PART 1

1.6K 104 2
                                    

      Seorang gadis duduk dipinggir tepi danau dengan ditemani sejumlah tumpukan buku tebal disamping bangkunya duduk. Hanya suara ketikan laptop dan hembusan angin yang menambah suasana disekitar tempat itu, sepi.
       Freen menghembuskan napasnya perlahan, menghentikan aktivitas jari jarinya pada keyboard laptop dan mendongakkan kepala menatap langit sejenak.lelah.

       DERTTTT! DERRRRRT!
      Suara notif pesan dari ponsel Freen diatas tumpukan buku tebal itu. Ia melirik siapa pengirim pesan tersebut. Kemudian melempar pandang kearah air danau yang bergoyang goyang karna angin, sejuk.

  "Freen kemarilah! air ini sangat segar"ucap seorang gadis blesteran sambil membasuh mukanya dan melempar senyuman ceria pada Freen. Tiba tiba saja bayangan itu hilang. Lagi dan lagi Ia masih memikirkan gadis itu, membuatnya sedikit sesak.
  "Kau disini Freen.."ucap Torfan, gadis yang menjadi pengirim pesan diponsel Freen 5menit lalu. Terlihat Freen hanya berdeham kecil dan merapikan posisi duduknya tegak.
  "Hmmm..sejuk sekali"seru Torfan yang masih berdiri sambil merentangkan tangannya merasakan keindahan danau didepannya. Gadis itu seperti terbiasa dengan respon kecil dari Freen.

      Freen mulai menutup laptopnya dan menarik tumpukan buku itu agar Torfan bisa duduk.
  "Duduklah fan"sambut Freen membuat Torfan segera menoleh kearahnya kemudian menuruti ucapan Freen.
  "Menjadi asisten dosen apa akan membuatmu mati, Freen"goda Torfan sambil melirikkan kedua bola matanya kearah tumpukan buku tebal itu.
"Aku hanya mencari jawaban dari buku buku itu"ketus Freen tanpa menoleh sedikitpun kearah Torfan. Tatapannya lebih fokus melihat kedanau.
  "Baiklah, lain kali jangan meminta bantuanku untuk membawa buku buku tebalmu apalagi ini lebih dari 4buah"ancam Torfan dengan suara bercanda. Freen hanya  tersenyum singkat.
  "Hari ini aku mendapat gajian pertama dari hasil kerja paruh waktuku dari cafe Freen, ayo kita makan enak"ajak Torfan dengan melebarkan senyum manisnya.
  "Tabung saja fan atau kau bisa memberikannya kepada orang tuamu"tolak  Freen yang menoleh kearah Torfan, serius.
  "Orang tuaku tidak akan butuh uangku Freen, kau tau mereka egois"Kata Torfan seolah membuat Freen sadar bahwa Ia lupa tentang apa yang dialami oleh Torfan sebelumnya.
      Freen meraih tangan Torfan dan tersenyum "Okay aku mengerti.. ayo besok kita bersenang senang. Kebetulan..aku dapat tips dari dosen"ajak Freen kemudian. Torfan yang merasakan sentuhan tangan dari Freen, Ia semakin tersenyum lebar.

        Rebecca mengubrak abrik isi dassbord didalam mobilnya, namun sesuatu yang dicari tidak berhasil ditemukan olehnya, nihil. Ia hanya bisa mendesah kesal.
       Seorang gadis dengan wajah juga blesteran masuk kedalam mobil Becca dan gadis itu hanya meliriknya tidak peduli. Dasha mengerutkan dahinya menatap heran pada Becca.
  "Apa yang hilang Bec?"tanya Dasha bingung
  "Ikat tali kesayanganku tidak ada, padahal aku tidak pernah lupa meninggalkannya dimobil."jawab Becca yang masih fokus mencari keseluruhan tempat didalam mobilnya.
        Dasha yang beberapa kali menyaksikan drama dari Becca karna ikat tali itu kini hanya meresponnya santai.
  "Kau pasti lupa Bec, tenanglah"ucap Dasha yang berusaha menenangkan Becca.
        Dasha menggeser spion tengah mobil temannya dan.. benar saja Ia kaget saat sebuah benda kecil sedang menggantung disana.
  "Ikat talimu kau gantung disini Bec"tunjuk Dasha pada ikat tali itu pada Becca. Gadis itu meringis malu dan mencubit gemas pipi Dasha.
  "Terima kasih Dasha"ucap Becca dengan suara lembut.
  "sudah hampir jam 9 Bec waktu kita tidak banyak sampai ke kampus, cepatlah" seru Dasha yang membuat Becca bergegas menghidupkan mesin mobilnya dan menancap gas meninggalkan halaman rumah.

       Freen menepati ajakannya pada Torfan. Kedua gadis itu meletakkan beberapa keperluan belanja untuk satu bulan selama dikost mereka. Freen dan Torfan duduk dimeja kafe yang dekat jendela.

  "Kau ingin pesan apa Freen?"tanya Torfan sambil melihat daftar menu
  "Jasmine tea dan steak saja"jawab Freen yang asyik mengarahkan pandangannya pada luar jendela. Terlihat banyak pejalan kaki yang melewati cafe.
  "Kami pesan masing masing jasmine tea dan steak"ucap Torfan pada pelayan cafe. Gadis itu menatap lekat wajah Freen yang terlihat lebih manis hari ini.
  "Kenapa kau pesan yang sama denganku?"Freen menoleh kearah Torfan dan membuat Torfan sontak terkejut kaget.
  "Tidak apa, aku hanya ingin mencoba jasmine tea favoritmu"Jelas Torfan tersenyum

STAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang