3. Nasib?

79 24 0
                                    

Sadam, Ali, Gara, Farah, Aileen, dan Zize mendapat nasib yang lebih beruntung dari yang lain. Mereka bisa pergi dengan mengendarai mobil besar yang mereka temuin di jalan dan beruntungnya, kunci mobil dari mobil itu udah nyantol di tempat kunci mobil itu sendiri.

Mereka baru aja selesai ngambil atau lebih tepatnya maling makanan di indoapril. Semua Snack yang mereka liat, langsung mereka kantongin. Mereka juga dapet beberapa senjata bagus yang damage nya bakal sakit kalau di pake buat kawan zombie. Pokoknya persiapan mereka bener-bener udah matang banget deh.

Di tambah beberapa dari mereka ini rajin nge-gym yang bikin pertahanan mereka tambah kuat.

"Kalau kita metemu orang di jalan, kita bawa aja kali ya?" tanya Zize.

"Iya, kasian, lagian mobil ini juga besar banget kok, kira-kira cukup buat 12 orang." jawab Ali.

"Aduh, gue jadi kepikiran sama nasib yang lain." kata Aileen.

"sama kok, gue juga." sambung Gara.

"gak gitu, maksud gue tuh, gimana kalau yang bertahan di dunia ini cuma kita berenam aja? apa yang mau kita lakuin kalau itu beneran kejadian?" tanya Aileen.

"gak mungkin kejadian kayak gitu, gue baru aja dapet sinyal, dan lihat berita, katanya di Jawa  tepatnya di Jawa Timur ada markas militer yang lagi berusaha buat nyari-nyari warga yang masih hidup." Jelas Sadam yang sedang menyetir sambil melihat ke arah handphone miliknya.

"heh, nyetir tuh yang bener, sini hpnya!" Farah merebut hp tersebut dari pacarnya dan melihat-lihat berita.

"Jika seluruh warga sudah terkumpul akan ada seleksi untuk memastikan bahwa warga itu tak terinfeksi virus Zombie, bila warga tersebut terbukti telat terinfeksi virus Zombie, warga tersebut akan di bunuh. Kejam banget anjir!" Farah geleng-geleng kepala melihat berita yang ia baca.

"tapi kan peraturannya memang gitu, kalau yang terinfeksi tetep di biarin kumpul-kumpul sama yang sehat, yang ada di makan tu orang." jelas Ali.

"Iya sih." kata Farah.

"eh, liat-liat itu ada orang lagi duduk di sana!" panik Farah.

Mereka langsung menoleh ke arah yang Farah tunjuk tadi, benar saja, di situ ada seorang lelaki yang duduk di bawah pohon sambil melilitkan sobekan baju pada kakinya yang terlihat berdarah-darah.

"ih iya, kasian banget, samperin jangan?" tanya Zize.

"bentar, kita harus liat kondisi dia dulu, apa dia udah terinfeksi virus Zombie itu atau belum." jawab Gara.

"tapi kayaknya dia aman deh, soalnya luka yang ada di kaki dia kaya lupa sayatan yang udah kebuka, bukan luka gigitan zombie." kata Ali meyakinkan teman-temannya.

"yaudah, deal nih kita samperin?" tanya Sadam.

"samperin aja." jawab Aileen.

Sadam membawa mobil mereka untuk mendekat ke arah lelaki yang tengah kesakitan tadi. Lelaki itu sontak terkejut melihat kedatangan Sadam dan kawan-kawan.

Gara membuka pintu mobil lalu keluar dari mobil tersebut. "Lo udah terinfeksi virus Zombie belum?" tanya Gara.

"be-belum bang." jawab lelaki itu.

"Lu bisa berdiri dan jalan sendiri kaga?" tanya Ali yang sudah siap untuk menggendong lelaki itu bila ia tak bisa berjalan.

"kalau berdiri bisa bang, tapi kalau jalan gak bis- Sadam?" omongan lelaki tersebut terhenti ketika melihat teman sekelasnya berada di antara mereka.

"lah Thamas? yang suka bareng  Harviel sama Felix kan?" tanya Sadam.

"iya, ini gue." jawab Thamas dengan semangat.

A Thousand Zombie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang