Bagian 12 | Seriously, Ken?

111 9 0
                                    

🦋🦋🦋

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🦋🦋🦋

Hujan sore itu rupanya tengah mengguyur Polandia, menghijaukan kembali dahan yang menguning dan menggantikan daunnya yang sudah berguguran. Seryne begitu asyik menikmati secangkir teh hangat dengan mata yang dimanjakan oleh pemandangan kolam dan air hujan di belakang pekarangan rumahnya itu. Kehadiran Keenan di sampingnya juga semakin menambah kehangatan di tengah udara yang dingin. Di pangkuan Seryne, masih tak lepas laptop yang sedari tadi diperhatikan oleh gadis itu, bahkan melebihi perhatiannya kepada kekasihnya.

"The rain so beautiful." Keenan mencoba memecah keheningan karena sedari tadi tak ada seucap kata pun yang keluar dari mulut mereka berdua.

"Right, aku kira kamu gak ada, soalnya gak ngomong dari tadi."

Keenan menatap Seryne begitu dalam dan hanya menggelengkan kepalanya mencoba selalu menjadi sosok sabar saat menghadapi Seryne. Keenan mengambil sepotong cokelat yang ada di meja dan menyuapkannya kepada Seryne potongan kecil cokelat tersebut.

"Nih, makan!"

Seryne membuka mulut dan membiarkan Keenan menyuapkan cokelat itu. Tanpa sedikitpun gadis itu tidak menatap ke arah Keenan. Keenan yang menyadari hal tersebut, lantas merasa geram dan mengambil secangkir air, meminumnya, lalu meletakkannya dengan kasar ke meja sampai terdengar suara yang tidak nyaman didengar telinga.

Bug

Alih-alih membuat Seryne peka, ternyata malah membuat hatinya terluka.

"Honey?"

"Hem?"

Tanpa berucap lagi, Keenan begitu saja mengambil laptop Seryne dan memindahkan ke pangkuannya. Atas perbuatan Keenan, Seryne kini beralih menatap tajam kekasihnya itu dengan mata yang membulat. Meskipun amarah Seryne akan membeludak, tetapi Keenan senang karena akhirnya Seryne menganggap kehadirannya disana.

"Apa, sih? What's wrong, Honey?" tanya Seryne dengan nada suara yang lembut.

"Kamu sibuk terus. Let's we spending the time, here."

Seryne mencoba mengambil kembali laptopnya dari kuasa Keenan, tetapi lelaki itu memeganginya dengan begitu kuat hingga tidak memberikan celah kepada Seryne untuk merebutnya.

"Oke, sorry. But, kerjaan aku dikit lagi goal, sayang."

"Eum, no, no." Keenan semakin menjauhkan laptop itu dari jangkauan tangan Seryne.

"Please, honey, " rengek Seryne dengan wajah memelas berharap Keenan memberikan laptop itu kepadanya.

Belum berhasil mendapatkan laptopnya kembali, tiba-tiba ponsel Seryne berdering. Ternyata ada telepon dari nomor yang tidak dikenal. Seryne dengan tatapannya yang sinis, kini segera mengangkat panggilan suara tersebut.

Bumi KairoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang