Bab 15

2.1K 120 5
                                    

Sudah cukup menangisi kehilangannya. Jungkook yang masih menyimpan amarah pada Taehyung, sudah hampir dua hari mendiamkan Taehyung. Aksi tutup mulutnya mungkin akan berakhir hari ini karna Jungkook ingin tau kenapa Taehyung melanggar janjinya.

Taehyung pun masih sangat pusing mencari motif dari kakeknya yang ingin mencelakai Jungkook. Dan soal kejadian Taehyung yang hampir mati pun apakah kakeknya terlibat? Kenapa?Pikiran itulah yang masih coba Taehyung urai.

Dimeja makan ini mereka berdua tampak sedang saling diam. Hanya menghabiskan makanan mereka dengan asal-asalan yang penting perut terisi. Tak ada obrolan atau suapan sayang seperti biasa.

Taehyung sesekali hanya memberikan lauk diatas piring Jungkook yang nampak sedikit makannya. Jungkook yang masih acuh namun isi kepalanya begitu ribut dengan banyak pertanyaan.

Setelah menyelesaikan makan malam pun Jungkook segera memasuki kamarnya. Sedikit menenangkan dirinya sebelum mengajak Taehyung untuk bicara. Namun Taehyung yang masih ingin nengurus banyak hal harus kembali ke markasnya.

Tapi sebesar apapun ego Taehyung pada Jungkook tetap kalah dengan rasa sayangnya. Kakinya dia bawa berjalan untuk menuju kamar yang dua hari ini ditempati Jungkook.

Aksi diamnya membuat Jungkook memutuskan untuk sementara pisah ranjang. Sewajarnya istilah itu hanya untuk para pasangan suami istri namun begitulah saat ini. Yaa karna nyatanya tanpa ada ikatan pun mereka sudah pernah saling mengecap nikmat bersama. Hal biasa.

Taehyung sejenak terdiam didepan pintu berwarna coklat tua. Mencoba menebak dalam diamnya. Apakah Jungkook akan mengusirnya? Atau dia akan masih menganggapnya orang asing? Ah persetan! Taehyung segera memutar knop pintu yang ternyata tidak terkunci.

Jungkook berdiri diam diteras balkon ditemani seputung rokok dijarinya. Taehyung yang niat awal ingin berpamitan pun berjalan menuju balkon.

"Jangan terlalu lama diluar Jungkook. Udara malam tidak bagus untuk kesehatanmu. Aku akan ke markas. Tutup jendelamu saat kau akan tidur." Ucapan panjang itu Taehyung lontarkan dengan penuh kekhawatiran.

Sesaat sebelum Taehyung melangkahkan kakinya pergi terdengar suara lirih yang begitu dia rindukan selama dua hari ini.

"Kenapa kau melanggar janjimu Tae?!" Begitu pelan seolah berbisik namun mampu terdengar oleh rungu Taehyung. Taehyung berhenti melangkah. Posisi mereka saling membelakangi. Taehyung ingin menjelaskan semua. Namun apa Jungkook akan percaya? Taehyung itu penjahat. Dan Jungkook paham.

"Apa kau akan percaya jika aku mengatakan hal yang sebenarnya? Aku rasa kau tak akan bisa percaya padaku Jungkook." Taehyung membalas dengan tenang. Jungkook masih bersedih. Dan Taehyung tak ingin memicu kemarahan pada Jungkook lagi.

"Maka jelaskan padaku! Darimana aku bisa percaya ucapanmu jika kau saja tidak menjelaskannya brengsek!" Nada Jungkook meninggi. Jungkook menoleh kearah Taehyung dengan pandangan penuh amarah. Jungkook butuh jawaban. Namun Taehyung enggan untuk menjawab.

Taehyung memutar tubuhnya memandang Jungkook. Tatapannya masih tajam. Berdiri tegak dengan segala aura dominan dalam dirinya. Berjalan perlahan menghampiri Jungkook.

Jungkook takut saat Taehyung berubah menjadi iblisnya. Namun Jungkook hanya ingin kejujuran Taehyung. Jungkook menyayangi Taehyung. Dan Jungkook ingin percaya pada Taehyung. Bukankah rasa cinta harus berdasarkan rasa saling percaya?!

"Jika aku bilang bukan aku yang menembak Mingyu. Apa kau percaya padaku Jungkook?" Jungkook menatap mata hazle dihadapannya. Mencari kebohongan apa yang Taehyung sembunyikan. Tapi nihil. Jungkook hanya menemukan ketulusan dimata hazle Taehyung.

Jemari panjang itu mengusap lembut wajah Jungkook. Penuh dengan kehati-hatian. Seolah Jungkook adalah benda rapuh. Manik mata mereka saling menatap. Jungkook merindukan afeksi ini. Kehangatan dan kenyamanan yang hanya Taehyung yang mampu berikan.

THE BLIND LOVE {VKOOK}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang