✒️ [Proyek Cinta] ✒️
Sehari sebelumnya...
Bel tanda istirahat berakhir berbunyi dengan keras. Suara murid-murid berlarian kembali ke kelas terdengar. Keluhan mulai terdengar dari setiap ruangan. Entah karena tugas yang belum selesai atau tidak suka dengan guru yang akan masuk.
Dan hari ini, kelas XII-2 mendapat jadwal pelajaran fisika. Dan yang akan mengajar mereka adalah wali kelas mereka sendiri. Seorang guru perempuan berumur 45 tahun. Sebenarnya dia tidak galak. Tetapi tidak bisa juga dikatakan sebagai tipe guru yang sangat santai.
Sementara kebanyakan murid masih mengobrol dalam kelas, mengerjakan tugas untuk pelajaran lain atau segera menghabiskan bekal mereka, salah satu murid malah memilih duduk diam. Dia hanya fokus membaca buku, sembari mendengarkan musik melalui earbud yang memutarkan lagu karya Lana del Rey.
Namanya Bianca Caroline Prianka. Lebih sering dipanggil Bianca. Atau lebih singkatnya lagi, Bia. Bukan tipe perempuan yang akan dikagumi banyak lelaki. Rambutnya dibiarkan tergerai. Panjangnya sedikit dibawah bahu. Kacamata bulat selalu bertengger. Dan yang cukup menjadi ciri khasnya adalah alis yang tebal.
Bianca senang duduk di tengah, namun menempel dengan dinding. Dia tetap bisa mendengarkan guru, namun juga bersandar apabila bosan. Dia tidak pernah protes akan teman yang harus duduk di sebelahnya. Dan jarang mempermasalahkan soal tugas. Murid biasa yang dilihat seperti seorang teladan pendiam.
Tepat saat wanita berusia pertengahan 40-an berseragam biru--sang wali kelas--guru fisika kelas 12 itu, Bianca melepaskan earbud-nya. Disimpannya benda tersebut agar tidak ketahuan. Buku pelajaran fisika sudah siap di atas meja. Tanpa bicara apapun dengan teman sebangkunya yang baru duduk, Bianca menatap ke depan.
Ada yang berbeda dari sikap sang wali kelas. Ibu Fira panggilannya. Seperti memang ditakdirkan mengajar fisika, dilihat dari huruf pertama namanya. Biasanya dia akan memulai dengan menanyakan kabar, lalu mulai mengabsen. Akan tetapi kali ini, dia hanya memegangi kertas absen sambil mengedarkan pandangan ke seluruh kelas.
Suasana hening. Para murid saling bertukar tatapan. Kebingungan. Beberapa ada yang menduga kalau salah satu dari mereka terlibat masalah. Beberapa lainnya takut kalau sang guru akan menyinggung soal hasil rapor yang baru saja diterima, beberapa hari lalu.
" Selamat pagi semuanya, " sapa Bu Fira.
" Pagi bu. "
Ibu Fira meletakkan kertas absen. Dia duduk di kursi guru. Kembali menyapu pandangan ke semua muridnya.
" Bagaimana dengan hasil rapor kalian kemarin? Memuaskan? "
Jawaban yang bersahutan terdengar. Bu Fira tidak tersenyum, tapi terlihat juga dia tidak marah. Seolah memaklumi kalau banyak murid di kelasnya memperoleh nilai di bawah batas yang seharusnya.
Bu Fira meminta murid kembali tenang. Setelah percakapan benar-benar berhenti, barulah wanita itu membuka mulutnya lagi.
" Ibu mendapati bahwa banyak yang nilainya kurang memuaskan. "
" Dan karena ini adalah semester terakhir untuk menentukan nilai kalian, maka ibu harap tidak ada yang bermain-main. "
Jeda sejenak. Bianca tampak tenang. Dia tahu nilainya aman. Tak berniat sombong. Tetapi dia berhasil meningkatkan nilai sesuai target yang ingin dia capai. Dan dia berharap bahwa nilai yang selama ini dia usahakan bisa membawanya lebih dekat dengan apa yang dia impikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Proyek Cinta
Teen FictionBianca yang baru berhasil merelakan perasaan tentang sang mantan malah terpaksa menerima kehadiran Caleb, rekan belajarnya yang sepertinya bertekad membuat semua perempuan yang pernah dekat dengannya, jatuh cinta. *** Bianca Caroline Prianka berhasi...