1.

803 33 2
                                    

"Dia adalah Serlina Sevie, calon tunangan mu, cantik bukan?" Seorang wanita yang kira-kira usianya adalah lima puluh tahun lebih bersuara lembut dan terkekeh di akhir kalimat. Ia seorang wanita terhormat dan di segani di kota ini Aretha Delvlona Alaric.

Perkataan ibunya hampir membuat Louis Dielyo Alaric bergidik geli. Hey! Banyak wanita di luar sana yang lebih cantik dari perempuan ini, jika hanya karena kecantikan juga takut ia memiliki penyimpanan seksual, sebaiknya jangan jodohkan dia! Sebab ia bisa mencari manusia nyaris sempurna dan hanya tidak menang tampang saja! Sementara itu ia juga masih normal!

"Ibu, kau yang benar saja? Tega sekali kau memaksa putra mu, Bu. Aku ini tidak mau di jodohkan." Louis menolak setelah melihat Serlina yang memasang senyum yang di buat-buat seimut mungkin padanya.

"Apa yang kurang dari Serlina? Dia cantik, menggemaskan, berasal dari keluarga terpandang dan sopan." Nyonya Alaric itu menaikan satu alisnya, menatap sang putra rumit.

"Atau jangan-jangan kau memang benar-benar sudah mengalami penyimpanan seksual!" Aretha memekik heboh, saking nyaringnya teriakan wanita itu, Serlina saja langsung mengusap kupingnya beberapa kali sebab duduk di sebelah Aretha.

Bagaimana Aretha tidak panik, putra satu-satunya ini tidak normal! Bagaimana ia akan memiliki cucu di umur nya yang sudah tua begini! Menunggu sebentar masih bisa di terima, tapi bagaimana jika tak akan pernah?!

Louis pasang wajah datarnya, lelaki tampan itu menggeleng pelan. "Aku masih normal, masih menyukai lubang." Tak tau malu ia berkata demikian di hadapan sang ibu. Ia berkata demikian hanya untuk membuktikan, mana terima ia di sebut penyuka sesama pedang!

"Louis," tiba-tiba saja suara halus dan selembut sutra milik Serlina masuk ke indra pendengaran Louis. Perempuan itu menegur perkataan nya yang bisa di bilang tak sopan.

Louis tatap remeh perempuan itu namun Serlina malah membuang pandangan, pipi nya merona dan sedikit tersenyum, seperti orang yang salah tingkah. Aneh, di tatap remeh justru senang. "Apa? Tak usah menegur ku seolah kita akrab," sarkas nya.

"Louis, jaga ucapan mu." Sudah Aretha layangkan tatapan mata nya yang tajam pada putra tunggalnya, hingga kini Louis lah yang membuang pandangan.

"Maaf." Terpaksa sudah kata maaf meluncur keluar dari mulut Louis, Aretha kembali menormalkan tatapan nya dan Serlina hanya mengangguk.

"Perempuan aneh! Kau pikir kau cantik dan menggemaskan seperti itu?! Ingin sekali rasanya ku tenggelamkan di laut." Berbeda dengan isi hatinya, Louis masih memasang wajah datar menatap Serlina.

Aretha berdehem pelan saat putra nya menatap Serlina.
"Ku rasa akan lebih baik jika kalian pergi jalan-jalan bersama." Itu bukan saran tapi lebih mengarah ke perintah yang harus di turuti oleh Louis.

Sontak mata Serlina berbinar menatap Aretha. Menjijikkan, itulah kata yang muncul di pikiran Louis saat melihat wajah perempuan tersebut.

"Bolehkah?" Serlina memastikan.

Aretha mengangguk singkat.
"Pergilah dengan Louis."

Sejenak Louis buang nafas nya kasar, "yes mom. Cepatlah sebelum ku tinggal," katanya terpaksa.

Dari belakang Aretha perhatikan mereka berdua, bagi Aretha mereka sangat serasi, semoga saja hubungan mereka bisa sampai ke jenjang pernikahan.

Serlina berasal dari keluarga terpandang juga, mereka tak sembarang memilih gadis untuk di menjadi calon istri Louis.

♪♪♪♪♪

Sepanjang perjalanan Louis benar-benar tertekan rasanya, akibat pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan dari Serlina, gadis itu menyebalkan!

"Berapa usia mu, Louis?"

"Satu abad," jawab Louis acak.

Tidak ada yang lucu bagi Louis jawaban nya tersebut, tetapi mengapa si Serlina ini malah tertawa.

Louis berhentikan mobil tersebut di pinggir jalan hingga membuat kening Serlina mengerut.

Setelah nya pintu mobil yang berada di dekat Serlina terbuka.
"Keluar." Louis tatap tajam perempuan itu.

Wajah Serlina mulai panik, sebab ia tak mengenal tempat ini, lebih tepatnya tak tau, harus kemana ia jika ia ditinggalkan?

"Keluar sekarang, atau ku seret paksa?" Suara Louis kembali terdengar menakutkan di telinga Serlina.

Mulai terbawa emosi, Louis keluar lebih dulu dan langsung ia tarik tangan putih mulus Serlina hingga dengan amat terpaksa Serlina keluar dari mobil mahal dan keren tersebut.

"Louis, ku mohon, jangan tinggalkan aku di sini. Aku tak tau tempat ini," Serlina mulai memohon pada putra tunggal nyonya Aretha itu.

Sedangkan Louis justru nampak berpikir, bagaimana caranya ia bisa lari sekarang. Dapat di pastikan setelah ini ibunya bisa langsung mengerahkan seluruh tenaga untuk mencarinya kemudian ia akan berakhir di jodohkan dengan si bodoh ini!

Senyum miring terbit di bibir Louis ketika netra nya menangkap sebuah mobil mahal dan mewah berwarna yellow yang mulai melambat juga menepi dan berhenti di belakang mobil nya.

Pintu mobil itu terbuka, menghidangkan sosok wanita dewasa cantik yang memiliki aura menyeramkan, wanita itu menghampiri mereka.

"Kau masuklah lebih dulu ke mobil ku, bocah ingusan." Wanita itu hanya menatap datar Serlina,.tetapi berhasil membuat nya takut.

Setelah mendapat anggukan dari Louis, Serlina menurut, ia masuk dan pasrah pada keadaan saat sudah duduk di dalam mobil mewah tersebut. Sembari memperhatikan Louis yang sedang berbicara dengan wanita mengerikan itu.

"Kau pergilah ke desa terpencil dalam hutan yang sering kita kunjungi," kata wanita itu datar.

Louis mengangguk, ia kecup pipi wanita di hadapannya.
"Terimakasih bibi, kau yang terbaik!"

Benar, wanita tersebut ialah kakak dari Aretha. Lebih tepatnya saudari kembar, ia bernama Aletha, yang memiliki bola mata berbeda dan memilih tak menikah seumur hidupnya.

•••••

Louis berhentikan mobil mewah miliknya di pinggir jalan, dan kaki nya melangkah menuju seorang perempuan muda yang sedang menggigit sebuah apel dengan rakus bak orang kelaparan. Di tangan kiri wanita itu terdapat sebuah katana yang sangat tajam, dapat dipastikan kepala akan langsung menggelinding sekali tebasan saja.

"Apa kau yang di maksud nyonya Aletha?!" Wanita itu bertanya tak sabaran, tapi kalau di lihat dari fisik Louis, ciri-cirinya sama persis.

Asal kau tau saja, tadinya ia sedang mencicipi apel-apel segar yang baru di petik dan hendak di jual ke pasar, tapi karena pria di hadapannya, kegiatan menjadi terhenti.

Louis mengangguk singkat hingga perempuan muda tersebut berdecak pelan.
"Cepatlah!" Dengan malas ia lempar apel bekas gigitan itu ke sembarang arah.

Kedua manusia tersebut mulai berjalan memasuki hutan, rumput-rumput panjang sesekali di tebas oleh si perempuan tersebut.

"Siapa nama mu?" Tak biasanya, tetapi sekarang Louis lah yang bertanya lebih dulu.

"Julian Haidee," wanita itu menjawab dengan malas.

Louis tertawa pelan. "Nama mu terdengar seperti nama laki-laki."

Julian mendelik sinis pada pria yang asing baginya itu. "Jaga ucapan mu, sebelum wajah cantik mu ku gores dengan katana ini!" Ancam nya tak main-main.

•••••

Hayoo,ada yang udah kenal kah sama Julian, namanya pernah di sebut lho🌞

Follow tiktok:

@//AlessiaNuassha

EQUIVALENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang