Bab 10

1.4K 137 22
                                    

Jungkook menatapi wajah tampan yang kini sudah penuh memar dan lebam. Rasa bersalah dan menyesalnya melebihi apapun saat ini. Taehyung nyaris mati kehabisan darah hanya karena goresan kecil yang tepat mengenai nadi tangannya. Beruntung pertolongan datang tepat waktu, jika tidak hidup Jungkook akan mulai di pertanyakan saat ini.

Sepenting itukah nyawanya? Hingga Taehyung berlarian bak iblis gila hanya demi melindungi orang terkasihnya.

"Apa yang membuatmu begitu sangat ingin melindungiku Kim?" Pertanyaan bodoh Jungkook lontarkan pada Taehyung yang kini terbujur lemas di atas ranjangnya setelah menerima perawatan dari dokter dadakan Seokjin.

Setelah kematian Wonwoo, Taehyung tak berniat untuk merekrut orang baru lagi. Bahkan jika kakeknya mengirimkan orang baru pun Taehyung tak akan menerimanya.

Seorang yang sudah di didik bak militer sejak berusia 8 tahun, kini sedang tertidur lemas tak berdaya, bahkan jika Jungkook mau mencekiknya, Taehyung pun tak akan punya cukup tenaga meski sekedar berteriak minta tolong.

Tapi bukan mencekik yang Jungkook ingin lakukan pada Taehyung, melainkan menyusuri tiap luka pada tubuh Taehyung dengan menggunakan jemari lentiknya. Jemari tangan yang cantik yang selalu menjadi favorit kecupan dari bibir Taehyung.

Jungkook pernah terpikir bahwa dia tak mau berakhir bodoh untuk yang kedua kalinya. Tapi sekarang Jungkook juga tengah berpikir jika dirinya tidak hanya bodoh tapi juga idiot jika sampai kehilangan Taehyung. Jadi jika harus mati .....

"Mari mati bersama Tae~" Ucap Jungkook konyol dan lalu naik ke atas tempat tidur. Merebahkan tubuhnya yang juga penuh luka, sama halnya dengan seorang pria iblis yang kini sedang tertidur damai di sampingnya.

Selamat dari kematian untuk yang ke dua kalinya. Tentu itu bukanlah hal yang patut untuk dirayakan oleh team nya Taehyung, melainkan hal yang perlu dirutuki. Lawan mereka sepertinya bukan dari kalangan sampah biasa.

"Bagaimana ini?" Hoseok memijit pelipisnya. Malam ini dia dipaksa bergadang hanya untuk memeriksa semua pelaku penyerangan pada Jungkook, dan hasilnya sungguh di luar dugaan. ZONK!

Dan dalam seumur hidup Hoseok, baru kali ini dirinya tidak bisa membobol akses dari para bedebah itu, bahkan dengan adanya sidik jari mereka pun, hasilnya masih tetap sama.

Jimin tersenyum tipis dan manis. Membiarkan matanya yang hanya tinggal segaris seperti bulan sabit. Dan Yoongi tidak suka melihat Jimin yang seperti itu.

"Jangan mengansumsikan apa-apa Jimine~" Tekan Yoongi dan Jimin merengut seketika. Dia bahkan belum mengatakan apapun tapi sudah dicekal oleh Yoongi seolah pria yang mempunyai senyum gigi itu bisa membaca pikirannya.

"Apa kau seorang cenayang Yoon... Bahkan aku diam saja dari tadi!" Kesal Jimin.

Seokjin yang juga berada di dalam markas pribadi Hoseok langsung ikut berceletuk ria.

"Mulutmu memang diam, tapi otakmu seperti sedang ngajak ribut." Kata Seokjin yang langsung mendapatkan kecupan singkat dari Namjoon. Hadiah untuk pacarnya yang sangat pandai dan genius itu.

Astaga... bisa tidak bucinnya di pending dulu? Ada sepasang kekasih yang sedang terbujur lemas di atas ranjang sekarang, dan ada Hoseok yang sudah habis dua tablet obat migrain sebab belum bisa berhasil meretas data-data orang yang menyerang Jungkook. Sungguh sialan!

"Simpan saja isi pikiranmu itu Jiminie~ Dan kita sudahi sampai disini saja pekerjaan kita malam ini. Sampai matahari terbit dari arah barat pun, masalah tidak akan terpecahkan."

Semuanya pun bubar tanpa ada yang protes. Dan akhirnya Hoseok bisa mengistirahatkan otaknya sejenak. Yoongi benar, sampai kiamat datang, mereka tidak akan bisa melawan kakeknya Taehyung. Suhunya dari para suhu kelompok mafia.

THE BLIND LOVE {VKOOK}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang