Bagian 4 | When I First Met You

150 9 0
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Di ruang tengah, Ustadz Yusuf bersama para panitia tasmi' akbar sedang mengatur acara-acara lain yang akan ditampilkan nanti sore sebagai penutup kegiatan puncak. Tidak lupa juga menyiapkan beberapa hadiah yang akan dibagikan kepada para santri/santriwati yang berprestasi. Ketika Ustadz Yusuf dan yang lainnya sedang sibuk berbincang, tiba-tiba seseorang masuk ke dalam rumah lewat pintu belakang, bukan pintu depan.

"Assalamu'alaikum."

Semua orang yang ada di ruang tengah menoleh ke sumber salam yang ternyata diucapkan oleh Gus Hudza. Pemilik nama lengkap Hudzaifah Al-Aslam itu merupakan putra tunggal dari Ustadz Yusuf, pemilik Pondok Pesantren Al-Amin.

"Wa'alaikumussalam warahmatullah," jawab semua orang di ruang tengah itu dengan serentak.

"Loh, Zai? Kok, lewat pintu pengker, to?"  tanya Ustadz Yusuf yang masih menoleh ke belakang dan memandangi Hudzaifah yang  sedang mengambil air minum di dapur.

Setelah satu gelas air habis diminum oleh laki-laki itu, selanjutnya dia pun menjawab pertanyaan Ustadz Yusuf tadi.

"Iya, Abi. Jalan depan lagi rame banget sama santriwati. Makannya Zai lewat pintu belakang. Biasalah," jelasnya.

"Biasalah sering di godain ya, Zai?" sela Alif, temannya yang juga duduk di sana sambil menaikkan alisnya sebelah.

Ustadz Yusuf yang mendengar hal random dari mulut Alif pun hanya bisa tersenyum dengan tangan yang masih sibuk menulis sesuatu di kertas.

"Kamu dari mana saja, Zai? Kok, baru nongol ke rumah?"

Hudzaifah menghampiri Ustadz Yusuf sembari melepaskan peci putih yang waktu itu masih dia kenakan, lalu duduk di samping ayahnya.

"Dzuhur tadi Zai kan ngimamin dulu shalat di mesjid, terus tadi juga ada beberapa berkas penilaian yang harus Zai kumpulin, Abi."

"Sekarang gimana? Udah selesai?"

"Udah, aman, kok."

Hudzaifah memperhatikan selembaran kertas yang tersusun rapi di meja, salahsatu yang menarik perhatian lelaki itu adalah tumpukan sertifikat yang ada di sana. Lalu, diraihlah satu lembar dari yang paling atas.

"Ini penghargaan apa, Abi?" tanya Hudzaifah dengan satu lembar sertifikat penghargaan di tangannya.

Ustadz Yusuf melihat ke arah kertas yang di tunjukan Hudzaifah sembari menaikkan sedikit kacamatanya. "Coba itu kamu baca aja. Abi gak keliatan tulisannya, Zai."

"Penghargaan sebagai Santriwati Terbaik dengan Hafalan Al-Qur'an sebanyak 30 Juz," gumamnya dalam hati setelah membaca sebagian tulisan yang tercantum dalam sertifikat itu.

"Dia selesai 30 Juz ? MaasyaAllah."

Hudzaifah seolah terkagum dengan pencapaian santriwati tersebut hingga suaranya barusan mengejutkan Alif yang duduk di dekatnya dan tak sedikit juga yang mendadak menoleh ke arahnya.

Bumi KairoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang