14. "Zombie juga"

31 15 1
                                    





"AAAAAAAAAAAAAAAAA"

Begitu mendengar pekikan dari suara yang tentu mereka semua kenal, yang tadinya berpencar langsung berlari dan menghampiri asal pekikan.

"Ada apa? Lo gapapa? " Tanya Sadam saat sampai di tempat Ali dan Reno.

"Lebay banget lo anying! zombienya di dalem, ngapain lo teriak coba?" Omel Ali yang geram pada Reno.

Reno duduk di depan pintu sek yang di dalamnya terdapat beberapa zombie, entah bagaimana cara si zombie itu sampai bisa berada didalam sel penjara.

"Tapi zombienya jelek banget anjir!!" Kata Reno sambil menunjuk si zombie.

"Malah zombie shaming lagi." Kesal Ali.

"Tapi Reno gak salah, apa ini jenis zombie yang baru?" Tanya Thamas.

"Iya, dilihat dari fisiknya, dia bukan zombie biasa. Tapi, apa cuma itu aja?" Heran Diana.

Yerra maju dan mencoba melemparkan sebuah permen sampai mengenai zombie tersebut. Tak disangka, zombie itu malah melompat-lompat layaknya seekor kelinci.

"Ihh anying serem banget." Ucap Ali yang menghina cara loncat zombie tersebut.

"Kakak... Dia buta, gak bisa denger juga." Kata anak yang berada di samping Yerra.

"Bener juga, dia gak kepancing sama suara kita, kalau kalian lihat matanya..." Thamas tidak melanjutkan ucapannya.

"Dia enggak punya mata." Lanjut Sadam.

"Tapi gue rasa dia enggak berbahaya, dia kan gak nyerang kita." Ucap Ali.

"Yang namanya zombie, tetep harus di bunuh." Kata Diana sambil mengangkat pistolnya.

Yerra dengan cepat menutup telinga anak tadi dan menyuruhnya menutup mata juga.

_DOR_

_DOR_

Hanya dengan dua kali tembakan, zombie tadi langsung tumbang dan terjatuh tak berdaya.

"Lemah banget jir!!" Kata Reno sambil tertawa.

"Kita pulang sekarang?" Tanya Yerra sambil menggendong anak tadi.

"Iya, kita udah dapat semua barang dari sini, tadi gue juga nemu baterai." Jawab Sadam.

"Bagus, ayo pulang."

Semua menyetujui ajakan Thamas yang mengajak mereka untuk segera pulang. Cukup banyak barang yang mereka bawa, ada baterai peluru, beberapa pisau, sebuah handphone dan satu anak kecil.


















------



"Sialan, tas gue berat banget lagi." Omel Felix.

"Yauda, syukuri aja napa ini juga kan konsekuensi kita sebagai tim pencari." Kata Kairi sambil memeluk pundak Felix.

"Udah lengkap semua nih ya? Ayo pulang, laper gue." Ajak Chan sambil merangkul Chakra.

"Ayo pulang, semua jenis obat udah dibawa, gue juga udah ambil semua pesenan yang lain." Tambah Karin.

Tidak mau berlama-lama lagi, mereka langsung pergi dari supermarket yang mereka datangi untuk mencari barang tadi. Beberapa barang yang tidak masuk akal pun mereka masukkan, seperti masker wajah dan mainan lucu, entah apa gunanya.

Perjalanan mereka mulus tanpa hambatan, tidak ada satupun zombie yang menghalangi, awalnya merekapun bingung, kemana gerangan kah para zombie ini? Apa para zombie juga malas menyerang manusia?

Karena jarak mereka tidak terlalu jauh, mereka langsung sampai di mall tempat yang lain berkumpul. Ternyata, tim pencari datang lebih dulu dari pada tim pemburu.

"Pesenan guee~" Michelle mendekati tim pencari dan langsung mengambil pesanannya, yaitu sebotol shampo anti ketombe.

"Pesenan lo gaguna anjir!" Omel Felix.

"Biarin, dari pada lo, bau!" Balas Michelle dan pergi meninggalkan Felix yang terdiam sambil memegang dadanya yang sakit.

"Jahat banget lo!!" Pekik Felix.

Tak lama dari itu, tim pemburu datang. Semua orang terkejut dengan kedatangan satu personil baru, tak lain dan tak bukan adalah anak kecil yang di temukan oleh Yerra dan Diana. Anak perempuan itu cukup ramah, bahkan saat muncul di depan yang lain, dia langsung melemparkan senyumannya.

"Yaampun... Nama kamu siapa dek?" Tanya Raya yang gemas dengan anak itu.

"Nama aku Arlin." Jawabnya sambil tersenyum.

"Gemes banget!!" Raya mencubit pelan pipi Arlin.

"Ayo makan! Pasti kalian semua lapar kan?" Seru Milea sambil membawa beberapa bungkus mie instan dan beberapa butir telur.











------


Mereka menikmati makanan seperti biasa sambil mengobrol dan bercanda.

Arlin juga cepat beradaptasi dengan suasana basecamp dan orang-orangnya. Diana sudah melepas kain yang menutup mata Arlin agar tidak terlihat mencurigakan.

Orang yang paling semangat dengan kehadiran Arlin adalah Raya dan Milea. Pada dasarnya, mereka memang menyukai anak kecil. Tapi, Arlin terus mendekati Zela yang tidak terlalu menyukai anak kecil.

"Arlin, sini main sama kakak." Ajak Raya dengan nada lucu.

"Engga, Arlin mau sama kakak Zela." Jawab Arlin sambil menggandeng tangan Zela.

Raya dan Milea kecewa, tapi mereka masih berusaha merebut Arlin dari Zela yang tertekan.

"Yerra, anter gue keluar yuk." Ajak Diana yang di sanggupi oleh Yerra.

Saat melewati Sadam dan Karin, Diana memberikan kode agar mereka juga ikut dengan Diana.

Diana mengajak Yerra menuju kebelakang gedung mall. Sadam, Karin, Ali dan Han juga ada bersama mereka.

"Ada apa? Kok mereka juga ikut?" Tanya Yerra yang kebingungan.

"Dia udah jadi saksi anak tadi, artinya dia juga harus tau tentang Zela." Jelas Diana.

"Maksudnya?" Tanya Yerra.

"Mereka zombie juga."



Hai guys sorry lama update author nya ada sedikit masalah jadi lama update, kabar kalian gimana nihh semoga sehat yaa

maaf banget yaa lama update 😔😔pasti kalian menunggu

jangan lupa vote yaa
makasih udah baca dan vote and maaf lama update

sekian, bye bye💋

A Thousand Zombie Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang