12. Anne Anna

50 17 0
                                    

!!WARNING!!
Semua negara, tempat, nama dan adegan yang saya sebutkan di chap ini tidaklah nyata dan hanya khayalan, jadi jangan di bawa ke dunia nyata.


Sementara itu, di lain sisi. Di mana para elite dunia berkumpul mengadakan rapat mengenai virus yang sedang merajalela di negri Indonesia. Dari elite Amerika, Korea dan lain-lain.

(*Dialog blood berarti dialog yang menggunakan bahasa asing.
Contoh: "Bagai ma4na kabarmu?" Itu dengan bahasa asing.)

"Sebelah sini tuan." Ucap gadis itu pada seorang pria asal Amerika yang berambut putih dan badan tinggi.

Pria Amerika itu masuk ke ruangan yang di tunjukan si gadis tersebut.

"Hei, cepat jelaskan dan tunjukan dua anak tiga anak buahmu itu! Kenapa belum ada kabar sama sekali?!!" Bentaknya.

"Maafkan saya, sepertinya mereka bertiga gu-"

Belum selesai menteri asal Indonesia itu menyelesaikan ucapannya, telepon berdering dengan sangat keras.

"Agen Anne? Kau berhasil bersama agen Anna?" Begitulah tanyanya pada sang penelepon.

"Lanjutkan misi, bunuh semua dan bom seluruh daerah itu tanpa pengecualian, kau sudah menerima senjata beserta bom itu kan?"

Menteri itu menutup telepon dan memandang sang pria Amerika. "Dua agenku berhasil, tapi satunya gugur, militer negaraku juga sudah membunuh yang beberapa. Misi penghapusan sebagian umat manusia di lanjutkan."

"Bagus, di negriku berjalan lancar, hanya lima ribu orang yang selamat, sisanya mati terbunuh entah karena zombie atau karena militer." Ucap si pria Amerika.

"Bagai mana dengan negri kalian mentri Jack, mentri Naju?" Tanya pria Amerika.

Mentri Jack yang berasal dari US tersenyum dan menjawab. "Frank, kau tak perlu khawatir, rakyatku naif dan bodoh. Mereka bisa ku urus dengan mudah. Orang yang selamat hanya seratus lima puluh ribu orang saja."

"Kau naju?" Tanya mentri Indonesia itu

"Kau bertanya padaku? Tentu saja sukses besar, yang selamat saha seratus ribu orang." Jawab mentri asal korea bernama Naju.

Mentri asal Indonesia yang bernama Abas pun tertawa puas. "Sebentar lagi, kita akan memimpin satu dunia!!"

"Jangan senang dulu sialan, kita belum mengurus pemerintah dan mentri di negri lain, apa perlu kita serang?" Tanya Frank

"Aku setuju pada Frank, lagi pula militer kita banyak dan tak terbatas." Jawab Naju setuju.

"Udah selesai ngurusin telponnya?" Tanya Sadam.

"Udah bisa di benerin belum? mau gue pake buat nelpon orang." Tanya Ali yang juga penasaran.

"Keknya sih ini udah beres, tinggal kita tes aja." Jawab Diana.

Sadam langsung mengotak-atik telpon tersebut.

Mereka sudah tiba di tempat ini dari tadi, lebih tepatnya inu adalah sebuah rumah sakit yang sudah di tinggalkan akibat adanya virus zombie. Dari saat mereka datang, memang ada banyak zombie yang datang dan menyerang, tapi berkat senjata yang mereka temukan, mereka bisa melawan semua zombie yang menghadang.

Sadam mengetik nomor 911 untuk meminta bantuan. Sayangnya, setelah menunggu beberapa menit tak ada jawaban, bahkan Sadam sudah mengulangnya hampir lima kali.

A Thousand Zombie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang