7 - Jok Belakang

1.3K 90 13
                                    

Vote komen tiap paragraf yuuuu😆 biar rajin up hehe

===

"Apartemennya besar juga." Mishelle tercengang melihat luasnya apartemen yang disediakan oleh Alvin. "Semua ini dia yang bayar?"

Segera gadis itu meletakkan tas besarnya yang berentet.

Mishelle merebahkan diri di kasur sembari membayangkan seperti apa SMA Danuraja itu? Bukankah itu adalah sekolah dimana Rajendra dkk berada.

"Mishelle, inget, lo di sini demi misi, oke. Demi siapa? Adek lo. Jangan berharap banyak kalo sekolah itu bisa nerima lo dengan baik."

Saat membuka hp, dia terkejut melihat chat dari seseorang yang tak dikenal. Namun, melihat dari Poto Profilnya, kedua mata Mishelle terbelalak. "Rajendra?!"

"Kok bisa si brengsek Jendra itu dapet nomor gue? Dan dia juga tau alamat apartemen gue?!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kok bisa si brengsek Jendra itu dapet nomor gue? Dan dia juga tau alamat apartemen gue?!"

Mishelle seketika terduduk, ia melihat-lihat sekeliling sembari mengendap, siapa tau ada kamera tersembunyi terpasang di sana.

Tapi, pertanyaannya, kenapa bisa ada kamera tersembunyi? Bukankah seharusnya Alvin sudah memilihkannya unit apartemennya yang tertutup?

Terus darimana Rajendra tau alamat unit apartmentnya?!!

Terlalu lelah berpikir, Mishelle memilih kembali merebahkan tubuhnya ke kasur

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terlalu lelah berpikir, Mishelle memilih kembali merebahkan tubuhnya ke kasur. "Ck, apa jangan-jangan rencana gue udah ketahuan? Lagian kenapa juga Jendra tiba-tiba baik gitu? Bukannya terakhir kali dia jelek-jelekin gue."

===

Besoknya, Mishelle mengendap-endap keluar dari unit apartmentnya. Baru jam 6 pagi, dirinya telah berpakaian rapi. Telah memesan gojek agar tidak berurusan dengan Rajendra.

"Lama banget si Kang Ojek,"gerutunya di pinggir jalan sembari menunggu bapak berbaju hijau tersebut.

Tiba-tiba hpnga bergetar mendapatkan notifikasi

Tiba-tiba hpnga bergetar mendapatkan notifikasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lah, kok cepet banget." Bertepatan dengan datangnya Pak Ojol tanpa pikir panjang Mishelle langsung naik. "Gaspoll pak ke SMA DANURAJA!"

"eh, neng. Masih pagi gini, emang sekolah udah buka?"

"Bodoamat pak daripada gue dibonceng Jendra terus ditelantarin di hutan kan berabe!"

"Jendra siapa neng?"

"Aelah bapak kebanyakan nanya, Rajendra anak ZGARD."

"Oalah nengg, si Rajendra anak orkay, crazy rich Jakarta itu?"

"Lho kok bapak tau?"

"Emang siapa si neng yg ga tau sama nak Jendra, kalo malem anak-anak ZGARD itu kan rame kebut-kebutan. Rajendra itu ketuanya. Beuh, ganteng banget neng, kalo bapak punya anak perempuan bisa lah dijodohin sama dia, haha."

Mishelle menatap datar ke depan. 'ini kenapa pak ojolnya malah muji-muji si Jendra? Ganteng sih, ganteng. Tapi, ini rajendra lho, RAJENDRA! YANG KELAKUANNYA KAYAK SETAN! kalo gue jadi anak bapak, ogah banget pak!'

"Emang eneng ini siapanya nak Jendra?"

"Bukan siapa-siapa kok pak."

"Musuhnya ya?"

'lah? Kok tau ni ojol, jangan-jangan Intel berkedok pak ojol.' Mishelle terkekeh untuk menyembunyikan sirat terkejutnya. "Bapak ini bisa aja kalo ngomong."

"Ya soalnya neng tadi bilang kalo diboncengi sama nak Jendra bisa diturunin di hutan, kan serem neng." Pak ojol tersebut bergidik. "Di Jakarta ini ga ada neng yang berani nyenggol ZGARD, terlalu OverPower, Eneng jangan main-main sama mereka."

"Salah pesen ojol ni gue. Tim sukesnya Jendra dimana-mana."

"Waduh, bukannya itu ZGARD ya? Kok kayak ngejar kita ya neng?"ujar Pak Ojol saat melihat arah kaca spion terlihat Jendra dkk berada tak jauh di belakang mereka, 5 motor berjejer.

"TANCAP GASS PAK! YANG KENCENG!"

"Ga bisa neng, takut kecelakaan."

"Yaelah pak gimana sih."

"Mereka ga ngejar bapak kan yaa? Aduh, neng bapak takut neng."

"Gue juga pak!"

Rajendra yang berada di belakang dengan cepat telah mensejajarkan motornya dengan sang ojol.

"Emang bapak-bapak ini lebih ganteng dari gue? Sampe-sampe lo lebih milih dia daripada gue?"ujar Jendra yang masih menggunakan helm fullfacenya.

"Diem lo."

"Mishelle Arunika, gue tau isi pikiran lo." Jendra memberi isyarat pada bapak Ojol untuk berhenti di tepian.

"Aduh, saya harus berhenti neng."

"Jangan dong pak! Tolongin saya lah pak,  saya takut diapa-apain sama Jendra, pak!"

"Jadi bener Eneng musuhnya Rajendra? Aduh, neng, kalo jadi musuhnya dia mah, masih bisa nafas aja Alhamdulillah."

"Lah bapak kok nakut-nakutin saya."

Pak ojol tersebut refleks memberhentikan motornya. "Ampun nak Jendra jangan apa-apakan saya."

"Suruh pelanggan lo naik sama gue, biaya gue bayar 50 kali lipat." Jendra memberikan segepok uang 5 juta.

Mata pak ojol tersebut langsung berbinar. "Bener ini nak?"

"Hm."

Pak ojol yang sumringah menoleh ke arah Mishelle. "Neng, sama Jendra aja ya. Ban motor bapak kempes."

"Dih, bapak jangan mau dong disogok gitu. Saya kan pelanggan bapak."

"Kalo ada yang bisa bayar lebih mah bapak pilih yang itu neng. Faktanya, ga ada manusia yang menolak uang, neng." Pak ojol langsung mengambil helm dari Mishelle lalu melaju pergi tanpa memperdulikan gadis itu yang melongo.

"Apa-apaan si Jen! Lo mau apa si sebenernya dari gue, hah?" gerutu Mishelle.

"Mau lo jadi milik gue." Seketika itu Jendra memakaikan helm full face pada Mishelle dengan lembut. "Bisa kan?"

SADAR MISHELLE ARUNIKA!! SADAR LO BEGE! SADAR!!! JANGAN SEKALI-KALI LO BAPER SAMA PERKATAAN SETAN RAJENDRA INII!! JANGAN! AKHHHHHHH

"Engga." Gadis itu melengos.

"Gue maksa."

"Mending gue sama Theo Adyaksa." Mishelle menoleh ke arah Theo.

"Oke, gass. Udahla Jen lo nyerah aja. Biarin Mishelle naik dijok belakang gue." Theo tertawa.

Kedua tangan Jendra seketika mengepal. Segera ia menarik Mishelle lalu menggendongnya.

"HEH! RAJENDRA! GILA LO! TURUNIN GUE!!!"

"Gue yang gila karena lo ga mau nurut sama gue."

"HEH! MALU DILIATIN ORANG JENDRA!" Mishelle melihat dengan jelas tatapan orang yang berlalu lalang memandangnya aneh. "Iya, iya gue naik sama lo iya! Tapi please turunin gue!"

"Good girl."

Mau tidak mau Mishelle menuruti kemauan Jendra. Dia duduk dijok belakang lelaki itu.

"Pegangan,"perintah Jendra.

Tak ingin lama, langsung lelaki itu menarik tangan Mishelle agar dapat melingkari perutnya.

"Eh?" Mishelle terhenyak, aliran darahnya memanas, detak jantungnya berdebar-debar. Mishelle! Emang boleh sedeg-degan ini?!

TBC

DANGEROUS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang