•08• 𝓓𝓪𝓱𝓪𝓰𝓪 𝓓𝓲 𝓣𝓮𝓷𝓰𝓪𝓱 𝓗𝓾𝓳𝓪𝓷

74.9K 439 61
                                    

Miss V's POV

Setelah menyudahi hubunganku dengan Alvin, tentu saja memberi perubahan yang begitu besar diantara kami. Kudapati raut wajah pemuda manis itu selalu tampak murung, lesu, tak bersemangat. Kami juga tidak saling bertegur sapa ketika bertemu. Ia selalu menghindar dan langsung memalingkan pandangannya ketika tanpa sengaja bersitatap denganku. Aku tidak menyalahkan perubahan sikapnya yang seperti itu, karena bagaimanapun juga semua ini bermula dari kesalahanku. Aku yang terlalu serakah.

Walaupun belum lama menjalin hubungan yang intim dengan Alvin, tetapi kenangan kami tersimpan rapi di dalam memoriku. Sikap manjanya, senyum manisnya, tutur katanya yang lembut, dan gelora jiwa mudanya memberi warna baru di atas ranjangku.

Rasa bersalah seketika timbul di dalam hatiku, teringat tentang perlakuan kasarku padanya. Aku sadar jika sikapku sangat berlebihan waktu itu. Aku memang sengaja membuat dia membenciku agar lebih mudah untuk berpisah dengannya. Aku juga tidak akan menahannya jika ingin pergi dari kost-kostan ini. Tetapi aku berjanji, suatu saat nanti aku pasti meminta maaf padanya.

Jujur saja, jika aku disuruh untuk memilih antara Juna dan Alvin, tanpa keraguan sedikit pun aku pasti memilih Juna. Karena bagiku Juna adalah oasis di tengah gurun pasir gersang. Aku tidak akan mau melepas Juna begitu saja. Kuakui, aku memang wanita brengsek yang memanfaatkan Juna dengan mempermainkan perasaannya. Aku tahu dia sangat menyayangiku, bahkan Juna tidak pernah lelah untuk membuktikan kesungguhan cintanya. Tetapi aku selalu mengulur waktu dan meminta pengertian Juna agar tidak memaksaku. Alasanku dibalik itu semua karena aku tidak bisa begitu membongkar aibku dan masa laluku yang kelam padanya. Aku belum siap, aku takut jika nanti Juna malah kecewa dan kehilangan oasisku.

Aku tidak bisa tidur malam ini karena kegelisahan yang tiba-tiba datang menghampiri. Kudengar suara hujan semakin deras di luar sana. Jam dinding menunjukan waktu hampir tengah malam, tapi aku belum merasa ngantuk. Kupejamkan mata, mencoba untuk relaks agar segera terlelap. Mungkin sudah lima menit berlalu, tapi aku belum ngantuk juga. Aku bergegas membuka laci ingin mencari sesuatu. Setelah berberapa detik, akhirnya aku menemukan apa yang kucari. Sebuah wadah berbentuk tabung kecil berbahan plastik dengan identitas namaku tertera pada lebelnya.

Lama kelamaan kutatap benda itu, justru menumbuhkan amarah di dalam hatiku. Ingatan tentang kejadian mengerikan di masa lalu itu kembali menyeruak, membuatku trauma berkepanjangan. Aku pun berjalan cepat menuju kamar mandi, lantas membuang isinya ke dalam kloset.

"Dasar sialan!!" kuhempas tabung kosong itu ke dalam tempat sampah

Aku menghela napas kasar sambil merutuki diriku sendiri yang masih saja bergantung pada obat-obatan itu. Aku tidak ingin berlama-lama tenggelam dalam rasa gelisah, karena perasaan itu akan menjadi sesuatu yang lebih buruk lagi. Sedetik kemudian terbesit sebuah alternatif lain agar aku segera bisa tidur nyenyak malam ini.

Kucari benda itu di seluruh penjuru kamar. Kotak Pandora yang menjadi jalan terakhir disaat dahaga itu datang. Mataku melebar dengan senyum merekah setelah menemukan kotak yang kucari. Aku bergegas kembali ke ranjang segera ingin memulai ritualku.

"Ha? Kemana mereka semua?" gumamku terheran karena berbagai macan dildo kesayanganku hilang, hanya menyisakan secarik kertas

'𝑲𝒂𝒍𝒐 𝒌𝒂𝒎𝒖 𝒍𝒂𝒈𝒊 𝒔𝒂𝒏𝒈𝒆, 𝒎𝒂𝒔𝒊𝒉 𝒂𝒅𝒂 𝒂𝒌𝒖. 𝑱𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒓𝒏𝒂𝒉 𝒑𝒂𝒌𝒆 𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌-𝒑𝒍𝒂𝒔𝒕𝒊𝒌 𝒔𝒊𝒂𝒍𝒂𝒏 𝒊𝒕𝒖 𝒍𝒂𝒈𝒊. 𝑺𝒂𝒚𝒂𝒏𝒈𝒎𝒖.... 𝑱𝒖𝒏𝒂 ❤️'

𝒦𝑜𝓈𝓉-𝓀𝑜𝓈𝓉𝒶𝓃 𝑀𝒾𝓈𝓈 𝒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang