27 - Mencintai

517 21 1
                                        

langkah Dheon dihentikan oleh seseorang yang sangat Dheon kenali, membuat Dheon menyilangkan kedua tangannya ke depan dada.

"sial, kemana saja kau?"

"kau tidak jadi menikah?"

"dari mana kau mendengar hal itu?"

"kak Tull memberitahu ku"

"oh ya benar, namun dimana mereka semu—" ucapan Dheon terhenti karena dirinya telah dipeluk sangat amat erat

"oh sial kau Bian, kenapa kau tiba tiba memelukku?! lepaskan! menjengkelkan sialan!"

"aku kira kau sudah menikah"

Dheon terkekeh, "apa kau terkejut ha temanmu yang tampan ini akan menikah?"

"tentu saja!" Bian mempererat pelukannya

"ohh siaal kau Bian, bisahkah kau melepaskan pelukannya? a–aku merasa mual, aku tidak bercanda"

mendengar itu Bian melepaskan pelukannya dan melihat wajah Dheon yang sudah terlihat sedikit memucat.

"kau baik baik saja Dheon?"

"ya, hanya saja tubuhmu yang kecil ini tenaganya cukup kuat. haaaassh kenapa tiba tiba perutku terasa mual"

"Dhe–"

"HEI DHEON!!" teriak Stewart membuat Dheon dan Bian menoleh bersamaan ke arah sumber suara

Stewart, Josh, dan juga Tull dengan cepat menghampiri Dheon dengan cepat.

"kau memang benar benar gila Dheon!" ucap Josh dengan nada yang tinggi

tidak lama lewat sebuah mobil yang sedikit menampilkan bayangan Gandara di dalamnya, dia tengah menyetir dengan kecepatan mobil yang begitu cepat.

dan tanpa disadar Dheon merasakan rasa sakit pada hatinya, dadanya terasa sangat sesak sekali.

tangannya terkepal begitu kuat tanpa disadarinya, dan Dheon pergi begitu saja dengan mobilnya.

Dheon masuk dan tetesan air mata akhirnya telah jatuh dari kedua matanya, tangis dalam diam di dalam mobilnya telah terisi. Dheon menekan dadanya yang terasa sangat sakit sekali. dheon meremas kuat rambutnya lalu memukul stir dengan kuat, kali ini dheon benar benar telah menangis. hatinya begitu sakit, hatinya begitu hancur, entah apa yang terjadi pada Dheon. dia hanya dapat merasakan rasa sakit pada hatinya.

"KENAPA KAU MEMPERMAINKANKU!! KAU BENAR BENAR BERENGSEK GANDARA!!" teriaknya

***

hari sudah malam, dan suara bel pada pintu sebuah apartemen berbunyi.  Seorang laki laki yang tengah menonton televisi pun langsung beranjak dari duduk dengan santainya dan berjalan menuju pintu.

setelah melihat dari lubang intip pada pintu, seseorang itu sangat terkejut dan langsung membukakan pintunya dengan sangat semangat sekali.

"DHEON?!!"

"bolehkah aku tinggal disini untuk sementara waktu?"

"tentu saja! untuk selamanya pun tidak masalah"

Dheon tertawa kecil, "kau berlebihan Bian"

"masuklah" ucap Bian

"dimana Tull?"

"dia masih bekerja"

Dheon dan Bian berlangkah menuju ruang tengah untuk duduk di sofa dimana Bian duduki sebelumnya sambil menonton TV.

"Dheon, aku baru menyadari wajahmu kenapa terlihat pucat? kau sakit?"

Dheon mengagguk pelan, "sepertinya begitu, aku hanya merasa tidak enak badan, dan entah kenapa aku masih sedikit merasakan mual yang tak kunjung hilang ini"

Killers Fall In Love (COMPLETED) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang