Chapter 17

26 4 0
                                    

Gu Yansheng memakan makanannya dengan perasaan campur aduk.

Dia pikir dia tidak punya perasaan lagi terhadap Su Tong, tetapi setelah menerima undangan pernikahan Su Tong, perasaannya yang terpendam menyembur keluar dan menyebabkan dia kesakitan dan kesulitan. Ketika melihat alkohol, dia menjadi gila dan ingin minum. Dan bahkan tidak tahu seberapa banyak yang sudah dia minum, singkatnya dia tidak bisa mengingat apa yang terjadi setelah mabuk.

Seharusnya Shen Kanyu telah membereskan kekacauan yang dia buat, dia tidak ingat apakah sudah melakukan sesuatu yang buruk padanya ketika dia mabuk, tetapi dia selalu merasa aneh ketika melihatnya dan entah bagaimana dia tidak tahu bagaimana harus menghadapinya.

Teringat penampilan Shen Kanyu, anehnya dadanya terasa seperti tersumbat. Setelah menyuapi Gu Yutian, dia mengantarnya ke rumah tetangga mereka untuk bermain dengan anak-anak lain setelah dia sendiri hampir tidak makan sedikit pun. Dia kemudian berjalan ke arah kamar tidur Shen Kanyu, dia awalnya ingin masuk dan bertanya kepadanya apa yang terjadi tetapi melalui pintu kamar yang setengah tertutup dia melihat Shen Kanyu tertutup selimut tergeletak di tempat tidur.

Cuaca hari ini masih cukup panas jadi mengapa Shen Kanyu memakai selimut?

Gu Yansheng mendorong pintu hingga terbuka: "Shen Kanyu."

Tidak ada tanggapan.

Gu Yansheng masuk dan melihat kepala Shen Kanyu meringkuk sambil memegang bantal di depan dadanya dan wajahnya juga tertutupi bantal. Dia hanya bisa melihat kepala dan rambutnya yang berantakan, rambut pirang yang sudah pudar.

Gu Yansheng bisa mendengar Shen Kanyu bernapas dengan berat dan susah payah, bersamaan dengan suara desisan. Takut dia akan tercekik jika membenamkan wajahnya seperti ini, dia tidak bisa menahan diri untuk tidak mengulurkan tangan dan mengguncangnya.

Setelah mengguncangnya beberapa kali, terdengar suara batuk saat Shen Kanyu berusaha mengangkat kepalanya.

Gu Yansheng sepertinya berhalusinasi melihat kulit kemerahan di wajah Shen Kanyu, namun nyatanya orang di depannya dipenuhi keringat dingin, wajahnya pucat dan bibirnya pecah-pecah hingga terkelupas, ada lingkaran hitam dibawah matanya dan dia tampak mengigau. Dia tidak bisa fokus untuk waktu yang lama, tetapi ketika dia akhirnya menghadap ke arahnya untuk pertama kalinya Shen Kanyu menunjukkan senyuman konyol seperti biasa.

"A-Sheng, apakah kamu membutuhkan sesuatu?"

Suaranya terdengar bodoh untuk didengarkan tetapi Gu Yansheng merasa seolah-olah ada selembar amplas yang menggerogoti ujung jantungnya, tidak sakit tetapi pengap dan tidak nyaman.

"Di mana kamu merasa tidak enak badan?"

Gu Yansheng bertanya dengan lembut.

Shen Kanyu tidak menjawab pertanyaannya meskipun sepasang matanya terbuka dan tidak fokus, tetapi dia masih melihat ke arahnya dan bertanya lagi.

"A-Sheng....apa kamu menginginkan sesuatu? Apakah kamu ingin buah?"

Gu Yansheng mengerutkan kening.

"Shen Kanyu, apakah kamu bisa mendengarku?"

Shen Kanyu menunjukkan ekspresi sedih dan bingung, dia mengulurkan tangannya dan mencoba meraba-raba.

Namun dia tidak berani menjangkau terlalu jauh karena takut jika dia menyentuh Gu Yansheng, dia akan merasa jijik sehingga yang dia sentuh hanyalah udara dingin.

Dia menarik jarinya sambil mengedipkan bulu matanya yang tampak sedikit basah dan bergumam pada dirinya sendiri.

"Kamu tidak nyata....."

UnspeakableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang