Deon Zirga Alvarino

145 13 1
                                    

"bro, serius lu bakal ke indo?" tanya yahya, deon memandang lurus kedepan lalu menoleh menatap sahabatnya itu, lalu mengangguk

"bukan nya paman lo itu udah ngelarang keras untuk lo ke indo?, gimana kalo sampe dia tau" ucap rangga

"gua ga mungkin ceroboh untuk hal kaya gini---" deon menjeda ucapan nya dan tersenyum sambil menatap sahabatnya, membuat mereka merinding di buat nya

"it's all a small game." lanjut deon

"no matter how small a game you make, it is already dangerous for other people, deon." ucap abraham menatap tajam deon, namun sang empu masih saja tersenyum

"That may be true, but I already have a thorough plan" ucap deon langsung mendatarkan ekspresi wajah nya

"Up to you." pasrah abraham

"di dalam permainan gua, ada kalian di dalam nya." ucap deon, membuat ke tiga sahabatnya membulat kan mata sempurna

"do not be crazy!" deon terkekeh pelan

"kalian ikut gua ke indo selesai wisuda minggu depan" ucap deon

"maksud lu, kita sekolah di sana juga?" tanya yahya, deon mengangguk

"yang bener aja, ntar kita ikuta kena lagi sama bang raga" ucap yahya

"lo bukan anak kecil yang mau bertindak sesuka lo, bro" sahut rangga

"Good, justru itu, gua bukan anak kecil yang bodoh untuk mengambil tindakan besar, itu artinya gua tau resiko nya nanti, gua tau apa yang akan terjadi nanti" jelas deon

"Kaka lo bakal sedih kalo lo ceroboh" deon menatap sahabatnya datar

"gua tekankan ke lo untuk jangan pernah narik dia ke dalam pembicaraan gini." tekan deon

"udah jangan ribut, gua setuju untuk ikut" ucap yahya

"gua juga" sahut rangga

"gua duluan, ada urusan lebih penting" ucap abraham langsung pergi begitu saja meninggalkan mereka

"gua juga pulang deh, mau izin ke nyokab dari sekarang, jadi ntar ga ribet untuk izin, takut nya ga di boleh, hehe" Yahya pun ikut berlari ke luar

"apa? lo mau ikut pulang juga?" tanya deon menatap rangga datar karna melihat rangga bangun dari duduk nya, rangga terkekeh pelan

"mau ikut ngumpul sama anak² di dalem" deon mengangguk meng iyakan

Kini tersisa deon di ruangan itu, hanya di temani dengan keheningan yang tenang, ia melihat foto di depan nya dan tersenyum.

"kak, maaf kalo aku ngambil tindakan kaya gini, aku butuh kakak untuk menentukan pilihan terbaik, tapi kakak ga ada" ucap deon pelan

pyar

"Anjing!" umpat deon menatap pecahan kaca tersebut

Deon berjalan perlahan untuk mengecek apa yang sedang terjadi, di luar tampak lah tenang seperti tak terjadi apapun di sana, namun bagaimana panah itu bisa lolos masuk? terlebih tak ada yang tau letak markasnya selain anggota, itupun hanya anggota terpilih lah yang ia tugaskan disana.

Deon mengambil panah yang terlihat secarik kertas kecil di ujung nya

aku menunggu keberhasilanmu.

Deon mengerutkan keningnya "keberhasilan apa?" gumamnya pelan, ia dengan cepat mengambil ponsel nya.

"apa?"

(²) DEVIL ANGEL [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang