Bab 9

1.3K 152 26
                                    

Jungkook melangkahkan kakinya menyusuri jalanan sepi ditengah padang pohon pinus yang begitu luas. Apakah memang nuansa horor seperti ini yang selalu disukai oleh mafia?! Pertanyaan konyol kembali timbul dalam pikiran bodohnya.

Jungkook memang bodoh. Meninggalkan kenyamanan dan kenikmatan dunia yang instan bisa dia dapatkan tanpa bekerja keras. Hanya bersanding menemani seseorang yang katanya sudah mencintainya. Namun Jungkook kini memilih pergi.

Hah! Omong kosong macam apa itu?! Seorang ketua mafia kejam mencintainya? Hanya dalam waktu singkat? Katakan love at the first time. Sialan! Hatinya pun kini mulai meyakini itu. Dan Jungkook tak ingin terjebak dalam rasa bodoh itu.

Jungkook menyalakan rokok untuk menemani jalan kesendiriannya. Rokok yang dia ambil diatas nakas kamar tuan besar mafia. Seketika senyum kecut diwajahnya tercipta. Teringat wajah tampan itu saat menyesap rokok dihadapannya. Panas wajah Jungkook dia rasa.

"Bodoh! Aku harap kau bisa lupakan semua Kim." Ucapnya pelan sambil menyembulkan asapnya.

Taehyung setelah melampiaskan rasa kesalnya kini terlihat diam menatap jalanan panjang dari atas balkon kamar. Otaknya bahkan tak bisa sedikit pun lepas dari Jungkook.

Katakan iblis ini kini mulai melunak karna cinta. Meskipun tetap saja iblis kejam. Namun ingat Lucifer pun bisa kembali menjadi sosok yang baik saat bertemu dengan orang yang dia cintai.

"Bencilah aku saat ini Jungkook. Besok kupastikan kau akan terus berada disampingku." Taehyung kemudian beranjak pergi sambil menghubungi seseorang.

Dilain tempat Mingyu begitu terpukul saat mendengar kabar kekasihnya meregang nyawa ditangan Taehyung. Salahkan dirinya yang tak mampu melindungi kekasihnya. Salahkan dirinya yang terlibat terlalu dalam pada kehidupan Jungkook.

Rasa sesal timbul dihatinya. Niat awal hanya ingin melindungi Jungkook. Namun kejamnya keadaan malah membuat kekasihnya tiada. Dan Jungkook pun kini terancam nyawanya. Semua kacau.

Mingyu berencana malam ini dia akan menemui teman roommatenya. Orang yang harus dia lindungi sekaligus orang yang kini sudah dia anggap penting dalam hidupnya.

Jungkook sudah kembali bekerja di kedai ramen. Tempat dia memulai kehidupannya menjadi lebih baik. Pemilik kedai Kang Haneul adalah orang begitu berjasa dihidupnya.

Bertemu secara tidak sengaja di sebuah panti asuhan saat mengadakan kunjungan dihari yang sama. Panti dimana dulu Jungkook dibesarkan disana. Merupakan rumah yang sesungguhnya bagi Jungkook. Bertemu dengan anak-anak senasib dengannya. Saling berbagi cerita dan kebahagiaan.

Sejak saat pertemuan itu mereka menjadi teman. Dan berakhirlah kini Jungkook bekerja disini. Dan kehidupan Jungkook berangsur membaik. Upah bekerjanya dia kumpulkan hingga mampu membeli apartemen kecil itu. Meskipun masih mencicil. Dan bertemulah Jungkook dengan Mingyu.

"Hyung maaf aku absen bekerja selama beberapa hari. Aku..sakit." Jungkook berbohong. Baru kali ini mulut manisnya mengucap sebuah kebohongan yang harusnya itu bukanlah sesuatu yang harus dia tutupi.

"Tak apa Jungkook. Aku hanya khawatir kau tidak membalas pesan dan panggilanku. Kau sudah sehat?" Begitulah Haneul, penuh perhatian dan baik hatinya.

"Ah..ponselku rusak Hyung. Tak sengaja jatuh. Terima kasih perhatiannya aku sudah sehat Hyung." Senyum canggung menutupi kebohongannya untuk kedua kali.

"Baguslah jika begitu Jungkook. Kembalilah bekerja. Jaga kesehatanmu." Haneul segera beranjak memasuki ruangan kantornya. Meninggalkan Jungkook dengan rasa penyesalannya yang telah berbohong.

"Ah sial! Kenapa mesti bohong sih! Bodoh kau Jungkook!" Tangan Jungkook memukul pelan pipi gembulnya sambil mengoceh tak jelas.

♣♣♣♣♣

THE BLIND LOVE {VKOOK}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang