6. 이 소음을 참을 수 없다

62 15 3
                                    

이 소음을 참을 수 없다
[Kebisingan ini tidak bisa ku tahan]

Sinar flash berkali-kali mengenai Jeonghan yang tengah duduk di sebuah sofa yang menjadi produk utama pemotretan kali ini. Sinar yang cukup menyakitkan mata pada awalnya, namun kini Jeonghan sudah cukup terbiasa hingga ia dengan luwes melakukan berbagai macam pose yang sesuai tanpa ada kesulitan sedikit pun. Pose yang dipilih Jeonghan juga tidak sulit, sebagaimana ini pemotretannya sebagai model pelengkap untuk iklan sofa--bukan baju yang membutuhkan banyak eksplorasi gaya.

"Ya, lagi Jeonghan! Lebih sensual bisa?" Tanya sang fotografer dengan suara yang lantang, mengejutkan Jeonghan karena permintaannya yang tidak sesuai dengan tema pemotretan kali ini hingga pria itu terdiam selama beberapa detik.

"Sensual, Jeonghan! Kau punya itu!" Seru sang fotografer tampak tidak peduli dengan keterjutan Jeonghan yang menatapnya dengan dua mata membulat ke arah lensa kamera.

Sang Fotografer pun menurunkan kamera dari mata, ia menghela napas panjang, terlihat tidak puas dengan sikap Jeonghan yang membuat mood-nya hilang untuk memotret.

"Kenapa? Memangnya kau tidak pernah 'melakukannya' di atas sofa?" Sahut Sang fotografer dengan keki.

"Temanya sangat melenceng, Kak. Ini tidak ada dalam pembicaraan kontrak." Kata Jeonghan mencoba tegar, berharap suaranya tidak bergetar saat mengatakannya.

"Tapi, kenapa tidak kita mencobanya? Lagipula kita bisa memberikan banyak pilihan untuk klien. Kau juga bisa menambah portofolio."

"Pasarnya untuk keluarga, Kak. Bukan untuk pasangan yang baru menikah." Balas Jeonghan mencoba berkilah meski pikirannya sudah tidak tenang dengan sikap Sang Fotograger yang masih kelihatan kesal padanya.

"Harusnya bukan kau yang mereka pilih. Kenapa bukan keluarga artis saja, sih?" Tanya Sang Fotografer retoris, sengaja menyindir Jeonghan yang segera mengatupkan bibir, terkejut atas omongan pria berkumis tebal itu.

"Istirahat 10 menit, aku mau merokok." Kata Sang Fotografer kemudian, meninggalkan studio yang ramai oleh bisikan para staff yang tidak bisa didengar oleh Jeonghan dengan jelas.

Pikiran Jeonghan sudah sibuk dengan kekesalannya pada Sang Fotografer yang bahkan ia lupa namanya siapa. Pria itu baru dikenalnya beberapa hari lalu saat meeting dengan staff perusahaan sofa yang ia duduki sekarang, yang ternyata menyebalkan karena permintaannya melenceng dari tema pemotretan kali ini.

Tidak habis pikir. Jeonghan jadi ikutan tidak mood sampai ia hanya bisa bersandar di atas sofa dengan pikiran berkecamuk dan keinginan untuk pulang secepatnya.

"Kenapa kau tidak ikut kata fotografer itu, Kak?" Tanya seorang pria yang badannya cukup bulky, sedikit berbisik pada Jeonghan sambil menyodorkan sebotol air mineral yang sudah terbuka kepadanya.

"Kau mau ku pukul, Seokmin?" Tanya Jeonghan gemas pada pria bernama Seokmin itu. Tentu saja hanya bercanda, karena Seokmin langsung menyunggingkan senyum lebar setelah mendengar ancaman tersebut.

"Fotoku tidak akan ia beri untuk klien." Kata Jeonghan setelah menegak air dari botol yang Seokmin beri untuknya. "Ia hanya akan menggunakannya untuk kepentingan pribadi."

"Hah? Untuk apa?"

"Aku tak tahu. Bisa disebar di internet, bisa ia jual atau hal lainnya."

Pretty BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang