Mencoba Mengikhlaskan

220 26 1
                                    

Buat Ngikhlasin lo itu sulit ra, gue lewat tempat makan biasa kita dan inget lo aja udah sakit banget

~ Clarisa ~


•••
Varo dan Risa kini sudah berada di makam Ara dengan membawa bunga tulip dan mawar hitam, lalu ia taruh di atas makam itu.

"Hai ra... Gue dateng lagi, udah hampir sebulan gue ga kesini dan rasa kangen gue besar banget untuk lo" ucap Risa

"Ra, lo ga ada niatan untuk balik ke gue? ketemu sama gue? bahkan lo ga pernah sekedar berkunjung ke mimpi gue, apa lo gamau ketemu gue lagi?" Tanya Risa, Varo memegang pundak risa dan mengusap nya pelan

"Gue kangen kita yang selalu ribut ra, kangen kita yang selalu sembunyi kalau malem untuk ke arena atau markas" Risa memejamkan matanya pelan dan mengatur nafasnya.

"Perusahaan, kelompok mafia dan geng motor kita semua aman ra, ada Varo yang selalu bantu gue untuk ngurus semuanya, He's my husband the handsome one ini yang ngurus semuanya" jelas Risa, Varo membuang pandangannya, risa menoleh dan terkekeh pelan.

"Lucu banget mukanya merah" ejek Risa

"Kata siapa? ini panas banget makanya merah" elak Varo

"Tapi kok muka aku ga merah ya?" tanya Risa bingung, Varo tak tau harus menjawab apa

"Aku cuma bilang gitu aja udah salting, gimana kalo aku bilang, cintanya aku, semesta aku, dunia aku, kesayangan aku" sindir Risa

"Jungkir balik" sahut Varo, risa tertawa mendengar ucapan Varo yang terdengar lempeng

"Kalau Ara disini pasti langsung di ketus in, kalo ga dia langsung pergi" ucap Risa terkekeh pelan, Varo melirik sebentar ke arah makan Ara, ia bingung mau menjawab atau tidak, jika ia menjawab ia takut salah dan membuat risa menjadi terluka kembali, risa memahami situasi dengan melihat wajah varo yang terlihat gelisah.

"Iya var aku tau, aku salah bicara, bukan kalau, tapi ara memang disini, di depan aku" ucap Risa

"Masih lama ga? kita mau ke supermarket, di rumah bahan semua nya abis kan? Jadi kita belanja dulu" ucap Varo mengalihkan pembicaraan.

"ayo, lagi pula udah panas banget" ucap Risa, Varo berdiri lebih dulu dan membatu Risa untuk berdiri

"Padahal aku bisa bangun sendiri" ucap Risa

"Gapapa biar romantis" ucap Varo sembari terkekeh, Risa hanya memutar bola mata malas

"Yaudah ayo" ucap Varo sambil menunggu agar Risa berjalan lebih dulu

Risa dan Varo kini tengah dalam perjalanan pulang dengan niatan ingin ke supermarket yang ada di dekat komplek nya saja.

"Kita mau masak apa nanti?" Tanya Risa

"Kok kita? kamu aja yang masak, aku gamau, terakhir masak bareng kamu aku jadi bahan percobaan yang ga mengenakan" tutur Varo dengan wajah kesal

"Ih itu kan awal tinggal serumah! lagian aku udah bisa masak sekarang, kamu juga awalnya tau aku ga bisa masak, kenapa mau sama aku coba!" omel Risa

"Iya iya maaf, mau aku bales lagi ntar salah jawab jadi aku diem" ucap Varo, Risa membuang pandangannya

hanya membutuh kan waktu lima menit mereka sudah berada di supermarket yang ada di sana

"Kamu ambil cemilan, aku mau ngambil sayuran nya" ucap Risa, Varo mengangguk dan pergi

Risa tengah sibuk mencari sayuran sambil berfikir ia akan masak apa nanti, saat tengah sibuk memilih sayuran serta mengambil beberapa daging, tak sengaja menyenggol seseorang membuatnya menoleh.

"Maaf" ucap orang menatap Risa sebentar dan pergi begitu saja meninggalkan risa yang tengah terdiam

"Tatapan itu.." gumam Risa mencoba mengingat tatapan yang sangat familiar di fikirannya

"Hey, kamu ngapain malah diem, udah selesai?" Tanya Varo yang heran menatap risa tengah berdiri diam

"Ara" ucap Risa menatap Varo dengan tatapan serius nya

"Ara? kenapa? kamu mau kesana lagi?" Tanya Varo, Risa menggeleng cepat

"Engga aku ketemu ara, lebih tepat nya mirip var, mirip banget. Aku kenal tatapan itu" ucap Risa

"Kita bayar dulu, belum makan kan, nanti aku bantu" ucap varo mengalihkan pembicaraan itu, ia berfikir mungkin Risa masih terbayang dengan Ara karna mereka baru saja pulang dari sana.

"Var, kamu pasti anggap kalo aku halusinasi kan? aku beneran, aku ga halusinasi! tatapan itu--

"Ris, aku percaya kamu liat tatapan itu, tapi di dunia ini bukan hanya Ara, banyak yang memiliki tatapan yang sama" jelas Varo mencoba memberitahu Risa dengan cara halus

Varo memeluk Risa sembari mengelus rambutnya pelan "Aku ga mau liat kamu berlarut dalam kesedihan Risa, aku mau kamu buka lembaran baru dengan kebahagiaan, Ara udah tenang disana, dia pasti sedih liat kamu sedih terus" Risa sama sekali tak menyauti ucapan varo

"Belanja nya udah kan? kita pulang ya?" ucap Varo menggenggam tangan Risa lembut dan berlalu pergi

Seseorang yang tengah bersembunyi di balik salah satu rak yang ada di sana menatap kepergian Risa dan Varo dengan tatapan sulit di artikan

"Just wait for the time." ucap orang itu dan pergi dari sana

•••
Tinggalkan jejak!

(²) DEVIL ANGEL [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang