02. SIAPA MEREKA?

22 9 1
                                    

mengapa aku memilih membuatmu amerta dalam aksara?
sebab lara bisa menjadi nirmala karena sebuah prosa


Kata itulah yang pertama kali Nasha lihat saat jemari lentiknya membuka buku tebal yang ada di perpustakaan itu. Nasha sangat kagum dan merinding saat membaca tulisan itu, maknanya sangat dalam dan  jelas tulisan itu diukir dengan telatennya  menggunakan tinta hitam. Lagi dan lagi bau wangi tercium buku ini sudah lusuh dan berayap tapi tetap bau wangi itu menyeruak ke dalam indra penciumannya. Sungguh sekarang  ruangan ini sangat dingin dan mencekam ditambah bau wangi terus melayang" Nasha berlari membiarkan buku itu terjatuh dan dengan tergesa gesa dirinya berlari tanpa mengembalikan buku itu pada tempatnya.

Saat Nasha berlari dengan cepatnya, tanpa sengaja Nasha bertemu dengan Valitha di depan Ruang Guru yang sudah sepi karena memang sudah masuk jam pelajaran.

"jangan gegabah Akshita Narasha" bulu kuduk Nasha meremang Valitha yang biasanya tersenyum riang sekarang menunjukkan muka seramnya auranya dingin dan mencekam. Sepersekian detik Valitha malah tertawa terbahak" tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari Nasha.

Lalu tangan Valitha perlahan menyentuk rambut Nasha dan semakin kuat hingga tertarik rambut Nasha.

"bodoh kenapa kamu hanya membaca bagian depannya" bisik Valitha pelan namun menusuk indra pendengarannya tarikan pada rambut Nasha makin menguat serta bisikan Valitha makin terasa menusuk di telinganya, darimana Valitha tau Nasha membaca buku itu 

"mereka butuh kamu bodoh". Belum sempat Nasha menjawab Valitha pergi dengan memamerkan senyuman yang sekarang terlihat mengerikan bagi Nasha.

Kini Nasha sudah berada di kelasnya dan sesekali terlihat Valitha yang duduk di bangku depan menoleh menatap Nasha dengan senyuman itu. Kata- kata Valitha terus terngiang-ngiang siapa yang membutuhkan Nasha? dan siapa sebenarnya Valitha? dan kenapa Valitha bisa tau Nasha membaca buku itu?

Ya tuhan ini sangat rumit andai Nasha tak gegabah ingin membuka buku tebal itu pasti sekarang ia tak akan gelisah. Tapi bagaimana menghilangkan rasa penasarannya ketika hidupnya yang terancam.

...

Kaki jenjang Nasha menyusuri jalan menuju asrama yang sangat megah dan  bersih. Semua tertata rapi tanpa ada sedikitpun kekurangan dari asrama Baswara ini.
Nasha berada satu kamar beserta Valitha setelah kejadian tadi skang Nasha sangat ingin memanjat gerbang menjulang tinggi itu untuk segera pergi dari sini. Tangannya bergerak membuka knop pintu kamar asramanya, setelah Nasya masuk ternyata Valitha berada tepat di depannya sambil menunjukkan senyumannya.

ya tuhan sumpah kaya setan ni orang, batin Nasha saat Valitha menyambutnya.

"dari mana aja si baru balik, gue nungguin lo daritadi"  ucap Valitha lagi-lagi senyuman itu terlihat  dari bibir Valitha.
"a anu dari ta taman yaa taman" balas Nasha gugup
"aelah santai kali"

bugh Valitha melempar buku tebal yang tadi siang membuat Nasha ketakutan dan sekarang buku itu di depannya

"baca!! jangan bodoh jadi orang" ekspresi Valitha yang awalnya ceria kini menunjukkan aura dingin dan menyeramkan itu.

"gausah bicara omong kosong Valitha!!"

"baca Nasha lo dibutuhin sama mereka plis baca"

"kenapa harus gue, bukan lo?  dan siapa mereka Val?" Nafas Nasha memburu ia tak bisa menuruti omong kosong  Valitha terus menerus.

"gue selalu ada di samping lo, tapi lo yang harus baca bukan gue" Valitha pergi meninggalkan kamarnya disertai suara pintu yang cukup keras itu. Mau tak mah Nasha harus membuka dan membacanya.

...

Bicaralah kebenaran, Praktikkan kebajikan

Nasha membacanya dengan lirih, sesekali matanya melihat ke arah jendela asramanya yang bisa melihat ke arah perpustakaan. Sampai beberapa kali Nasha melakukan hal itu sampai pada akhirnya terlihat perpustakaan mengeluarkan asap yang mengepul, Nasha mengucek matanya memastikan itu benar apa tidak dan yaa itu benar bukan halusinasi.
     
Asap itu mengepul sampai ke udara dan anehnya Nasha malah mencium bau wangi yang menyeruak ke dalam indra penciumannya itu.  Sumpah ini kebakaran tapi  kok wangi ya, perpustakaan itu hangus ta ada yang tersisa, asapnya mengepul ke udara semakin asap itu mengepul semakin pula tercium bau wangi. Keringat dingin membasahi tubuh Nasha, tangannya bergetar.

tap tap tap

bunyi dari arah depan kamarnya semakin membuat Nasha bergetar keringatnya semakin mengucur, tiba tiba knop pintu bergerak muncul seseorang dari balik pintu itu ternyata Valitha kembali dengan menampilkan senyumannya itu.
    
Mata Nasha kembali menatap ke arah perpustakaan dan asap itu hilang yang tadinya api menyala dengan terangnya sekarang sudah hilang tidak ada asap,api, dan bau wangi itu.

"lo kenapa sya" tanya Valitha kepada Nasha yang telah duduk meringkuk pada kasurnya.

"gakpapa" Nasha melengos tidak menatap pada Valitha dia takut menatap senyumannya itu.

"udah gausa lanjut baca besok aja" kata Valitha dengan enaknya kepada Nasha.

"lo!!" telunjuk kiri Nasha mengarah tepat pada mata Valitha.

"bisa bisanya lo habis nyuruh gue dan sekarang lo dengan seenaknya bilang gausah lanjut, maksud lo apa hah!!" lagi- lagi nafas Nasha memburu menghadapi Valitha.

Tak ada jawaban dari Valitha ia malah pergi menuju tempat tidurnya dan merebahkan dirunya membelakangi Nasha.
     
Malam ini Nasha tidak bisa tidur memikirkan kejadian tadi, itu bukan halusinasi tapi kenapa itu seperti nyata, siapa mereka yang membutuhkan bantuan Nasha ya tuhann. Nasha menatap buku itu dengan perasaan was-was sedangkan di tempat tidur,  Valitha sudah terlelap dalam tidurnya. Mata Nasha kembali menatap ke arah perpustakaan itu sekarang tidak ada apapun yang ada disana.

...


diketik 826 kata
31.10.23

AMERTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang