Mati

472 53 2
                                    

"Jika Dunia ku saja sudah kau renggut, lantas apa yang perlu aku pertahankan?"



■■■

"Apa kabar Yoshi?"

Yoshi membalas dengan senyuman, sudah lama sekali rasanya ia tak bertemu dengan keluarga sang Ayah.
Entah apa penyebab nya.

Dan sekarang, ia tengah berhadapan dengan Paman nya.
"Gimana keadaan Haruto? Apa ada perkembangan?"

"Dokter bilang kalau Haru lumpuh seumur hidup." Sahut Yoshi.

Jaehyun mengangguk faham, Lama sekali rasa nya ia tak mendengar kabar soal keponakannya.
"Asa Gimana?"

"Gimana maksud Om?" Tanya Yoshi heran.

"Dia masih Gak mau ngaku?"

Oh, Ini maksudnya?
"Belum.."

"Tapi kenapa Om Yakin kalau emang Asa pelaku nya? Bahkan di sana juga ada Asahi.. Tapi kenapa harus kekeuh Asa yang salah?"

Jaehyun menyeringai.
"Jadi maksud Kamu Om harus menuduh Asahi? Adik kamu itu sudah terbukti bersalah Yoshi. Cuman sayang nya dia amnesia aja."

"Satu satu nya saksi yang bisa kamu percaya cuman Haruto, Bahkan sampai sekarang haruto enggan Buka suara kan?"

"Itu semua sudah cukup untuk menjadikan Asa sebagai tersangka."

Yoshi menghela nafas nya, meskipun dia orang yang paling gencar menuduh Asa sebagai pelaku tetap saja hati nya dongkol.

Apa mungkin anak SD berusia dua belas tahun bisa membunuh keluarga nya? Ah, tapi di zaman sekarang apa yang tak bisa?

"Jangan terlalu bimbang, Adik kamu harus secepat nya di hukum."

Yoshi memandang rumit netra sang Paman, Ini seperti sudah di rencanakan. Bahkan cctv di rumah rusak, Tidak Mungkin Asa kan yang merusak nya?

"Jangan terlalu terburu buru Om, Bisa aja dugaan om salah selama ini kan?"

"Kamu yang jangan terlalu lemah, Jangan mau di bohongin dengan muka polos Adek kamu."

Yoshi meneguk habis Capuccino di cangkir nya. Tadi dia baru selesai meeting dengan client di cafe, dan tiba tiba Jaehyun meminta untuk bertemu.

"Om.. "

"Hm?"

"Kalau Yoshi curiga sama orang Lain Gimana?"

Kening Jaehyun mengerut.
"Siapa?"

"Om."

■■■

"Asa awas Bola!"

Bugh!

"Akh.. Kepala Aku.." Gadis itu meringis memegangi kepala nya.

"Sorry-sorry, Lo Gapapa? Apa pusing? Mau ke Uks Gak?"

Asa memandang tajam Doyoung.
"Kamu sengaja Ya?! Sakit Tau!"

Doyoung mendelik.
"Apaan dah? Gue Gak sengaja Juga. Orang tadi Gue kan udah neriakin Lo buat hati hati, Lo nya Aja tuli!"

"Kamu?!"

"Apa?! Gak takut Gue!"

"AAAAAAAA ASA MY HONEY BUNY SWEETY!"

Bunga terakhir-ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang