapa kamu bilang nya sendiri. Kan disini banyak santri-santri yang lain." Jawab zahra

"Iya hanya kak. Tapi, kalo dirumah Aisyah sendiri gak ada teman yang dari luar. Karna Aisyah jarang dikasih main keluar ataupun keluar dari are pesantren." Jelas Aisyah kepada zahra.

"Baiklah. Nanti kalo hari-hari libur In Shaa Allah kak zahra kesini main ke tempat nya Aisyah." Jawab zahra sambil tersenyum dan memegang kedua tangan nya Aisyah.

"Makasih ya kak zahra." Ucap Aisyah yang kemudian memeluk tubuh nya zahra.

"Iya sama-sama." Jawab zahra yang masih berada di pelukan nya Asyah.

"Kak! Aisyah senang banget." Ucap Aisyah pada Zahra.

"Kalo boleh kak Zahra tau, kamu senang nya kenapa?" Tanya Zahra dengan wajah penasaran.

"Aisyah kalo lagi bersama kak Zahra, rasanya senang banget. Berasa seperti Aisyah mempunyai seorang kakak. Apalagi kakak perempuan." Jelas Aisyah pada Zahra.

Zahra yang mendengarkan ucapan dari Aisyah pun tersenyum dan kemudian Zahra menggenggam tangan nya Aisyah.

"Aisyah! Kamu boleh kok anggap kalo kak Zahra ini kakak kamu. Kak Zahra juga tidak keberatan. Apalagi kak Zahra itu gak punya sosok adek. Dan kamu bisa kok jadi adek nya kak Zahra." Jawab Zahra menjelaskan nya kepada Aisyah.

"Seriusan kak?" Tanya Zahra dengan nada senang nya.

"Iya. Serius kok sayang." Jawab Zahra sambil mengelus puncuk kepala Aisyah dengan gemas nya.

"Terima kasih kak." Ucap Aisyah yang kemudian memeluk Zahra.

"Iya sama-sama sayang." Jawab zahra sambil membalas pelukan nya Aisyah.

Saat Zahra dan Aisyah sedang berpelukan, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu dari luar. Dan ternyata itu adalah Ustadzah Diana yang datang menghampiri Zahra dan Aisyah.

Tok-Tok-Tok

"Assalamu'alaikum. Aisyah! Apa kamu di dalam nak?" Ucap Ustadzah Diana memberi salam sambil mengetuk pintu kamar nya Aisyah.

"Wa'alaikumussalam. Iya Ummi. Aisyah di dalam." Jawab Aisyah di balik pintu.

Aisyah pun melepaskan pelukannya dan kemudian menghampiri Ustadzah Diana yang sedang menunggu nya di balik pintu.

"Ada apa Ummi?" Tanya Aisyah setelah membukakan pintu kamar nya itu.

"Apa Zahra ada di dalam nak? Ummi mencari Zahra." Jawab Ummi sambil mengintip ke kamar nya Aisyah.

"Ada Ummi. Ayo Ummi kita masuk kedalam." Ucap Aisyah sambil mengajak Ustadzah Diana untuk masuk ke lake nya.

Ustadzah Diana pun kemudian masuk ke kamar putri nya itu. Kemudian, dia pun menghampiri Zahra yang sedang duduk di atas sofa. Zahra yang melihat Ustadzah datang dan berjalan ke arah nya pun bangun. Zahra bangkit dari duduk nya kemudian menyalami tangan Ustadzah Diana.

~ ll ~

Bersambung....

~ ll ~

Maaf kalo ada kesalahan dalam penulisan cerita ini. Ini adalah karya saya yang pertama menjadi seorang penulis, jika ada kesalahan dalam penulisan atau alur cerita yang sulit di mengerti, saya mohon maaf..

Semoga kalian suka dengan cerita yang saya buat❤️

*****

Jangan lupa komentar, kasih ulasan & 5 bintang.

Jika ada pendapat yang ingin disampaikan bisa lewat komentar atau bisa DM ke Instagram.

*****

Instagram : @coretan_ochaa

Istri Bocil Gus RasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang