Reuni I

147 12 2
                                    

"Deon ini pertama kalinya kamu membantahku, bahkan ini bukan urusan yang sepele." tegas raga, deon hanya diam tak merespon sedikitpun ucapan raga sedari tadi

"Deon, tindakan mu untuk pergi kesana itu bisa mengancam nyawa mu! kau mau seperti kakakmu? walaupun dia pintar dia tetap pergi, lalu bagaimana dengan mu!?" deon menatap raga tajam, kini emosi nya ikut tersulut

"Jangan membuatku berambisi untuk menghabisi mu paman!" tekan deon

"Aku selalu memaklumi semua tindakan cerobohmu karna kau masih terbilang muda deon, tapi untuk masalah seperti ini harus nya kau mengerti! bahkan selalu ku jelaskan alasan kenapa aku melarang mu kesana, di sana, disana lah kakak mu pergi deon!, itu semua karna ia lalai." Jelas raga

"Itu karna dia mempunyai rasa kasian, dan dia memiliki hati, dia melindungi saudaranya, jika mungkin kau berada di posisi itu, mungkin kau tidak akan mengorbankan nyawamu bukan? dan kau bilang dia lalai? lalai seperti apa yang kau maksud raga! dia sudah banyak berkorban, jika tak ada dia, kau tak mungkin berada di posisi mu yang sekarang! tutup mulut mu sebelum ucapannya sendiri lah yang membuat mu tiada." tekan deon dan pergi meninggalkan raga

"DEON! AKU BELUM SELESAI BERBICARA" teriak raga

"Ucapan mu tidak penting untuk ku!" sahutan dari deon membuat raga frustasi, harus bagaimana lagi ia menjelaskan kepada deon untuk tidak pergi kesana, ia hanya takut akan kehilangan kembali, negara itu membuatnya memiliki trauma akan kematian.

"harusnya lo langsung kasih tau alasan lo sebenarnya bang, dengan lo bilang gitu pasti dia berfikir kalau lo menjelek kan ara, lo salah jelasin ke dia dengan cara kaya tadi, lo liat? dia semakin memberontak, dan benar bang, ucapan lo bisa aja bunuh diri lo sendiri" ucap api yang datang membawa sebuah kopi di tangan nya

"Lo fikirkan dulu baik - baik, gua mau ke belakang, ngopi" lanjut api pergi dari sana

Raga duduk di sana, ucapan api ada benar nya harusnya dari awal ia bilang alasan sebenarnya raga menentang keras agar deon tak ke Indonesia karna ia takut kehilangan nya juga, namun ia takut untuk mengungkapkan itu, ia salah malah memilih untuk bungkam dengan alasan yang sebenarnya, karna itu ia malah semakin jauh dengan deon

"Ara... maafin abang, maaf..." lirih raga

•••
"RISA!!" teriak seseorang membuat risa menoleh ke sumber suara, ketika menatap orang yang berteriak ia memutar bola matanya malas

"Mau kemana ris?" tanya rizka yang sudah berada di samping nya

"Ga liat kita dimana!?" sinis risa

"Berarti lo mau ke kelas?" ucap rizka, risa hanya ber dehem sebagai jawaban

"Ngapain ke kelas ris?" risa tersenyum manis menatap rizka

"Sebelum sepatu gue lepas dari kaki, lebih baik lo pergi" ucap risa pelan namun rizka tak perduli dan masih tetap berada di sebelahnya

"Ris--

"Bisa stop ga sih manggil terus!" rizka melongo menatap risa, sedangkan sang empu tetap melanjutkan jalannya tanpa menoleh ke rizka, ia sudah kesal dengan teman nya itu

"Ris--

"DIEM ANJ!? --- " risa terdiam menatap varo yang tengah menatapnya datar, sedangkan rizka orang yang sedari tadi menggodanya berpura - pura tak melihat kejadian itu dan perlahan melangkah pergi, risa masih menatap rizka yang pergi, tepat di belakang varo kini rizka menunjukan wajah mengejek nya membuat risa semakin kesal dan takut secara bersamaan karna ia melihat varo

"Lanjutin tadi mau bilang apa" ucap varo menatap intens risa

"Kamu kok disini? bukan nya ada kelas?" tanya risa mencoba mengalihkan pembicaraan, varo mengangguk pelan

(²) DEVIL ANGEL [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang