Darah segar sudah bertebaran beserta jeritan kesakitan dari beberapa siswa di dalam gedung olahraga yang sudah lama tak terpakai." Arghhhhh gilaaa!!! Gua nggak nyangka dalam waktu beberapa hari kita bisa naklukin orang sebanyak ini bajingan!! " Ujar Rifky dengan teriakan yang menggema di dalam gudang.
Ya, mereka berdua berhasil menaklukkan banyak siswa bahkan orang luar sekolah sekalipun jika memang kuat dan pantas di rekrut dalam perkumpulan mereka.
Daffa hanya menatap hasil yang ia perbuat dengan nafas yang sangat jelas terlihat kelelahan sambil sesekali menyeka darah segar yang keluar dari sudut bibirnya.
" Gua tahu! Gimana kalo nama perkumpulan ini adalah Daruma Ikka ? " Teriak Rifky dengan sangat lantang saat menyebut ide untuk nama perkumpulan ini, walau ia tahu orang-orang yang sudah babak belur akibat ulahnya tak akan menjawab teriakannya tersebut.
" Daruma Ikka? Maksud Lo? " Tanya Daffa dengan raut wajah bingung melihat tingkah laku sahabat nya satu ini.
" Iya, Daruma Ikka yang artinya keluarga Daruma. " Ujar Rifky dengan percaya diri.
" Kenapa harus Daruma? " Tanya Daffa semakin heran.
" Engga tahu sih hehehe.... Gua cuma ikutin nama geng di film tawuran Jepang." Rifky menyahut asal walau ia sendiri juga tak tahu makna dari keluarga Daruma yang pernah ia tonton.
" Hemm not bad......"
" For Daruma Ikka..... Live or die for Daruma Ikka!!! " Tegas Daffa yang maju ke arah depan dengan suara lantangnya.
Hingga detik berikutnya ia hampir tumbang jatuh ke lantai sebelum ada seseorang yang menahan badannya.
Ya, Tirta lah yang akhirnya memilih untuk bergabung bersama kedua sahabatnya.
" Udah gua bilang kan, Lo berdua tuh nggak bakalan bisa apapun tanpa gua! " Tirta langsung membopong tubuh Daffa keluar dari gedung olahraga ini.
Sesampainya mereka bertiga di Rooftop. Rifky yang terlebih dahulu menenggelamkan seluruh tubuhnya ke sofa empuk milik mereka bertiga.
" Minggir bego, tuh sofa buat lempar nih orang tepar! " Ujar Tirta sambil menendang-nendang tubuh Rifky.
" Aelahh Tir, bentaran dulu Napa! " Sangat berat mungkin bagi Rifky saat ini menggerakkan tubuhnya untuk berpindah tempat.
" Tadi aja semangat Lo pada tawuran, sekarang pada tepar! " Ujar Tirta dengan kalimat menyindir khas dirinya.
Bughh.....
Kepalanya langsung mendapatkan pukulan ringan oleh Daffa yang masih setengah sadar.
" Bukan tawuran elahhh, itu namanya proses pendewasaan pria sejati." Sahut Rifky yang kini sudah terbangun dan berjalan lemah.
Tirta langsung merebahkan tubuh Daffa dengan cara kasar, lebih tepatnya ia melemparkan saja tubuh itu secara asal ke sofa.
" Anjing Lo ya! " Ujar Daffa yang masih sempat berbicara kasar.
" Yeee tepar aja belagu amat gaya Lo! Udah sono buruan Lo bedua istirahat, sore ini kerjain tugas di cafe kayak biasa!!! " Ujar Tirta dengan santainya tanpa peduli keadaan kedua sahabatnya.
" TIRTA BANGSAT!!! "
Ya, kalimat itu serentak di ucapkan Daffa dan Rifky.
~~~~~~~
Sore itu mereka bertiga benar-benar memaksakan diri untuk mengerjakan tugas sekolah. Tapi sudah jelas bukan mereka lah yang memaksa kan dirinya, justru Tirta lah yang memaksa dengan cara kasar sekalipun harus menyeret kedua sahabatnya walau wajah mereka masih terlihat babak belur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Dan Garis Waktu
Fanfic" Maaf......" " Maaf..... Aku menyerah....." " Menyerah dengan bertahan dengan dirimu..." " Ku harap kamu datang....... Anggap ini perpisahan kita, Daf." ARRGGGHHHHHH BANGSAT!!! Penasaran dengan kelanjutan ceritanya??? Ayoo nanti kan keseruan memba...