Sang Mangsa I

52 6 1
                                    

Matahari pagi kini telah menampakkan sinar nya, pertanda banyak orang harus melakukan aktivitas mereka masing - masing

kini Risa, Varo dkk tengah bersiap untuk menuju ke makam ara, setelah menghubungi Raffi serta Alfa dan Rizka, tadi mereka bilang akan menyusul langsung ke sana jadi mereka tak perlu menunggu nya

"Gue udah siap" ucap Arka

"Yaudah ayo jalan, kalian bawa motor sendiri - sendiri kan semalam? gue sama risa naik mobil" ucap Varo

"Iya gue bawa motor kok, kalau gitu kita jalan duluan" ucap Zio

"Oke, gue juga mau mampir beli bunga dulu" ucap Risa, mereka hanya mengangguk dan mulai melajukan motornya

"Ayo, aku udah pesan bunga semalam jadi kita langsung ambil" ucap risa yang masuk terlebih dulu ke mobil, di susul oleh Varo

"Tempat biasa kita beli kan?" tanya Varo

"Iya, mau beli dimana lagi kalau bukan disana" ucap Risa memutar bola mata malas

Sepanjang jalan Varo sibuk mengajak berbicara dengan Risa namun Risa seperti tak menghiraukan nya, Risa terus menatap trotoar dengan beberapa pejalan kaki yang mungkin tengah berolahraga

"Sayang, can you answer what I said?" ucap Varo memegang pundak Risa membuat Risa menoleh ke arah nya

"Kamu kenapa diem aja? aku dari tadi ngajak kamu ngobrol ngga di sauti, lagi mikir sesuatu? apa yang mengganjal di fikiran kamu?" tanya Varo sedikit menoleh ke Risa dan kembali fokus melihat ke depan

"Aku kepikiran tentang kejadian semalam, tentang peneror itu dan aku ga enak sama rizka" jelas Risa, Varo mengangguk mengerti

"Rizka semalam udah bilang kan mau ikut ke makam? kalau kamu ngerasa ngga enak, nanti minta maaf sama dia" ucap Varo, Risa menoleh ke arah Varo lalu mengangguk sambil menghela nafas pelan

"Tunggu bentar aku ambil bunga nya dulu" ucap Varo dan turun dari mobil, Risa menatap sekelilingnya bahkan ia tak sadar jika mereka telah sampai di toko bunga, tak lama Varo kembali dengan membawa bunga dan ia taruh di kursi belakang mobil

⏳⏳⏳

Kini sekumpulan remaja tengah berdoa mengelilingi satu makam yang tak lain makam teman mereka

"Gue tiba - tiba ke inget dimana waktu pergoki ara dan risa waktu di roftof waktu itu, dimana waktu awal gue mulai tertarik ke ara" ucapan Raffi yang tiba - tiba membuat mereka menoleh ke arah nya, Raffi menaikan satu alisnya seolah bertanya

"Di situ gue mikir kalau arka juga suka sama ara, eh dia udah mau nikah sekarang" ucap Alfa

"Gue ga pernah tertarik, sekedar rasa penasaran karna dia keliatan sangat berbeda dari siswi yang lain" jelas Arka

"Ara itu siapa?" tanya naya

"Ara itu kembaran gue" ucap Risa, naya hanya mengangguk

"Ada yang aneh" ucap Zio yang sedari tadi hanya diam dan memperhatikan sekitarnya

"Maksud lo?" tanya Risa

"Kalian ngga ada yang sadar? sebelum kita naburin bunga tadi udah ada bunga?" Zio berjongkok mengambil salah satu kelopak bunga yang sangat berbeda dari yang mereka bawa tadi "Bunga ini masih baru bahkan terlihat belum lama, tandanya sebelum kita kesini sudah ada yang datang" jelas Zio, mereka menatap satu sama lain

"Mungkin aja itu semalam?" ucap Rizka

"Ngga mungkin kalau semalam, kalau bunga ini di taburin semalam pasti nya sudah keliatan sedikit layu, tapi ini? bener - bener keliatan masih segar bahkan harum nya masih sangat jelas, dan dia masih ada disini" ucap Zio menunjuk seseorang dengan pakaian tertutup yang melenggang pergi, mereka yang melihat itu segera ber lari mengejar nya

Saat sudah sampai di depan gerbang makam, mereka melihat sekeliling, namun nihil, mereka tak melihat apapun, hanya jalan yang sunyi, Zio berjalan ke arah mobil Varo dan mengambil sesuatu

mau sepandai dan selincah apapun kalian, kalian tak akan pernah bisa mengejar ku, jika kalian pemburu maka aku lah mangsa nya, tidak ada jebakan, maka tidak tertangkap, loser.

-seorang mangsa-

"Sialan!" umpat Zio

"Ayo kita pulang aja dulu, bicarain hal ini lebih baik di dalam ruangan" ucap Varo

"Sorry gue ga bisa, jadwal keberangkatan gue sebentar lagi, dari sini gue mau langsung ke bandara" ucap Arka

"Gue juga, keberangkatan gue masih ada 2 jam lagi, tapi takut kalau jadwal keberangkatan nya di majuin jadi gue mau jalan lebih awal" ucap Zio

"Kalau gitu kalian gapapa kalau mau jalan, see you next time" ucap Risa

"Sebulan lagi gue balik kesini bawa calon istri gue, di tunggu ya" ucap Arka sambil tertawa, ia memakai helm nya bersiap untuk pergi

"Awas aja ntar kalau acaranya ga meriah, langsung gue obrak abrik tuh tempat" ucap Alfa, Arka terkekeh pelan sembari menggeleng menghadapi sifat sahabatnya itu

"Yaudah kalau gitu gue duluan ya" ucap Arka

"Hati - hati" ucap mereka berbarengan melihat arka yang sudah melajukan motornya

"Ayo kita pulang juga, atau mau cari tempat makan dulu buat sarapan?" tanya Risa

"Cari sarapan dulu deh, laper banget gue" ucap Rizka, Risa mengangguk

"Gue langsung jalan ya, kalian cari aja makan" ucap Zio

"Yaudah, keluar bareng aja kebetulan kan satu arah" ucap Varo, mereka mulai menaiki kendaraan masing - masing dan bersiap untuk pergi

•••
"Ham, lo udah bilang ke ortu lo?" tanya Yahya

"Lupa?" tanya abraham, Yahya meringis pelan menyadari pertanyaan nya

"hehe sorry gua lupa" ucap Yahya, Abraham menggeleng dan kembali fokus ke handphone nya

"Kalau lo ngga?" tanya yahya

"Gua belum balik ke rumah, mungkin ntar aja pas udah mau jalan baru izin" ucap Rangga, Yahya mengangguk dan menatap Deon yang tengah menatapnya juga dengan satu alis terangkat

"Apa? mau nanya hal yang sama juga?" tanya Deon datar

"Engga, orang gua ngeliat doang kok" ucap Yahya mengalihkan pandangannya

"Kita harus hati - hati" ucap Abraham setelah menutup laptopnya


•••
Tinggalkan jejak.

See u next capt















(²) DEVIL ANGEL [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang