Seorang gadis dengan rambut panjang berponi, mengenakan setelan blouse panjang tengah sibuk melipat-lipat origami di atas meja belajar berwarna coklatnya. Lekas setelah jadi, ia menempelkan burung origami di tembok putihnya, melengkapi puluhan orgmai yang juga tertempel indah di sana.
Mishelle Arunika, namanya. Gadis itu melengkungkan senyum saat karya nya berhasil dibuat. "Coba aja lo di sini, dek,"gumamnya.
Tiba-tiba deringan telfon terdengar, Mishelle segera mencari keberadaan ponselnya yang ternyata masih menancap di saluran charging.
Seseorang menelfon dengan nafas memburu, "Shel, shel, buruan ke sini anjing... Alvin, Alvin.. Alvin ngamuk Shell!"
"Hah? Alvin? Kenapa dia bisa gitu?"
"Gue ga tau anjing. Gara-gara tragedi semalem dia langsung ngamuk-ngamuk kayak monster. Gue ga berani deket. Lo buruan ke sini."
Mishelle menutup sambungan telfon lantas menyambar kontak motornya, tidak lupa helm Bogo berwarna ungu senantiasa ia pakai demi keamanan berkendara. Kan, ribet kalo tiba-tiba di tilang di jalan. Padahal situasi lagi genting.
Sejujurnya, dia juga takut menghadapi amarah Alvin. Pacarnya itu tidak akan pandang bulu menghajar orang-orang disekitarnya, melempar barang-barang kalau emosinya sedang tinggi. Jari jemari Mishelle yang menggenggam stang motorpun mulai gemetaran.
Keringat dingin muncul seketika, padahal hembusan angin saat ia naik motor lumayan sepoi-sepoi. Tapi, bukannya menghilangkan rasa gerahnya, malah yang ada Mishelle tambah tidak karuan.
Dia hanya gadis biasa.
Dia juga memiliki rasa takut.
Dia takut saat berhadapan dengan Alvin.
Entah kenapa, tubuhnya seolah mematung saat berada di dekatnya.
Walaupun Mishelle adalah pacarnya. Namun, keberadaannya tak dianggap sedemikian rupa oleh sang pacar. Lelaki itu tak segan main tangan dengannya. Mishelle sering berpikir, memang 'pacaran' rasanya semenyakitkan ini? Mengingat, pengalaman bersama Alvin adalah yang pertama.
==
Sesampainya di markas besar milik Alvin, Mishelle memberhentikan motornya. Dia masih ingin menurunkan standar satu untuk menjagang motornya tapi tiba-tiba anak buah Alvin datang langsung menarik Mishelle dengan paksa hingga motor kesayangannya jatuh ke tanah begitu saja.
"Lama amat si bangsat. Lo tau ga markas udah kayak neraka gara-gara Alvin!"seru lelaki tersebut.
Cengkraman tangannya begitu keras hingga menimbulkan ruam merah di sana. "Sakit."
"Dasar cewek lemah. Gitu doang sakit lo."
Bukannya Mishelle tak bisa melawan, dia hanya tidak ingin menyakiti siapapun lagi. Dia pun cukup berhutang Budi dengan Alvin dan kawan-kawannya yang senantiasa membantu keluarganya dalam hal perekonomian. Jadi, Mishelle membiarkan mereka melakukan apapun terhadapnya, selama itu tidak menyangkut soal 'Kehormatan' yang di milikinya.
Buruk. Satu kata itu yang dapat menggambarkan situasi yang dialami Alvin Koswara. Lelaki itu duduk di pojokan dengan botol minuman keras yang pecah, terlihat pula percikan darah di tangannya. Lantai lembab dan bau alkohol, serta kantung mata hitam melengkung kentara di wajah Alvin.
Meja-meja yang ada di sekitarnya pun sudah tak tertata lagi. Ada yang berputar 180 derajat, ada yang terbalik, ada juga yang terbelah menjadi dua. Para anggota inti dari geng Alvin memilih mengumpat dari balik tembok dan mendorong Mishell untuk maju ke depan mendekati Alvin yang notabene adalah pacarnya.
"Vin.."
"NGAPAIN LO ANJING?! MAU NGETAWAIN GUE LO?!"
PRANG
KAMU SEDANG MEMBACA
DANGEROUS
Teen FictionDipaksa tidur dengan cowok asing oleh pacar sendiri?? Itulah yang dialami oleh Mishelle arunika gadis yang memiliki latar belakang kurang mampu dipaksa untuk memenuhi hasrat cowok asing bernama Theo Adhyaksa, vice leader of ZGARD yang terkenal sebag...