Kemarin bahagia, dan hari ini sedih. Semudah itu takdir membalikkan keadaan, jadi selalu siap akan hal yang datang dimasa depan. Dan hanya akan ada kamu untuk dirimu.
•••
Matahari menerpa wajahku, rasanya menyengat ketika menerpa pipi kiriku yang terbakar. Debu berterbangan, bau hangus kayu dan bau hangus daging menjadi satu.
Aku semalaman tertidur didekat mayat kedua orang tuaku, sambil menangis dan mengutuk mereka yang sudah membunuh kedua orang tuaku.
Dan sekarang mayat kedua orang tuaku sudah hangus terbakar, sementara wajahku penuh dengan abu, pipi kiriku melepuh, telapak tangan ku robek, lututku pun terluka, mataku sembab, dan masih banyak luka kecil yang diakibatkan oleh penyerangan kemarin yang sangat tiba-tiba.
Aku terisak melihat mayat kedua orang tuaku hangus, aku memukul-mukul tanah karena tidak bisa menangani rasa sakit di hatiku.
Api disekeliling ku sudah mati, tapi api yang ada didalam diriku masih membumbung tinggi.
"Why?!" Aku berteriak menatap langit sambil menangis. "WHY, GOD?! TELL ME!"
"Why are you doing this to me?" Aku menangis dan terisak menunduk menatap tanah, air mataku jatuh menetes ke tanah. Aku sudah tidak tahan menahan rasa sakit secara fisik dan jiwa, aku berbaring diatas tanah sambil meringkuk memeluk diriku sendiri, dan menangis.
Aku. Ellie Warren. Ya, aku sendirian sekarang. Hanya ada aku.
Aku menatap langit, langit pun gelap tapi entah mengapa matahari masih menyinari bumi. Aku menangis menatap kearah matahari, tidak perduli jika rasa menyengat di pipi kiriku.
Aku memejamkan mataku, air mata mengalir deras. Aku tidak tahu harus melakukan apa, aku tidak tahu harus pergi kemana, aku tidak tahu apakah aku bisa menjalani hidup ku.
Aku seperti dicabik-cabik menjadi potongan kecil, dan aku harus berusaha mengumpulkan semua potongan kecil itu—tapi aku bukan seorang gadis spesial, aku hanya gadis biasa, aku benar-benar tercabik-cabik, aku benar-benar hancur. Siapapun yang melakukan ini padaku, dia berhasil—dia berhasil menghancurkan aku menjadi potongan-potongan kecil, bahkan sudah menjadi remahan-remahan tak berguna.
Apa tujuan ku? Siapa aku? Apa yang harus aku lakukan?
Dan banyak lagi pertanyaan yang terus aku tanyakan, tapi hanya pertanyaan, tidak ada jawaban!
Aku kehilangan arah, aku kehilangan tujuan, aku kehilangan semangat untuk hidup, aku kehilangan semua yang aku miliki.
Aku sangat menyedihkan, aku sangat lemah, aku sangat putus asa, aku sangat buta arah, aku sangat tak berdaya.
Di sekelilingku sekarang hanya tersisa abu dan mayat para tetangga ku, termasuk mayat kedua orang tuaku. Aku tidak bisa lagi mendengar suara orang-orang berdagang, atau berbincang mengenai hal-hal santai.
Aku duduk, dan menatap sekeliling—ini seperti lapangan tempat pembantaian massal, hanya ada mayat dimana-mana, dan yang menyedihkannya adalah hanya tertinggal aku sendirian yang masih hidup.
Aku berusaha berdiri, aku menahan rasa sakit di kaki dan lutut ku. Aku menyeret kaki kiriku untuk bisa berjalan, aku berjalan dengan susah payah.
KAMU SEDANG MEMBACA
FORBIDDEN - THE RIDDLE BROTHERS [18+]
Fiksi Penggemar"These feelings should not grow." ◉ Start, 5 Januari 2023 ◉ End, -