Suara hentakan sepatu pada lantai terdengar. Mendengar itu, semua karyawan berdiri dan membungkukkan badannya untuk memberi hormat seraya menyapanya.
"Selamat siang, Pak"
"Selamat siang, Ante!" seorang anak kecil menjawabnya, lalu tangan mungilnya memukul bahu sang ayah yang tengah menggendongnya.
"Daddy! saat di sekolah, gulu Ghalen bilang jika kita disapa, kita halus menjawabnya! Bagaimana sih!"
"Jika Daddy menjawabnya, Papa akan memarahi Daddy, nanti Gharen sedih"
"Huh? Kenapa halus malah? Kita kan hanya disapa. Benal kata Papa kalau Daddy ini tidak pintal"
Suara yang menginterupsi dari belakang terdengar, membuat keduanya menoleh ke belakang saat keduanya telah sampai di sebuah ruang kerja pribadi.
"Daddy memang tidak pintar"
"Papaaaahhh!" teriak anak laki laki yang bernama Gharen. Ia turun dari gendongan Daddynya dan berlari mendekati sang Papa.
"Kau mengajarkan hal yang tidak baik Dheon pada anak kita"
Dheon terkekeh, "Aku tidak mungkin mengajarkan hal yang tidak baik pada Gharen. Itu hanya candaan antara aku dan anak kita"
"Tapi—"
"Aku mendengar dari guru sekolah Gharen kalau kau mengancam orang tua teman mainnya Gharen, apa itu benar?"
"Aku tidak"
Dheon menghela napasnya perlahan, lalu ia berjongkok agar tingginya sama dengan Gharen, anak laki lakinya yang sudah berusia 4,5 tahun itu.
"Kenapa Gharen bertengkar?"
"Tidak, Ghalen tidak beltengkal"
"Lalu apa yang Gharen lakukan tadi di sekolah?" tanya Dheon, karena sebelumnya Dheon telah ditelepon oleh sang guru karena Gharen memukul temannya sendiri
"Saat Ghalen belmain, teman Ghalen diejek telus didolong. Ghalen kan tidak suka, telus Ghalen hanya menegul kalau melakukan itu tidak boleh. Papa kan yang mengajari Ghalen kalau kita halus belmain belsama sama"
"Lalu?" tanya Dheon lagi
Gharen diam sejenak, karena dia juga tidak berani untuk menceritakannya pada Dheon. Dheon yang melihat itu mengusap lembut kedua pipi Gharen, membuat anak imut itu menatap Dheon dalam dalam.
"Lalu apa yang Gharen lakukan sampai Daddy harus menemui guru Gharen?"
"Saat Ghalen menolong teman Ghalen, tiba tiba saja Ghalen juga didolong lalu meleka bilang Ghalen tidak punya mama sepelti meleka. Ghalen kan memang lahil dali pelut Papa, tapi meleka bilang Ghalen bukan manusia, Ghalen tidak punya olang tua, Ghalen punya Papa yang aneh, telus banyak lagi. Telus Ghalen tidak suka, lalu Ghalen dolong dan pukul meleka, Ghalen tidak tau kenapa tiba tiba wajah meleka beldalah, Ghalen kan hanya memukulnya, tapi Ghalen sudah meminta maaf kalau Ghalen tidak sengaja, tapi meleka malah menangis. itu kalena meleka lemah, dipukul saja sudah beldalah, padahal Ghalen tidak kelas ko pukul meleka. lalu Ghalen di malahi gulu, dan tiba tiba Daddy datang" cerita Gharen panjang lebar membuat Dheon terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Killers Fall In Love (COMPLETED) ✔️
LosoweSeorang pria tampan berusia 28 tahun, yang juga seorang pembunuh, tak sengaja bertemu dengan seorang pemuda laki laki berusia 18 tahun. Pertemuan mereka terjadi secara tak terduga ketika pemuda itu menabrak pria tersebut, yang saat itu bersimbah dar...
