hai hai hai haloo apa kabar ?
setelah sekian lama hiatus akhirnya cerita "AMERTA" ada chapter baruuu
author berharap kalian masi baca cerita ini ya😔
tapi jangan lupa follow,like,comment yaa
...
salam cinta dari Mahar yang ganteng😘
...
Lebih baik memerintah di neraka, daripada menjadi pelayan di surga
~John Milton~
...Damai dan sunyi itulah yang bisa menggambarkan keadaan sekolah saat ini dimana hanya ada beberapa anak manusia saja yang berani pergi ke gedung sekolah. Alih alih beristirahat seorang remaja kini pergi menuju ruang tempat sang penguasa Baswara High School. Netranya membara mengisyaratkan kebencian kepada sang penguasa tersebut.
tok tok tok
"masuk" suara sang penguasa begitu merdu terdengar dari luar ruangan. Bunyi decitan pintu disertai gesekan sepatu dan lantai masuk ke dalam indra sang pemilik ruangan.
Ruangan yang sangat megah dimana ada meja dan kursi yang terbuat dari kayu jati ditambah aksen ukiran indah menambah kesan indahnya benda tersebut. Jangan lupakan nama yang terletak tepat di atas meja itu dengan ukiran 'Prof. Gennaios Alxendra' .
"sudah datang kamu rupanya nak" kursi sang penguasa berputar menghadap penuh ke arah Damar.
"apa maksud anda Pak Gennaios Alxendra?"
"apa menyuruhmu kemari atau yang lain nak?" senyuman tenang namun mengerikan tercetak jelas di wajah sang penguasa Baswara Hish School tersebut.
"kenapa kau biarkan Mahar meringkuk kesakitan sedangkan aku tidak boleh menyentuhnya?"
"oh ayolah jangan terburu buru"
"kau membiarkan manusia sialan itu menyentuhnya Pak!"
"lalu kenapa, aku hanya ingin kau tidak menyentuhnya bukan orang lain?"
Penguasa itu mulai berdiri menghampiri sang remaja dan berdiri tepat di sebelah remaja itu.
"buat dia tunduk kepadaku dan akan ku buat kau melenyapkannya secara perlahan" bisiknya ke arah remaja itu
"aku tidak se sabar itu Pak Gennaios"
"terserah, kau lakukan aku untung tidak kau lakukan aku juga untung"
"psikopat sialan" umpat remaja itu lalu pergi meninggalkan ruangan itu dengan amarah yang membara.
Gagang pintu telah remaja itu buka dengan perlahan dan decitan pintu pun terdengar, remaja itu keluar meninggalkan sang penguasa yang melihatnya dengan tatapan meremehkan. Tanpa sengaja dia melihat sosok perempuan yang berlari ke arah Gedung Eunoia, dengan melihat punggungnya ia sudah bisa menebak siapa perempuan itu.
"argghhhhhh sialann"
"kalau telinga lo denger gue bakal bikin mulut lo yang bungkam ga bisa ngomong kejadian ini sialan" umpat remaja itu.
...
"VALIHTA ASTAGA!" Nasya berteriak begitu kencangnya saat mengetahui wajah Valitha yang penuh darah.
"astaga val lo kenapaaa"
"to to tolong nna ns ya"
"ss sak kii tt"ucap Valitha terbata bata ke arah Nasya.Bagaimana Nasya tidak berteriak saat melihat wajah Valitha yang tertutupi oleh darah serta di bagian kiri mulutnya seperti dirobek paksa hingga mengeluarkan banyak darah.
Tiga anak gedung Atom saat ini yang berjalan menuju asrama Nasya terlonjak kaget saat mendengar teriakan Nasya. Mereka pun segera lari ke arah kamar Nasya dan Valitha.
brak
"astaga Nas lo kenapa?!" tanya Damar seraya mendekati Nasya yang menjadikan pahanya bantalan kepala Valitha."gue gak tau pas gue tinggal balik balik Valitha udah gini plis tolongin dia!"
"udah ayok bawa ke Rumah Sakit Baswara"
Akhirnya ke empat anak manusia itu bersusah payah membwa Valitha ke rumah sakit untuk mengobati lukanya yang entah dari mana asalnya.
Sesampainya di Rumah Sakit Baswara kini mereka duduk di depan ruang rawat inap Valitha. Sementara di balik tembok dekat ruangan Valitha ada sepasang mata yang menatap mereka dengan angkuhnya.
"Nas lo ga hubungin siapa gitu di kelas lo izin nemenin Valitha?" tanya Gauri yang duduk tepat di sebelah Nasya.
"oh iya gue telfon Caka deh buat izinin gue sama Valitha"Nasya langsung menelfon Caka dengan berdiri agak jauh dari mereka.
"menurut kalian siapa yang giniin Valitha?" tanya Damar ke arah Gauri dan Mahar.
"gatau gue bingung secara kan Valitha anak baik ko bisa dia digituin" ucap Gauri.
"sumpah ya Caka nyebelin ,bisa bisanya dia gamau ngijinin gue" Nasya kembali menggerutu sampai dia duduk kembali di kursinya.
"sudah kalian pergi ke kelas kalian, saya yang akan menemani Valitha disini" ucap seorang ber jaz hitam disertai senyuman manis di bibirnya.
"pp pak Gennaios" ucap Nasya terbata bata ketika melihat kepsek tua itu.
"kembali ke kelas kalian dan belajarlah""baik pak kami permisi" ucap Damar tidak ingin membantah sang Penguasa Baswara High School.
Senyuman seorang Gennaios Alxendra kini terukir indah ke arah Mahar yang menatapnya juga dengan senyuman tipis.
Akhirnya mereka ber empat pergi dari Rumah Sakit dan meninggalkan Valitha untuk kembali ke kelas mereka.
...
"
sudah bangun rupanya kau nak" ucap seorang Gennaios Alxendra.
Netra Valitha menatap kepsek itu dengn tatapan datar.
"apakah kamu tau siapa yang melakukan ini Valitha?"
"yy yaa" ucap Valitha terbata bata.
"bagus pintar sekali muridku, sekarang hanya mulutmu yang terobek jika kauberani membuka rahasia itu akan kupastikan dirimu mati muridku tersahang" ucap kepsek tua itu disertai smirk yang tercetak jelas di bibirnya.
"akan ku buat rahasia mu hancur pak" ucap Valitha disertai tangan yang menopang perban yang ada di dekat mulutnya.
"berani beraninya kau buat diriku marah Valitha" kepsek itu mendekati Valitha melihat penuh amarah ke arah Valitha dan dia mendekat lalu menancapkan bulpoin yang ada di tangannya ke arah jari jempol kanan milik Valitha.
"arghhhh kepsek tua sialan!!" air bening lolos jatuh di pipi seorang Valitha dirinya sesenggukan menahan rasa sakit pada tubuhnya.
"apakah kau ingin membuatku marah lagi" tanya kepsek tua itu seraya melihat hasil perbuatannya ketika jari jempol tangan Valitha mengeluarkan darah.
"apakah kau tertarik menjadi babuku Valitha?"
"tidak ak kan sudi le bih bb baik memerintah di ne rak ka dari pad da menjadi pelayan di s surga" Valitha mentap penuh benci raganya sakit batinnya tertekan oleh kepsek tua itu.
Penguasa Baswara itu terbungkam mendengar perkataan Valitha. Dia membuang bolpoin itu ke arah sampah dekat brankar Valitha dan dia keluar dengan mata yang penuh amarah.
...
diketik 944 kata
30.07.24
jangan lupa vote di bawah ya
author sangat berterimakasih pada kalian yang sudah vote dan tandain typo ya
salam cinta dari Mahar yang ganteng😘
KAMU SEDANG MEMBACA
AMERTA
Teen FictionKata-kata sakral yang diterapkan di gedung menjulang tinggi dengan lambang emas berbentuk huruf E ini sangat tak masuk akal, tak sejalan, dan jauh nyatanya dengan apa yang dilihat Akshita Narasha, salah satu siswi cantik di "Baswara High School". Ia...