7.

151 9 1
                                    

Terlihat seorang wanita cantik dengan pakaian terbuka nya berwarna merah tengah masuk ke dalam sebuah kamar.

Memasang wajah menggoda nya, hal itu tentu saja berhasil membuat pria yang saat ini duduk di ranjang merasa terangsang.

Wanita tersebut dengan cepat duduk di pangkuan dengan seseorang yang bisa di sebut sebagai pelanggan nya.

"Kau cantik sekali" Laki-laki itu berujar, meski juga banyak wanita cantik yang ia temui, tetapi tak ada seperti nya, kecantikan dia sangat unik.

Sebisa mungkin wanita itu terkekeh pelan, meski di dalam hatinya ia sangat ingin memaki pria ini. "Terimakasih atas pujian nya, kau juga sangat tampan dan bajingan" Dua kata terakhirnya ia ucapkan di dalam hati, tetapi sungguh, pria ini sangat tampan.

Sayangnya seorang bajingan yang selalu meniduri banyak wanita.

"Bayaran mu sudah ku transfer" Ujarnya membuat lawan main nya tersenyum puas.

Wanita tersebut mulai mendorong dada bidang milik pria itu, hingga pria tersebut berada di bawah nya dalam keadaan berbaring dan ia yang berkuasa sekarang.

Dengan lihai ia membangkitkan nafsu si pria hanya dengan bernafas kemudian meniup leher, di lanjut dengan mendekatkan bibirnya hingga yang awalnya hanya mengecup menjadi sebuah hisapan,tak hanya itu ia juga menggigit pelan serta menjilat nya.

"Shh...Rose, hisap bibirku" Pintanya lirih namun terdengar berat dan parau suara pria itu, tau kan artinya?

Rose tersenyum miring, ia berhenti pada wilayah leher dan mulai mendekati bibir pria itu, Rose mulai menyesap nya pria itu juga membalas, mereka saling bertukar saliva dan si pelanggan itu mulai memasukkan lidah nya kedalam mulut Rose, mengabsen setiap gigi rapi milik wanita itu.

Nafas dua orang itu mulai tak beraturan akibat ciuman tersebut, mereka melepaskan nya sebentar

Rose berdiri,ia mengambil dua gelas berisi air di dalamnya, kemudian memberikan satu kepada pelanggan nya yang tampan.

"Minumlah, ku rasa kau akan membuang banyak air nanti nya" Rose terkekeh di akhir kalimat, tetapi sejujurnya ia merasa jijik mengatakan itu.

Si pria hanya tersenyum mendengar perkataan Rose, dengan senang hati ia meminum nya, bersamaan dengan Rose ia juga menegak air tersebut, ia tau apa yang ia minum, alcohol.

Saat tangan si pria ingin menyentuh belahan dada Rose yang sedikit keluar, dengan cepat wanita itu menahan nya dan menggeleng pelan juga senyum tipis yang tak pudar sedari tadi

"Biarkan aku saja yang memulai sebelum intinya" Kata Rose kemudian ia mulai melakukan seperti hal sebelumnya pada leher pelanggan nya

Awalnya pria itu biasa saja, tetapi semakin lama ia justru semakin mengantuk, hingga saat Rose ingin mencium bibirnya,lebih dulu ia tak sadarkan diri

Melihat itu Rose tersenyum miring, dan memandang bibir menggoda milik pria itu.
"Bibir mu indah, tetapi sayang sekali, ketika berbicara suka membalikkan fakta."

Rose terkekeh pelan,ia mengambil dompet, lebih tepatnya uang yang berada di dalam dompet milik pria itu, senyum nya melebar ketika melihat banyak sekali uang di tangannya, langsung saja Rose pergi meninggalkan pelanggan nya yang tak sadarkan diri

"Tugas ku selesai" Gumam nya senang, lalu mengecup uang-uang yang sudah rapi dan bertumpuk di tangan nya tersebut.

"Saat nya beralih perkejaan"

•°•°•°•°•°•

"Gaun nya tidak indah, tolong yang lebih tertutup tetapi tetap terlihat elegan" Kata Louis

Mendengar hal tersebut sontak membuat Julian berdecak malas, ini sudah ketiga kalinya ia berganti pakaian, dan Louis masih mengatakan tak cocok?!
"Itu sudah indah dan cocok padahal di tubuhku!" Julian protes

"Tetapi terlalu terbuka, aku tidak mau ada yang menikmati bagian tubuh mu, meskipun hanya punggung bagian atas, kau terlalu berharga untuk di nikmati banyak orang, Julian, calon istri ku" Akhir kalimat Louis sukses membuat Julian merinding

Tak lama kemudian pelayan yang melayani mereka tadi datang kembali dengan membawa gaun yang sangat indah, melebihi yang sudah-sudah

Julian saja sampai ternganga kemudian berdecak kagum,pasti harganya sangat mahal.

"Ini gaun terbaik kami, di rancang khusus oleh desainer terkenal di kota sebelah. Silahkan di coba, nona" Pinta pelayan tersebut juga dengan senyum nya yang tak pernah pudar

Tanpa banyak kata, langsung saja Julian berganti gaun di ruang ganti

Beberapa menit menunggu, akhirnya Julian kembali menemui Louis dengan wajah berbinar nya, ia memang tidak suka mengenakan gaun, tetapi untuk kali ini berbeda.

"Bagaimana?" Alis nya Julian naik turunkan

Bukan nya seperti orang-orang yang terpesona, Louis justru biasa saja. "Cocok di tubuh mu, pelayan, kami beli yang ini saja"

Dan pada akhirnya, fitting gaun dan jas nya pun selesai.

Berbeda dengan Julian, satu kali saja Louis mencoba jas yang akan di pakai nanti, perempuan itu sudah mengatakan cocok, nasib menikah dengan perempuan yang tak mau repot.

°•°•°•°•°•°

"Kau serius?! Ini cincin yang bermata berlian, bodoh! Harganya pasti mahal!" Julian berseru kesal sebab calon suaminya itu malah ingin membelikan nya sebuah cincin yang terdapat berlian nya. Bagi orang seperti Julian, itu hanya membuang uang.

"Kau pikir aku pria kepala tiga si miskin, huh?" Julian terkekeh kemudian menggeleng pelan dan menyengir. "Tidak,kau pria tiga puluh yang sangat kaya raya, aku mau smartphone ya, paman?"

Louis bergedik takut melihat ekspresi Julian, dengan kesal ia menyentil pelan kening wanita itu, hingga membuat si empu kesakitan dan meringis pelan.

"Jahat sekali si keparat ini" Gumam Julian pelan

Raut wajah bingung terlihat jelas pada Julian saat ini. "Kau tidak membeli cincin untuk mu juga?" Tanya ketika Louis melakukan transaksi pembelian cincin tersebut yang berjumlah hanya satu, untuk nya.

"Tidak, kau saja yang pakai cincin, bocah"

Julian mendelik tak suka. "Ingin sekali ku panggil tua bangka?"

"Apa? Mengapa kesal? Aku kan memang tak minat dengan cincin"balas Louis datar, ia menarik sebelah tangan Julian tanpa wanita itu sadari, sehingga mereka berjalan beriringan kemudian sekarang, ia seperti menjadi seorang ayah yang menuntun putrinya saja.

"Lalu kau minat dengan apa, Tuan?"tanya Julian malas

Louis berhenti secara tiba-tiba, dan Julian mengerutkan keningnya, pria itu berbalik, kemudian berbisik di telinga wanita yang sedikit lebih rendah darinya itu. "Aku minat dengan mu, sayang" goda nya tersenyum miring

Mata Julian melotot, ia langsung menepis tangan Louis kasar, kemudian memberikan bogeman mentah pada pipi pria itu sampai memerah, tetapi jika orang lain mungkin mulut nya sudah keluar darah saking kerasnya pukulan tersebut.

Tak marah, justru Louis terkekeh pelan dan berjalan mendahului Julian, tetapi sebelum itu, ia sempat berujar dan membuat Julian bingung. "Beruntung aku tidak seperti ayah ku jika disakiti oleh orang yang di cinta"

*****

Kasih tau Julian gih tentang bapak nya si Louis🤗

EQUIVALENTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang