2. Run (2)

94 27 1
                                    

"Lix anjir, ini gimana weh?" Panik Harvi.

Sekarang posisinya mereka ada di parkiran sekolah yang udah di penuhi banyak darah berceceran.

"Mau gak mau, kita harus nyolong motor, lagian di saat-saat kaya gini mana ada orang yang peduli kalau motornya di maling sama orang lain, iya kan?" Thamas meyakinkan kedua temannya yang sedang bingung bukan kepalang.

Bener sih, apa kata Thamas, tapi... kalau kunci motornya kaga ada sama aja gak guna.

"Tapi kaga ada kunci motornya Tham!" Jawab Felix panik.

"Gue tau! Gue punya jepitan, kayaknya bisa di pake deh!" Kata Harvi.

Harvi merogoh saku celananya, agak lama sih, tapi pas tangan Harvi keluar...

"Anying warna pink BWAHAHAHA!" Celetuk Felix sambil Ketawa kenceng banget.

"Berisik goblok, nanti ada zombie yang tau mati kita." Thamas membekap mulut Felix yang ketawa, mana ketawanya kaya om-om lagi.

Thamas ngambil jepitan yang di kasih Harvi dan dia masukin ke lubang kunci motor, udah sekuat tenaga, tapi dia gak bisa nyalain tu motor pake jepitan kecil warna pink itu.

"kayaknya kita goblok banget deh, kalian gak liat kalau kunci motornya ada di dalem jok motor?"

Felix dan Thamas boleh ke arah Harvi yang lagi obrak-abrik jok motor dengan brutal sampe barang-barang yang ada di dalemnya jadi bleber keluar.

"anjir, kenapa gak dari tadi sih?!" Thamas merebut kunci motor itu dari tangan Harvi.

"naik." katanya.

"mau boti?" tanya Felix.

"boti apaan?" tanya Harvi.

"bonceng tiga, hehe." jawab Felix sambil nyengir.

"Yaudah lah, tanggung, ayo naik biarin aja kita boncengan bertiga juga, yang penting bisa selamat dari zombie tai." kata Thamas.

Felix sama Harvi naik. Sekarang posisinya Thamas jadi sopir, Harvi di tengah, dan Felix paling belakang.

"pegangan." kata Thamas, mereka berdua nurut dan saling pelukan, sekarang mereka keliatan kaya bapak yang lagi bawa dua bocil hobi makan tiang mau keluar ketemu tongkrongannya si bapak.

Motor mulai jalan, sebenernya dari awal feeling Felix udah gak enak, di tambah Thamas nyetirnya gak bener alias ugal-ugalan, makin over thinking lah si Felix, takut nyungsep lah, apa lah, pokoknya dia takut terjadi sesuatu yang tak mengenakan.

"Tham, lu bisa nyetir kan?" tanya Harvi yang seakan-akan tau apa isi pikiran Felix tadi.

"sebenernya ini first time gue nyoba nyetir sih, sebelumnya gue belum pernah ngendarain motor." jawab Thamas. Makin panik lah si Felix.

"Tham, awas ada kucing itu!" panik Harvi yang melihat kucing penuh darah mau nyebrang jalan.

Thamas juga kaget, dia langsung membelokkan setir motor ke kanan tepatnya di sana ada pohon segede gaban yang tumbuh di sana.

"AAAAAAAAAAAA!!"

BRAK

"aduh... pantat gue sakit anjir." kata Felix sambil ngusap-ngusap pantat montoknya yang nyungsep dan masuk ke kolong kursi yang memang sengaja di tanam di depan pohon besar itu.

"Lix, gue sesek napas!" pekik Harvi yang ternyata sedari tadi si Felix ini ngedudukin perus Harvi.

"eh, sori-sori." kata Felix abis itu bangun dan ngelihat kondisi temen-temennya yang lain.

A Thousand Zombie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang