Ketiga sosok siswa itu kini terlihat sedang menikmati langit sore di area Rooftop sekolah, sambil menikmati sebungkus rokok serta minuman yang sejak awal sudah mereka simpan secara aman di tempat ini." Gimana bro? Enak di jemur tengah lapangan? " Tanya Tirta dengan nada sindiran khas miliknya.
" Hahahaha kacau emang..... Lagian sih Lo mah kayak nggak ada cewek lain aja, malah pacarin ketua OSIS galak di sekolah ini." Tawa Rifky terdengar sangat mengejek, bahkan sampai membuat sebatang rokok yang tadi ia hisap hampir saja tertelan oleh dirinya sendiri.
" Bacot ya Lo pada! Di jemur tengah lapangan mah nggak seberapa di banding pukulan keras tuh cewek di perut gua!! " Ujar Daffa yang enggan meladeni kedua sahabatnya ini, ia sangat enggan menggerakkan seluruh badannya dari sofa nyaman yang sudah sejak lama berada di Rooftop sekolah ini.
" Se- gabut itu kah diri Lo, sampai harus cari gara-gara sama ketua OSIS yang galak + atlet Taekwondo terbaik di sekolah ini? " Tirta tak habis pikir dengan pola pikir sahabatnya satu ini, ia sudah sejak lama mengenal Daffa. Ia tahu jika sahabat nya ini hanya bermodalkan rasa gabut untuk menjalin hubungan dengan setiap wanita.
Hening....... Tak ada balasan sedikit pun yang terlontar dari mulut Daffa. Sejak awal datang ke Rooftop niatnya memang hanya ingin bersantai, tapi pikirannya terus terganggu oleh suatu hal.
" Menurut Lo pada...... Gimana kalo kita bikin perkumpulan? " Tanya Daffa yang secara tiba-tiba mengejutkan kedua sahabatnya.
" Maksud Lo? Bikin perkumpulan geng? Jangan ngaco dah Lo, Daff!! " Tegas Tirta yang langsung menjawab dengan tegas.
" Gua setuju..... Lagipula gua percaya diri dengan ketampanan kita serta kekuatan fisik kita buat bikin perkumpulan. " Berbeda dengan Tirta, justru Rifky sangat tergiur oleh pemikiran Daffa.
" Enggak!! Lo pada jangan jadi orang tolol! Inget ya kita bertiga di latih beladiri sama bokap gua bukan buat tawuran!! " Yapsss. Sejak di resmikan nya persahabatan mereka bertiga, ayah Tirta lah yang mengajari ketiganya Seni beladiri Karate.
" Bukan buat tawuran...... Hanya untuk persiapan jika kita bertiga butuh bala bantuan urus masalah." Ujar Daffa dengan santai yang langsung di sambut anggukan kepala dari Rifky sebagai tanda persetujuan.
" Sama aja..... Gua nggak mau bikin reputasi nama gua jelek di sekolah ini." Ujar Tirta yang tetap teguh dengan pendiriannya.
Daffa bangkit dari posisi nyamannya di sofa untuk mengambil minuman beralkohol yang berada di samping nya.
" Terserah Lo mau ikut gabung atau enggak! Kalau perlu gua sendiri yang bakal rekrut orang-orang tertentu buat gabung di perkumpulan yang bakal gua buat." Ujar Daffa yang tak mau kalah berargumentasi dengan sahabatnya sambil menikmati sebotol minuman beralkohol nya tersebut.
Ia langsung beranjak pergi meninggalkan area Rooftop. Kini hanya tersisa dua orang yang masih bergelut dengan pola pikir mereka masing-masing.
" Lo tahu..... Gua pikir kita udah cukup lama sahabatan untuk mengenal satu sama lain, Daffa nggak mungkin membuat suatu keputusan secara mendadak tanpa maksud tertentu, Tir. " Ujar Rifky yang mendekat ke arah Tirta dengan setengah kesadaran yang ia miliki.
" Gua bakal gabung di perkumpulan itu..... Selebihnya gua serahin keputusan ke diri Lo sendiri yang entah egois atau pilih gabung di perkumpulan." Ujar Rifky yang seraya menepuk pundak sahabat nya tersebut lalu ikut pergi meninggalkan Tirta yang masih diam untuk mempertimbangkan segala hal.
~~~~~~
" Lo pulang bareng tuh cowok lagi, Shaf?" Tanya Pina sambil memasuki buku-buku pelajaran tersebut kedalam tas nya.
![](https://img.wattpad.com/cover/353689946-288-k464231.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Dan Garis Waktu
Fanfiction" Maaf......" " Maaf..... Aku menyerah....." " Menyerah dengan bertahan dengan dirimu..." " Ku harap kamu datang....... Anggap ini perpisahan kita, Daf." ARRGGGHHHHHH BANGSAT!!! Penasaran dengan kelanjutan ceritanya??? Ayoo nanti kan keseruan memba...