Bab 4

85 15 0
                                    

"Kuliah kamu kan tinggal dua tahun lagi. Jadi, bisa kok kamu menikah sambil kuliah. Dan Abah kepingin kamu menikah sekarang nak? In Shaa Allah pilihan Abah baik untuk kamu? Kan kamu kuliah nya tidak akan lama lagi?" Jelas Kyai Yusuf kepada putra sulung nya itu.

"Baiklah Abah, jika itu mau nya Abah." Jawab Rasya yang menyetujui ucapan Kyai Yusuf.

"Lalu siapa kah calon nya Rasya anak kita, Bah?" Sambung Ustadzah Diana kepada suami nya.

"Calon nya adalah Zahra. Anak nya kamu Ryan?" Jawab Kyai Yusuf sambil menoleh ke arah nya Ryan.

"Zahra? Anakku?" Ucap Ryan dengan nada terkejut.

"Iya Ryan. Saya ingin anak saya Rasya menikah dengan anakmu? Saya ingin mempererat persahabatan kita. Dan saya yakin anak kamu baik untuk anak saya. Begitupun sebaliknya." Jawab Kyai Yusuf kepada Ryan.

"Bagaimana dengan Umi? Apakah Umi setuju dengan Abah?" Sambung Kyai Yusuf kepada istri nya.

"Iya Abah. Umi setuju dengan Abah. In Shaa Allah Zahra baik untuk Rasya begitupun sebaliknya." Jawab Ustadzah Diana yang menyetujui ucapan suami nya.

"Lalu bagaimana dengan mu Ryan? Apa kah kamu menyetujui jika Zahra dan Rasya menikah?" Sambung Kyai Yusuf kepada sahabat nya Ryan.

"Saya setuju dengan mu Kyai. Tapi, anak saya kan masih bersekolah dan dia juga belum cukup umur untuk menikah di KUA dengan nak Rasya." Jawab Ryan kepada Kyai Yusuf.

"Jika anak mu Zahra belum cukup umur untuk dinikahkan di KUA. Maka kita nikah saja dulu secara agama dan rahasia. Bagaimana? Apa kalian semua setuju?" Ucap Kyai Yusuf pada semua.

"Iya Abah. Umi setuju jika itu kemauan nya Abah." Sambung Ustadzah Diana yang menyetujui dengan keputusan suami nya.

"Baiklah. Jika itu keputusan mu saya setuju dengan mu. Tapi balik lagi kepada nak Rasya, apa dia mau menikahkan putri saya?" Jawab Ryan yang menyetujui ucapan Kyai Yusuf dan bertanya balik kepada Rasya.

"Bagaimana Rasya? Apa kamu setuju dengan keputusan Abah nak?" Sambung Kyai Yusuf yang bertanya kepada anak sulung nya.

"Maaf sebelum nya. Beri saya waktu untuk berpikir." Ucap Yusuf yang meminta izin kepada semua.

"Berapa lama kamu butuh waktu untuk berfikir nak Rasya?" Tanya Ryan kepada Rasya.

"Satu jam om." Jawab Rasya singkat.

Dan mereka bertiga terkejut mendengarkan ucapan Rasya yang hanya meminta waktu 1 jam. Biasanya kalo orang lain disituasi begini pasti minta waktu tiga hari atau bahkan seminggu lamanya.

"Baiklah nak. Kita beri kamu waktu satu jam untuk berfikir." Sambung Kyai Yusuf kepada anaknya Rasya.

Setelah satu jam lama nya menunggu keputusan dari Rasya. Kyai Yusuf, Ustadzah Diana dan Ryan pun menanyakan kembali tentang keputusan nya untuk menikahkan Zahra.

"Rasya! Nak, bagaimana dengan keputusan mu?" Tanya Kyai Yusuf tentang keputusan anaknya untuk menikah.

"Tapi, Rasya belum pernah melihat Zahra Bah?" Jawab Rasya kepada Kyai Yusuf.

"Jika nak Rasya ingin melihat anak Om terlebih dahulu, boleh kok nak. Tapi, anak Om sedang dirumah. Dia sedang sakit." Sambung Ryan kepada Rasya.

"Memangnya kamu ingin melihat Zahra terlebih dahulu,nak?" Sambung Ustadzah Diana kemudian kepada anak nya.

"Tidak apa Abah, Umi. Rasya percayakan kok dengan pilihan nya Abah pasti baik untuk Rasya." Jawab Rasya kepada kedua orang tua nya.

Kyai Yusuf, Ustadzah Diana, dan Ryan mereka bertiga saling tatap-tatapan mendengarkan jawaban dari Rasya.

"Rasya apa kamu mau menikahi Zahra, nak?" Tanya Kyai Yusuf kepada putra sulung nya itu.

"Nak Rasya, apa kamu mau menikahi anak nya Om? Sambung Ryan yang ikut menanyakan nya lagi.

"Iya Abah dan Om Ryan. Rasya akan menikah kan Zahra." Jawab Rasya kepada Kyai Yusuf dan juga Ryan.

"Mashaa Allah, nak. Apakah kamu sudah yakin dengan keputusan mu?" Sambung Ustadzah Diana kepada putra nya.

"In Shaa Allah Rasya yakin dengan keputusan nya Rasya, Ummi." Jawab Rasya sambil tersenyum ke arah Ustadzah Diana.

"Baiklah, akad nya kita mulai sekarang ya. Tapi secara rahasia dulu. Jika Zahra sudah tamat sekolah baru kita adakan secara resmi dan kita akan membuat pengumuman nya. Bagaimana apa kamu mau nak?" Ucap Kyai Yusuf kepada anak nya.

"Baik Abah. In Shaa Allah Rasya setuju." Jawab Rasya sambil tersenyum kepada Kyai Yusuf.

Ryan dan Rasya pun berjabat tangan dan memulai akad nya di depan Kyai Yusuf dan juga Ustadzah Diana.

"Qabiltu nikahaha watazwijaha bil Mahril Madzukuri halan." Jawab Rasya dengan satu tarikan nafas nya.

"Bagaimana semua, apakah sah?" Tanya Kyai Yusuf kepada beberapa perawat dan dokter yang ada diruangan itu.

"Alhamdulillah sah." Jawab Ustadzah Diana kepada putra nya yang baru saja selesai akad.

"Sah" sambung dokter dan beberapa perawat yang ada di sana secara bersamaan.

Semua yang ada diruangan sana pun berbahagia dan mengucapkan selamat kepada anak Kyai Yusuf.

Syakilla Az-Zahra kamu sekarang sudah menjadi milik saya. Milik Gus Muhammad Rasya Al-Farisi.

Batin Rasya yang sudah menjalankan akad nikah rahasia tadi. Dan kini pun Kyai Yusuf pun

Mereka pun berempat duduk bersama diruangan itu. Dan beberapa jam kemudian Dokter Andre datang menghampiri mereka yang ada disana.

"Alhamdulillah. Kyai Yusuf besok sudah boleh pulang. Dan resep obat nya sudah saya berikan tadi kepada nak Rasya." Ucap Dokter Andre kepada Kyai yusuf dan tiga orang lainnya yang ada disana.

"Baik Dok. Terima kasih." Jawab Ryan kepada Dokter Andre.

"Sama-sama. Kalo begitu saya permisi dulu." Ucap Dokter Andre berpamitan kepada mereka yang ada di ruangan itu.

"Baik dok." Jawab Kyai Yusuf, Ustadzah Diana, Rasya dan Ryan secara bersamaan.

Setelah Dokter Andre pergi dan tinggallah mereka berempat. Disana mereka duduk bersama dan melanjutkan obrolan nya.

"Bagaimana nak Rasya? Apa kamu ingin bertemu dengan Zahra?" Ryan bertanya kepada Rasya yang berdiri disepan nya.

"Tidak Om. Saya besok harus balik ke Mesir. Dan saya minta Om jangan dulu mengasih tau Zahra bahwa dia sudah menikah dengan saya atau bahwa saya adalah suami nya. Karna...."  Belum selesai Rasya berbicara, Ryan memotong pembicaraan nya.

"Mengapa nak Rasya tidak ingin bertemu dengan Zahra dan kenapa  nak Rasya tidak ingin memberi tau Zahra bahwa nak Rasya sekarang adalah suami nya Zahra?" Pontong Ryan kepada Zahra.

~ ll ~

Bersambung....

~ ll ~

Maaf kalo ada kesalahan dalam penulisan cerita ini. Ini adalah karya saya yang pertama menjadi seorang penulis, jika ada kesalahan dalam penulisan atau alur cerita yang sulit di mengerti, saya mohon maaf..

Semoga kalian suka dengan cerita yang saya buat❤️

*****

Jangan lupa komentar, kasih ulasan & 5 bintang.

Jika ada pendapat yang ingin disampaikan bisa lewat komentar atau bisa DM ke Instagram.

*****

Instagram : @coretan_ochaa

Istri Bocil Gus RasyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang