Bab 3

93 17 7
                                    

Ryan pun mematikan panggilan nya dan bergegas melanjutkan perjalanan nya menuju rumah sakit. Dan disana dia melihat bahwa Ustadzah Diana dan Rasya sedang menunggu di depan kamar karena dokter sedang memeriksa keadaan nya Yusuf.

"Ustadzah Diana! Rasya! Bagaimana keadaan nya Kyai Yusuf?" Tanya Ryan yang  baru saja datang dan mengahampiri dua orang yang sedang menunggu di luar kamar.

"Dokter sedang memeriksa Abah di dalam sana? Hiks...hiks...hiks..." Jawab Nyai Diana sambil menangis dipelukan Rasya anak nya.

"Smoga saja Kyai Yusuf baik-baik saja ya Ustadzah?" Ucap Ryan yang berusaha menenangkan Nyai Diana.

"Iya Mas. Aamiin." Jawab Nyai Diana singkat dan masih menangis.

"Rasya? Kamu kapan balik ke Indonesia?" Sambung Ryan yang kemudian duduk berseblahan dengan Rasya.

"Dua hari yang lalu Om. Sejak dapat kabar bahwa Abi sakit, Rasya langsung izin untuk balik ke Indonesia." Jawab Rasya menjelaskan pada Ryan.

"Alhamdulillah kamu diberi kabar awal nak. Yang sabar ya nak? Semoga saja Abi kamu baik-baik saja." Jadi kamu bisa lihat keadaan Abi kamu?" Ucap ryan sambil mengelus pundak nya Rasya.

"Iya Om. In Shaa Allah." Jawab Rasya singkat sambil tersenyum kepada Ryan.

Dan setelah lama nya mereka berbicara, tiba lah suara pintu terbuka. Dokter yang memeriksa keadaan nya Kyai Yusuf pun keluar dan menjumpai mereka bertiga yang sudah menunggu di luar ruangan.

"Bagaimana keadaan suami saya dok? Apakah suami saya baik-baik saja?" Ucap Ustadzah Diana yang bangun dari tempat duduk nya dan menghampiri dokter yang baru saja keluar dari ruangan suami nya di periksa.

"Menurut perawat, tensi ok, gula darah juga ok, saturasi ok, saya baca hasil lab seminggu lalu ok meski ada sedikit catatan kecil.." jawab Dokter Andre yang baru saja keluar dari ruang UGD tadi.

"Lalu kenapa ya Dok? Suami saya akhir-akhir ini sering pusing, lemas, mual-mual dan bahkan perut nya sering terasa perih" Ucap Ustadzah Diana kepada Dokter Andre yang berdiri di depan nya.

"Muntah-muntah? Berapa kali? Apa sama dengan waktu lalu saat ibuk dan suami nya datang ke sini?" Tanya Dokter Andre kepada Diana.

"Iya Dok. Dan mentah-mentah nya ada empat kali." Jawab Ustadzah Diana pada Dokter Andre.

"Menurut saya, asam lambung suami ibuk naik. Itu yang bikin perut suami ibuk sakit dan juga perih. Mual-mual, sesak nafas, dan juga perih sampai tenggorokannya dan suara suami ibuk serak. Asam lambung naik itu bisa karena berpikiran yang terlalu berat dan naik nya asam lambung ke tenggorokan yang biasa disebut GERD atau Gastroesophagcal reflux disease- adalah suatu keadaan ketika cairan di lambung berbalik ke kerongkongan. Cairan tersebut dapat memicu peradangan dan mengiritasi lapisan dalam kerongkongan." Jelas Dokter Andre kepada Ustadzah Diana, Rasya dan juga Ryan.

"Lalu gejala nya apa Dok?" Sambung Ryan pada Dokter Andre.

"Ya, seperti yang dikatakan tadi. Gejala utamanya adalah nyeri pada ulu hati yang terus-menerus dan naiknya asam lambung ke kerongkongan. Tapi ada pula orang yang mengalami GERD tanpa merasakan sakit di dada, suara serak di pagi hari, atau kesulitan menelan." Jawab Dokter Andre kepada mereka bertiga.

"Apa ada gejala lainnya, Dok?" Rasya bertanya pada Dokter Andre.

"Ada. Misalnya, merasakan urat pada kerongkongan seolah ditarik, mirip saat tersedak makanan. GERD juga dapat menyebabkan batuk kering dan bau nafas tidak sedap. Dan hanya Dokter yang dapat mediagnosis GERD." Jelas Dokter Andre.

"Buk, Pak, dan Nak Rasya. Asam lambung yang berlebihan dibkerongkongan bisa menjadi masalah serius. Karena itu, penting untuk suami ibuk untuk menjaga kesehatan nya. Dan nanti saya akan memberikan beberapa resep obat kepada ibuk." Sambung Dokter Andre pada Nyai Diana dan lainnya.

Istri Bocil Gus RasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang