“BOLOS ke warung dekat klinik biasanya, yuk, Gus.”
Granger menunjuk Gusion dengan kedua matanya sebagai isyarat pada Claude dan temannya yang kebetulan sedang nongkrong di bawah tangga menuju lantai dua.
Claude yang paham kalau sahabatnya ini seperti ada masalahpun berinisiatif menanyainya. “Lo baik-baik aja, Gus?”
“Emang gue kenapa?” Tanya Gusion yang heran dengan pertanyaan Claude. Yang lainnya hanya menghela napas lega pasalnya tidak ada yang patut mereka khawatirkan.
“Ya udah, yuk bolos.” Ajak Claude lagi.
“Gak deh, gue gak minat.” Tolak Gusion.
Claude berdecak seraya memasukkan kedua tangannya disaku celana. “Segala gak minat, biasanya juga ayo ayo aja kalo ke sana.” Claude mencibir.
“Yakin gak mau kesana, lo? Kan bisa nontonin perawat kesayangan lo disana.” Alucard menimpali.
Gusion mendengus, ia belum menceritakan kejadian semalam ketika ditolak Lesley. Bisa-bisa dia jadi bahan bully-an.
“Ngantuk, gue, mending bolos ke UKS.” Kata Gusion beralibi.
Claude menyeringai mendengar jawaban Gusion yang tidak biasa, ia melirik Leomord yang sibuk rebahan di lantai sambil memainkan surel.
“Apa?!” Tanya Gusion bersungut-sungut.
“Kabarnya Guin setelah kejadian di UKS gimana, ya? Kok lo gak cerita ke gue, sih, Leo?” Claude menendang kaki Leomord, cowok itu menatapnya heran. Tiga detik setelahnya ia baru connect dengan ucapan Claude. Lain halnya dengan Gusion yang sudah bersiap-siap ingin memutalisai keduanya.
“Apaan, dua-duanya malah makin nempel. Pulang bareng, berangkat bareng.” Leomord beralih posisi menjadi duduk. Ia melirik Gusion sekilas seraya menyeringai sebelum melanjutkan ucapannya. Menghiraukan tatapan tajam Gusion. “Gue curi-curi dengar, ya, mereka ngobrol tentang semalam. Makanya dia sekarang ngeluh ngantuk mau tidur, habis ngapain coba?”
Gusion menendang tulang kering Leomord yang langsung menjerit kesakitan. Claude hanya tertawa.
“Jangan nyebar fitnah, lo, anjing.” Peringatnya dengan kesal.
“Claude, mana ada maling yang ngaku?” Leomord membela dirinya sendiri.
“Lo pacaran sama dia, Gus?” Ini suara Granger yang sedari tadi diam dan baru terdengar.
“Gak lah, gue juga mikir-mikir kali mau nembak dia. Tepos gitu.”
“Lah, baru tau gue kalau selera lo yang gede.” Alucard menimpali.
“Kok lo bisa dekat banget, sih? Wajar lah kita curiga.” Granger menatap Gusion dengan serius.
“Ya karena dia teman masa kecil gue, ortu kami teman dekat. Jadi dulu sering main kita.” Jawab Gusion yang membuat semuanya manggut-manggut paham.
“Gue terang-terangan, nih, Gus. Boleh gak, gue dekatin dia?” Kata Granger langsung disoraki tiga teman yang lainnya, sementara Gusion hanya diam.
“Ya ... dekatin aja. Kalau anaknya mau, sih. Dia aja suka bikin Leo ketar-ketir. Noh tanya anaknya sendiri.” Jawab Gusion acuh, berbeda dengan gemuruh hatinya yang terasa lain.
Leomord mengedikkan bahunya saat ditatap Granger.
“Siapa yang bikin Leo ketar-ketir, hm?”
Leomord yang hendak membuka suara mengurungkan niatnya sebab Guinevere tiba-tiba muncul dari atas tangga. Melongok ke bawah untuk menatap mereka berlima, yang berhasil membuat mereka terkejut.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll Be There [Mobile Legend : Fan Fiksi]
FanfictionGusion benar-benar kecewa pada kakak satu-satunya karena telah menghancurkan kepercayaan dirinya. Bagaimana kalau seorang kakak yang selalu memanjakannya, dan selalu berada dipihaknya saat Gusion dalam masalah. Yang berjanji akan selalu mendukung pu...