Enami Asa

1K 66 8
                                    


Dengan lihai jemari mungil nya mengaduk bubur putih yang tengah mendidih di atas kompor, Sembari melihat ke arah jam dinding yang mulai menunjukkan pukul tujuh.

"Jangan lama lama bikin nya, Haruto udah kelaperan." Ia terjengkit kaget dengan kehadiran sang Kakak kedua.

Gadis itu mengangguk.
"I-iya, Ini Asa udah buatin. Tinggal di dinginin aja Kok Kak."

Asahi mengangguk, Lelaki berusia dua puluh dua tahun itu menenggak segelas air putih di tangan nya.

"Gue sama Bang Yoshi balik nya agak maleman, Jangan sampai Lo telat pulang! Haruto Gak boleh telat makan. Kalau sampai haruto kenapa kenapa, Lo yang habis sama Gue!"

Lagi lagi ia hanya mampu mengangguk, memang ini lah hal yang biasa ia lakukan.

Sekolah, mengurus rumah, dan mengurus saudara kembar nya yang memiliki penyakit Lumpuh.

"Iya Kak, Asa mau makanin haru dulu misi."

Asahi hanya memandang datar adik bungsu nya yang mulai melenggan dari dapur.

Seharusnya ia tak begini, Dan seharusnya mereka semua Bahagia.

....

"Haru.. Makan dulu Yah? Asa mau berangkat sekolah soalnya.."

Haruto yang sedari tadi sibuk dengan ponsel nya itu mendecak kesal, Ia tak suka jika Asa memperlakukan nya seperti anak kecil. Ia bisa makan sendiri kok, Kenapa harus di suapin?

"Lo pergi tinggal pergi aja Anjir? Kenapa harus sibuk nyuapin Gue hah? Kalau cuman gara gara di suruh sama Bang Asahi Mending Gue gak Makan."

Asa menggeleng.
"Enggak, Ini bukan di suruh Kak Asa. Udah Ya? Makan dulu, kalau Haru Gak makan nanti sakit."

Jujur, Tangan nya sudah pegal karna sedari tadi memegangi sendok yang masuk ke mulut kembaran nya saja tidak.

"Gue Bukan Anak kecil! Gue cuman lumpuh, Jadi Lo gak usah sok baik!"

Prang!

Mangkuk yang berisi bubur itu di hempas kasar oleh Haruto. Bubur tersebut tumpah, Asa hanya bisa menghela nafas.

Marah? Untuk apa? Semua yang Haruto dapat kan selama ini memang salah nya, jadi wajar saja jika haruto memperlakukan nya seperti ini.

"Gue Benci sama Lo! Jadi lebih baik Lo pergi. Mati sekalian sana!"

Deg

"Itu udah jadi keinginan Asa Haru.. Asa juga capek.. "

"Yaudah, Asa buatin Roti aja Ya? Haru mau Roti selai kacang kan? Nanti Asa taruh di nakas, Asa soalnya mau sekolah." Sahut nya dengan senyuman.

Haruto terkekeh.
"Harusnya Gue yang sekolah, Bukan pembunuh Kaya Lo."

Setetes embun itu mengalir namun dengan cepat Asa hapus, Tidak ia tidak boleh terlihat lemah.

Asa kan kuat? Semua masalah sudah ia lewati selama ini. Jadi hanya ucapan menohok Asa masih bisa mengontrol dong?

"Sebentar Ya.."

...

Kelas Asa hari ini ramai sekali, wajar karna sedang jamkos. Asa sendiri sekarang tengah sibuk bergosip dengan teman sebangku nya.

Bunga terakhir-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang