Tentang Lahiran?

20 3 0
                                    

"Lu jadi jodohin Sunwoo sama Taeri, Bang?"

Pertanyaan haram itu jelas keluar dari mulut Daehwi yang terlihat semakin kepo.

Diliriknya kanan kiri untuk melihat suasana yang hening.

"Gak usah dijawab dulu, Bang Ji. Gue gak ada teman julid. Nanti saja kalau Jinyoung sama Guanlin sudah balik dari minimarket."

-Papa Muda-

Ngomong-ngomong soal lahiran yang sebelumnya dibahas dan berujung peralihan isu dan hubungannya dengan flashback waktu di pantai.

Kedua manusia yang kini tengah menenteng kain yang bertuliskan 'Go Green' itu sudah menganga pas lihat seorang ibu yang tengah berjuang melahirkan.

Ya betul, ibu kucing.

Keduanya sontak berlari kecil dramatis menuju ke semak-semak tempat dimana kucing itu berusaha sekuat tenaga melahirkan anak kucingnya dengan sekuat tenaga.

Sampai hatilah Jinyoung yang sudah melepaskan paper bag berisi buku tulis kepunyaan Guanlin yang bikin sang empu sudah melotot sempurna.

"Anjir lo! Gue gak bisa pamer besok habis beli buku di Gramedia."

Satu tangan Jinyoung membekap mulut Guanlin yang hendak mengoceh.

"Kita agak cancel dulu ributnya, bestie. Ini kasihan dia butuh bidan."

Jinyoung yang setengah panik, buru-buru mencoba mengatur napas kucing itu.

Lucu.

Ini kita lagi apa?

Pikir Jinyoung dua kali pas sadar kalau kegiatan mereka kali ini terbilang sangat absurd.

"Lah emang kucing harus ke bidan?" Tanya Guanlin aneh.

"Katanya orang kaya, tapi gak tahu gunanya dokter hewan buat apa?!"

"Buat ngobatin kucing?" Tanya Guanlin masih bingung.

"Buat nguras duit babu kucing, hahaaa. Yakali anjir! Ya buat merawat hewan sepenuh hati dan dibesarkan seperti Malika."

Tawanya yang menggelegar semakin menjauh kala Jinyoung meninggalkan Guanlin yang masih berpikir.

"Sialan lo!"

-Papa Muda-

Daehwi menatap pantulan dirinya di depan cermin.

Mencoba bernyanyi layaknya idol yang tengah berkompetisi dalam sebuah ajang pencarian bakat.

Ya, bakat julid.

Sebab nyanyiannya kini bersenandung kritikan serta keluhan terhadap Papa Jihoon yang tengah mengoceh mengeluarkan kata haram dari mulutnya.

Mengenai kejadian saat dimana Daehwi mencoba mengingatkannya kembali pada masa kelamnya dulu.

"Lu bisa gak sih diam?!"

Jihoon marah.

Kedua tanduk keluar dari kepalanya bersamaan dengan wajahnya yang merah padam.

"Gak!" Balas Daehwi masih tak mau kalah, "Lagian lu kenapa sih sewot banget!"

"Lu gak tahu kan gimana susahnya gue buat lupain semuanya!"

-Papa Muda-

Jinyoung dan Guanlin yang baru saja sampai di depan pintu tampak begitu kecewa melihat pertengkaran yang sudah terlewatkan.

"Gak bisa apa kalo ribut tuh nunggu kita dulu?"

Jinyoung duduk, disusul Guanlin yang sudah siap dengan popcorn nya.

"Masalah kemarin? Masih?"

Jihoon menggebrak meja. Mencoba untuk berakting marah.

"Lo bayangin, dia ngomongin masalah lahiran setelah kita ketemu dia waktu di pantai itu."

"Bayangin!"

Guanlin menggeleng-gelengkan kepalanya seperti tengah mendengarkan debat presiden. Masih mencoba untuk menerka keributan ini akan terjadi seperti apa.

"Taruhan sama gue, siapa yang bakalan minta maaf duluan!"

"Gue!"

Jihoon mengambil uang dari hasil taruhan keduanya, lalu setelahnya dia meminta maaf pada Daehwi dan pergi begitu saja.

Ya maksudnya apa?

Dia sepertinya beneran terinspirasi dari film Girl from Nowhere ya?

Astaga.

"Diluar Nurul banget si Jihoon!"

-To Be Continued-

Heyooooo~~~
Akhirnya setelah sekian lamaaa update lagiiii
Gimana nih sampai sini?
Udah ada sedikit konflik yak gak sih?
Kira-kira kenapa Jihoon marah pas bahas lahiran? Dan apa hubungannya sama Hanbin dan anak kecil yang ketemu di pantai.
Hehe, stay stuned bestie!
Thank you for cominggg~
Saranghaetoo wkwk

Papa Muda - Park JihoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang