Suara rintihan kesakitan terdengar dari dua pemuda di sebuah gang sempit. Niat hati ingin pergi membolos untuk menghindari pelajaran yang menjaddi musuh semua umat, matematika. Tapi nasib baik tak berpihak kepada mereka, hari ini adalah hari tersial yang mereka dapat.
Hayden dan Chandra, dua pemuda yang habis di keroyok masa. Bukan, bukan karena mereka mencuri barang minimarket, atau menjambret orang. Mereka di keroyok oleh pelajar SMA yang menjadi musuh bebuyutan SMA mereka sepanjang 5 tahun belakang. Hayden dan Chandra tentu ahli dalam berkelahi, mereka kalah karena kalah anggota.
Maka lihatlah keadaan mereka saat ini.
Darah yang bercucuran dari kening dan sudut bibir.
Lebam di bagian pipi dan pundak.
Sayatan benda tajam di bagian pipi, tangan, bahkan kaki nya.
Jangan lupakan juga dengan baju mereka yang sudah sangat kotor dan bercampur darah.
Keduanya sama-sama terkapar tak berdaya, berusaha untuk menahan darah yang mengalir dari beberapa sayatan yang dalam. Saat ini Hayden sudah berdiri, bersiap akan pergi kembali. Tapi niatnya itu dia urungkan saat melihat temannya yang juga dalam kondisi mengkhawatirkan. "Udah gue bilang, jangan pake jalan kecil ini." cibir Hayden sembari menarik lengan temannya itu.
Chandra meringis, suara nya sangat meyakinkan bahwa pemuda itu adalah sepupu nya mba kunti. Dia pasrah badan kecilnya di bopong oleh badan bongsor Hayden, yag kekuatannya bisa menandingi gorilla dewasa.
"Kaki gue sakit!" keluh nya.
Hayden bukanlah tipe orang yang sabar dan penuh dengan kelembutan, dia adalah benar-benar gambaran iblis di dunia nyata. Lihatlah dia sekarang, menyeretnya tanpa berperasaan, padahal sebelah kaki nya tidak bisa di gerakkan karena dipukul oleh kayu.
Ingin tahu seberapa kejam si iblis Hayden ini?
Itu tergambarkan saat mereka berada di belakang gedung sekolah, dan bersiap untuk memanjat dinding yang tinggi itu. Setidakwaras itukah seorang Hayden? Bagaimana caranya kaki yang tidak memiliki tenaga itu harus memanjat dinding tinggi. Bahkan saat ini tangannya sangat tak berdaya.
"Gausah drama, cepet naik."
Hayden menurunkan badan dan menepuk bahu nya, menandakan agar Chandra harus segera memanjat dinding dengan bantuan bahu lebarnya. Chandra tarik ucapannya tentang panggilan
Hayden sebagai iblis, sebenarnya dia hanya setengah iblis.
"Tapi tadi punggung lo di gebukin."
"Gue ga selemah itu cuma karena digebukin. Cepetan naik, atau lo gue tinggal buat manjat sendirian."Chandra tentu segera naik ke bahu Hayden untuk bisa mencapai dinding tinggi tersebut, dia tak perlu mengkhawatirkan bagaimana Hayden bisa naik. Karena dialah si tiang Hayden yang hanya dengan sekali melompat dia bisa mencapai ujung dinding, dan dengan demikian dia bisa langsung memanjatnya.
-X-
Setelah insiden Jayden di tumpahi terigu, kini dia berada di UKS bersama Seno. Pak Wisnu hanya sibuk memarahi anak kelas, dan membuat Jayden dan Seno memutuskan untuk menetap di UKS. Saat ini, Jeje juga ada bersama mereka.
Si kucing pendiam itu bernar-benar hanya diam dan fokus dengan short tiktok yang sedang dia gulir. Sama sekali tidak bergabung dalam obrolan hangat dari Jayden dan Seno. Sebenarnya, Jeje pergi membolos saat tau semua murid di kelas Jayden di hukum di lapangan.
Dia juga tau, jika Jayden yang menjadi korban keusilan teman kelasnya itu. Tapi yang membuatnya aneh, kenapa si tiang Seno juga berada di UKS bersama mereka? Apa anak itu benar-benar tidak terlibat?
KAMU SEDANG MEMBACA
we're same, but different✔
Short Story"Tidak ada yang mengerti aku, aku hanya punya diriku sendiri untuk bertahan hidup. Ayah, kita itu sama. Tolong perlakukan aku dengan baik juga" - Jayden Kusuma.