8.

286 17 8
                                    

°Silahkan ketuk bintang nya dulu, sebab dengan bintang itulah kau bisa menghargai ku

°Satu bintang mu berpengaruh dengan semangat menulis ku

•°•°•°•°•

"Jadi Louis benar-benar akan menikah dengannya, ya?" Serlina bertanya lirih pada Aretha.

Dengan lembut, Aretha ambil kedua tangan Serlina dan ia elus pelan. "Jangan bersedih, itu artinya, kau pantas mendapatkan yang lebih baik dari Louis, sayang" Aretha berniat menenangkan.

Tadinya, Aretha pikir Serlina mulai menerima kehadiran itu setelah beberapa hari tak di bicarakan, maka dari itu ia datang sekedar berkunjung dan meminta maaf, ternyata diluar dugaannya, Serlina bahkan berniat menghabisi dirinya sendiri dengan pisau, beruntung ia datang tepat pada waktunya.

Gelengan kepala pelan dari Serlina. "Tetapi aku menginginkan dia" Katanya lirih.

Perempuan malang ini sudah berharap akan di perhatikan, di manjakan, dan di sayangi oleh Louis, nyatanya tidak, Louis tak lebih dari ibu dan ayahnya yang selalu menyakiti perasaannya, benar, Serlina ialah anak yang tak di perhatikan oleh kedua orangtuanya.

Aretha diam saja, tak membalas, ia paham sesakit apa hati Serlina sekarang. "Aku mengerti" Wanita itu mengukir senyum tipis.

Sejujurnya, Aretha sudah sangat menyayangi Serlina, meskipun hanya mengenal beberapa bulan ini, tetapi dengan nasib Serlina yang sama dengan nya dulu, yaitu tidak di pedulikan orang tua, ia mengerti kalau anak ini kekurangan kasih sayang dan cinta dari keluarga.

Tetapi Aretha pun tak membenci Julian, ia juga telah mendengar banyak tentang perempuan itu dari Aletha, parahnya lagi Julian tak tahu siapa orang tuanya.

"Laki-laki tak hanya satu, masih banyak yang lebih baik dari Louis, jangan menjadi bodoh dengan cara mengakhiri hidupmu, memang nya kau yakin akan masuk surga jika mati?" Terpaksa Aretha keluarkan kalimat kesayangan kembarannya itu, kalimat sarkas dengan nada lembut dan pelan.

•°•°•°•°•°•

"Apa? Julian akan menikah dengan Louis?" Marisa bertanya demikian pada bibi Aimbre

Wanita tua itu mengangguk mengiyakan. "Benar, kalau tidak salah, lusa pernikahan mereka" Ujarnya menambahkan

"Bagaimana bisa Louis mau menikahi perempuan seperti Julian yang tak jelas asal-usulnya, dan bahkan terlihat tomboi itu?" Marisa yang menyebalkan, dia berharap sekali kalau dialah yang bersanding dengan Louis

"Kau ini banyak omong sekali" Bibi Aimbre membalas, bosan sudah mendengar ocehan gadis muda itu

"Boleh ku bertanya, bibi?"

"Silahkan saja"

"Dimana kau menemukan Julian?" Tanya Marisa penasaran, ia tau kalau Julian bukan asli penduduk desa ini.

Bibi Aimbre terlihat berpikir sejenak. "Nyonya Aletha yang menemukan nya, waktu itu ia ditemukan dalam keadaan yang menyedihkan"

"Menyedihkan seperti apa?"

"Seperti habis mendapatkan pelecehan seksual, pakaian nya sobek dan kacau, bibir nya juga mengeluarkan darah, memar keunguan terlihat jelas pada sebagian kakinya."

•°•°•°•

"Sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, Louis" Julian bicara begitu sebab saat ini, di meja makan penuh dengan berbagai camilan, parahnya, hanya ada mereka berdua yang duduk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 04 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

EQUIVALENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang