Bab 11

1.5K 139 34
                                    

Pagi ini terasa lebih hangat dari pagi yang lalu. Bukan karna matahari terlihat lebih bundar. Namun ada sosok cantik dengan tubuh yang menempel tanpa ada batas dengan tubuh Taehyung. Jungkook begitu lelap dalam pelukannya.

Katakan Taehyung bermimpi. Maka Taehyung tak akan mau untuk terbangun dari tidurnya. Biarkan dia terus merasa bahagia didunia mimpinya. Namun bersyukurnya dia karna semua ini nyata. Terlalu nyata untuk dia percaya.

Seumur hidupnya Taehyung baru kali ini merasa bersyukur karna bernafas di dunia ini. Terlalu jenuh dan bosan dengan kehidupannya yang begitu gelap. Dan Jungkook datang membawa segala warna dihidupnya.

Jemari indah Taehyung menyusuri lekuk wajah cantik dihadapannya. Senyum bahagia dia lukis di wajah datarnya. Hembusan nafas teratur Jungkook bagai hawa dari surga bagi seorang budak cinta bernama Kim Taehyung.

Satu, dua, tiga, empat sampai puas entah hitungan ke berapa Taehyung mengecupi seluruh wajah Jungkook. Dan benar saja amukan kesal Taehyung dapatkan. Jungkook memicingkan matanya menatap sinis Taehyung. Taehyung yang gemas pun mengecup hidung Jungkook.

"Bisa tidak kau tidak menggangguku Kim brengsek!" Umpatan kesal keluar dari mulut Jungkook. Taehyung sambil tertawa malah memeluk tubuh Jungkook.

"Salahkan wajahmu yang menggemaskan Jungkook." Taehyung menduselkan wajahnya pada ceruk leher Jungkook. Menghirup aroma favoritnya mulai kini. Jungkook hanya terdiam menahan geli.

"Tae..ada yang ingin aku bicarakan." Suara Jungkook terdengar serius. Kini posisi mereka sudah duduk berhadapan diatas kasur.

Aura Taehyung seolah berubah menjadi lebih menakutkan saat serius seperti ini. Namun tatapan matanya tetap melembut menatap pujaannya.

"Katakan Jungkook. Ada apa hmm?" Taehyung mengusap lembut kepala Jungkook.

Sikap inilah yang mampu membuat Jungkook luluh terhadap iblis menakutkan dihadapannya kini.

"Kau tau siapa yang ingin membunuhku?" Benar jika Taehyung sudah menyiapkan jawaban atas pertanyaan Jungkook. Taehyung sudah mampu memprediksi pertanyaan dasar diotak Jungkook.

Namun Taehyung saat ini pun belum mendapat jawaban. Sahabat serta para anggota organisasinya masih berusaha mencari. Dalang dari segala kejadian yang begitu tiba-tiba.

"Tunggu Jungkook. Aku sedang mencari tau siapa mereka. Sampah seperti mereka harusnya dengan mudah bisa kubersihkan."

Taehyung lupa ada sebuah pepatah mengatakan. Diatas langit masih ada langit. Taehyung bahkan tak menyadari jika musuhnya adalah seorang yang telah lama terjun didunia bawah sebelum dia. Kemampuannya jauh diatasnya.

"Bagaimana jika suatu saat aku...tidak bisa kau selamatkan Tae?" Jungkook tau hidupnya sudah terlanjur jatuh didunia yang begitu awam baginya. Resiko mati ditangan musuh pun sangat besar.

Taehyung tak menyukai apa yang terucap dari Jungkook. Seketika rahangnya mengeras. Tangannya menggenggam erat tangan Jungkook. Bahkan itu memberikan rasa nyeri ditangan Jungkook.

"Hentikan bicara omong kosong itu Jungkook! Bukankah sudah kubilang padamu. Nyawaku kupertaruhkan untuk melindungimu." Jungkook meringis kesakitan saat tangannya begitu erat digenggam Taehyung. Melihat hal itu spontan Taehyung terkejut dan melepas tangannya.

Begitulah Taehyung jika sedang marah. Emosinya akan selalu dengan gampang tersulut. Dan Taehyung lupa dihadapannya ini bukan musuhnya. Melainkan orang yang kini dia sayangi.

"Maaf Jungkook. Maafkan aku tanpa sengaja menyakitimu." Taehyung segera mencium dengan lembut bekas merah ditangan Jungkook. Jungkook pun tersenyum.

"Sudah hentikan Tae. Maaf sudah bicara seperti tadi. Aku tak tau jika hidupku sekarang akan begitu rumit. Tapi aku yakin. Kau bisa melindungiku kan wahai ketua mafia Kim Taehyung?!" Jungkook sedikit mencairkan suasana. Menekankan kalimat akhir dengan senyum pongahnya. Namun hal itu mampu membuat Taehyung bisa kembali tersenyum.

THE BLIND LOVE {VKOOK}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang