희망은 좋은 것일까요?
[Apakah Berharap adalah hal yang baik?]Suasana kantin khusus mahasiswa Hongik cukup ramai siang itu saat Dohee bersama seorang perempuan dengan tinggi semampai sedang mencari kursi kosong dengan nampan berisi makan siang mereka. Keduanya mencelingukkan kepala ke kiri dan ke kanan sambil berjalan dengan langkah kecil, sedikit berhati-hati karena ramainya kantin dengan orang yang berlalu-lalang. Dohee yang mengenakan sepatu kets lebih mudah bergerak, ia mencari kursi kosong dengan cekatan sampai menemukan seorang pria tengah makan sendirian di sebuah meja.
"Yewon!" Dohee memanggil perempuan yang bersamanya tadi dengan lantang dan penuh semangat. "Sini cepat!"
Suaranya sangat besar sampai pria yang tengah menikmati makan siangnya itu mendongak, menatap Dohee tanpa ekspresi seperti tidak kaget melihat kehadiran perempuan itu--yang sudah beringsut duduk di hadapannya bersama Yewon, model perempuan yang juga turut ikut dalam acara fotografi mahasiswa Hongik hari ini.
"Hai, Jeonghan." Sapa Dohee riang yang dibalas anggukan kepala Jeonghan yang masih anteng menikmati makan siangnya.
"Ah... Dia yang kau ceritakan padaku, Kak?" Yewon bertanya dengan sinis sambil menatap Jeonghan dengan saksama, menilai penampilan pria itu dari segala sisi sampai hampir melupakan makan siangnya.
"Hai. Aku Kim Yewon. Salam kenal." Sapa Yewon pada akhirnya dan Jeonghan lagi-lagi hanya menganggukkan kepala, tampak tidak begitu peduli hingga Yewon mendesis kesal sambil menarik tangannya yang sempat terjulur mengajak pria itu bersalaman.
"Menyebalkan." Yewon mendesis kepada Dohee yang ingin tertawa melihat sikap Jeonghan yang masih dingin, seperti yang sudah ia kira.
Namun, Dohee tidak menyangka jika sikap Jeonghan akan berlaku pada Yewon pula. Entah karena kehadirannya atau Jeonghan pada dasarnya memang seperti itu kepada orang asing. Tetapi, jika diingat bagaimana sikap Jeonghan kepada mahasiswa Hongik dalam kelompoknya, Dohee yakin kehadirannyalah yang menjadi penyebabnya.
"Kau akan ke mana setelah ini, Jeonghan?" Tanya Dohee tidak memperdulikan Yewon yang masih sewot kepada Jeonghan.
Jeonghan tidak menjawab, tetapi kedua matanya menyoroti Dohee tanpa ekspresi hingga dada perempuan itu berdebar. Dohee tidak menyangka jika Jeonghan akan menatapnya, itu lebih baik dibandingkan diacuhkan oleh pria itu. Dohee pun tersenyum lebar, kedua matanya sudah berbinar sejak melihat Jeonghan makan sendirian di salah satu sisi kantin.
"Hasil foto kelompokmu bagus-bagus. Aku yakin, itu karena kau yang membantu mereka mengatur pose, kan?"
Dohee pantang menyerah dan Jeonghan pun menghela napas panjang karenanya. Setelah menelan makan siangnya, ia berdehem, mengakui tebakan Dohee yang memang sangat benar.
"Kau dengar itu, Yewon? Di sini kau tidak hanya diam sebagai model. Kau juga harus berani bersuara, mengajari mereka dari sisi model itu sendiri." Dohee berkata kepada Yewon, diperhatikan oleh Jeonghan yang tidak mengira sikapnya bisa menjadi contoh bagi orang lain.
Yewon manggut-manggut. Meski tidak menyukai Jeonghan yang sudah mengacuhkannya, ia tetap mendengar apa yang dikatakan Dohee. Kedua matanya memandang nampan makan siangnya dengan kosong karena pikiran yang sedang mengawang entah ke mana.
"Umm... memangnya boleh, Kak?"
"Boleh, dong." Sahut Dohee sambil menepuk lengannya pelan. "Kau itu lebih paham fotografi daripada mahasiswa-mahasiswa di sini. Lagipula yang dipotret kan, dirimu. Kau bisa menyeruakan keresahanmu kepada mereka sebagai bahan pembelajaran."
![](https://img.wattpad.com/cover/354729460-288-k18651.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Boy
FanfictionBae Dohee menyukai wanita cantik dan membenci model pria. Kehidupan asmaranya pun tidak pernah berjalan mulus hingga ia bertemu dengan pria impiannya, seorang pria cantik bernama Yoon Jeonghan.