Chapter 12

37 3 0
                                    

Perut Shen Kanyu benar-benar kosong. Khawatir dia tidak punya tenaga untuk pulang sendiri, dia mengambil gaun rumah sakit yang diletakkan asisten perawat di atas tempat tidurnya, memakainya dan perlahan turun dari tempat tidur.

Ketika seorang perawat yang datang untuk mengganti pakaian pasien lain melihatnya berjalan keluar, dia berteriak, "Hei! Pasien dari tempat tidur nomor 19, mau kemana? Suamimu menyuruhmu menunggu di sini sementara dia keluar untuk membelikanmu makan malam."

Shen Kanyu bingung perawat itu berbicara dengan siapa, dia lalu melihat sekeliling, dan hanya ketika dia melihat nomor tempat tidurnya barulah dia menunjuk dirinya sendiri dengan lamban, "Aku?"

"Iya benar."

Shen Kanyu tertawa terbahak-bahak. "Nona, kamu pasti salah ingat."

"Ah? Benarkah...?" Perawat itu langsung meragukan dirinya sendiri karena dia berbicara dengan yakin.

"Sungguh, bagaimana mungkin itu aku?" kata Shen Kanyu sambil menarik gaun rumah sakit yang dipakainya, menganggap kata-kata itu lucu lalu dia bertanya, "Nona, bagaimana cara untuk pergi ke minimarket di rumah sakit ini?"

"Itu ada di lantai pertama. Turunlah menggunakan lift dan kamu akan langsung melihatnya."

"Oke terima kasih."

Shen Kanyu tiba di minimarket dan mengambil semangkuk bubur instan. Dia tidak bisa menahan diri untuk mengambil juga sebungkus acar lobak kering karena dia sangat menginginkan acar lobak begitu dia melihatnya. Ketika dia hendak membayar, kasir memberinya sebungkus kecil sup. "Ini adalah item gratis sebagai pelengkap bubur."

"Wah, terima kasih, terima kasih." Tidak menyangka dirinya bisa menikmati sup panas dengan bubur, Shen Kanyu dengan senang hati menerimanya. Dia mengambil makanan siap saji dan berjalan ke kantin rumah sakit.

Syukurlah kantin itu terletak tepat di sebelah minimarket atau jika tidak dia sudah tidak punya tenaga untuk pergi ke tempat lain.

Setelah mengisi cangkir dengan air panas, sambil menunggu bubur dan sup matang, dia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Jiang Mo.

"Halo?" Jiang Mo mengangkat telepon dengan cepat.

"Jiang Mo, ini aku Shen Kanyu."

"...ada ID penelepon."

"Oh haha." Shen Kanyu tertawa canggung dan mengusap hidungnya. "Sepertinya kita sudah lama tidak membuat masalah. Bagaimana kalau kita keluar untuk bersenang-senang?"

"Bersenang-senang yang seperti apa?"

"Aku ingin menemui seorang kenalan lama dan ingin tahu masalah apa yang sedang dia rencanakan akhir-akhir ini." Shen Kanyu mengaduk buburnya. Tangannya yang bergerak terus gemetar. "Itu salah satu teman sekamar A-Sheng dulu di kampus, Li Kui."

Jiang Mo berhasil menghubungkan titik-titiknya. "Apakah dia melecehkan kalian lagi?"

"Ya, dia seperti hantu yang menempel pada A-Sheng. Aku benar-benar ingin menghajarnya." Shen Kanyu menceritakan tentang apa yang terjadi hari ini. Lalu dia berkata, "Berdasarkan pemahamanku tentang dia, dia suka menggunakan posisinya untuk menindas orang lain. Dia berani berbuat onar di depan pintu rumahku, dia pasti punya pendukung."

"En, aku akan menyelidikinya," Jiang Mo berhenti sejenak sebelum berkata, "Kamu sedang sakit, kan?"

"Ah? Tidak?"

"Kamu tidak punya tenaga saat berbicara; suaramu terdengar sangat serak."

Shen Kanyu terkekeh. "Aku hanya sedang lapar. Aku baru mau makan, sudah dulu. Mari kita tetap saling terhubung."

UnspeakableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang