"Mengapa nak Rasya tidak ingin bertemu dengan Zahra dan kenapa nak Rasya tidak ingin memberi tau Zahra bahwa nak Rasya sekarang adalah suami nya Zahra?" Pontong Ryan kepada Zahra.
"Belum saat nya Om untuk saya memberitahukan ini semua. Apalagi Zahra masih bersekolah dan Rasya tidak ingin sekolah Zahra terganggu hanya karna hal ini. Nanti saat Rasya dan Zahra sama-sama sudah lulus, Rasya sendiri yang akan memberitahukan nya." Jelas Rasya kepada Ryan.
"Jadi, maksud kamu. Kamu ingin memberi kejutan kepada nak Zahra?" Sambung Ustadzah Diana kepada putra sulung nya itu.
"Iya Ummi." Jawab Rasya sambil tersenyum ke arah ibunya.
"Baiklah. Abah pun tidak mempersalahkan kalo itu mau nya kamu, nak?" Ucap Kyai Yusuf pada putra sulung nya itu.
"Baik, Abah." Jawab Rasya singkat dan tersenyum pada ayah nya.
"Nak, Rasya!" Ryan memanggil Rasya yang berdiri di hadapan nya.
"Iya Om." Jawab Rasya dan menoleh ke arah Ryan.
Ryan pun tersenyum mendengar jawaban dari Rasya.
"Rasya! Sebaiknya kamu panggil Om dengan sebutan Papa saja. Biar seperti Zahra. Kan kamu sudah menjadi menantu nya Om." Ucap Ryan sambil mengelus pundak nya Rasya.
"Iya Om. Eh Papa maksudnya." Jawab Rasya latah sambil tersenyum dan menggaruk-garukan kepala nya yang tidak gatal.
"Ya sudah kalo begitu, Papa balik dulu ya masih banyak kerjaan di kantor." Ucap Ryan kepada Rasya.
"Kyai Yusuf! Ustadzah Diana! Saya balik dulu ya. Nanti kalo ada waktu saya balik lagi bersama dengan istri dan anak saya." Sambung Ryan kepada Kyai Yusuf dan Ustadzah Diana.
"Iya Pa." Jawab Rasya pada Ryan.
"Baiklah. Hati-hati ya Ryan. Terima kasih sudah mau berkunjung." Jawab Kyai Yusuf pada Ryan.
"Iya sama-sama Kyai." Ucap Ryan kepada Kyai Yusuf.
"Abah! Ummi! Rasya antar Papa Ryan kedepan dulu ya?" Sambung Rasya kepada Kyai Yusuf dan Ustadzah Diana.
"Iya nak." Jawab Kyai Yusuf dan Ustadzah Diana secara bersamaan.
"Baiklah. Saya pamit dulu, Assalamu'alaikum." Pamit Ryan kepada Kyai Yusuf dan Ustadzah Diana.
"Iya. Wa'alakumussalam." Jawab Kyai Yusuf dan Ustadzah Diana secara bersamaan.
Ryan dan Rasya pun keluar dari ruangan tersebut. Ryan juga berpamitan kepada menantu nya.
"Rasya! Papa balik dulu ya nak." Ucap Ryan kepada menantu nya.
"Iya pa." Jawab Rasya singkat.
"Papa! Rasya besok mau balik ke Mesir dan jika Papa mau antar atau pun tidak, Rasya tidak mempermasalahkan nya. Rasya hanya ingin memberitahu pada Papa. Karna Om Ryan sudah menjadi mertuanya Rasya." Sambung Rasya kepada ryan yang berdiri dihadapan nya.
"Iya nak, Papa ngerti. Kalo besok Papa ada waktu, In Shaa Allah Papa akan mengantarkan kamu ke bandara, nak?" Jawab ryan pada menantunya.
"Pa! Sebaiknya Papa ryan tidak mengantarkan Rasya. Karna Papa ryan juga kan pasti harus ke kantor. Rasya gak apa-apa kok Pa. Dengan Rasya beritahu kepada Papa Ryan saja itu udah membuat Rasya tenang. Karna Om Ryan Papa Rasya juga." Sambung rasya kepada mertua nya.
"Baiklah nak. Papa hanya bisa berdoa semoga kamu baik-baik saja saat diperjalanan dan Smoga kamu sampai ke tujuan dengan selamat ya. Aamiin." Jawab Ryan pada menantu nya.
"Aamiin. In Shaa Allah pa." Ucap Rasya pada mertuanya.
Ryan pun tersenyum kepada Rasya yang berdiri di hadapan nya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Bocil Gus Rasya
Teen FictionSeorang gadis yang bernama Zahra dipaksa menikah dengan seorang lelaki dari anak sahabat orang tua nya. Dan ternyata calon suaminya adalah seseorang yang selama ini dikagumi oleh sahabat nya yang bernama Annisa